(24) PMS

4.4K 201 11
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

Saat ini kelas 12 IPA 3 mendadak ricuh karena guru yang mengajar di kelas mereka sedang berhalangan. Banyak para siswa yang memanfaatkannya untuk mabar game online, tidur, nobar drakor, membuat konser, dan ada juga yang membuka salon dadakan. Lain halnya dengan Zahra. Gadis itu sedang uring uringan sembari memegangi perutnya yang terasa sakit. Ia memejamkan matanya untuk mengurangi rasa sakitnya.

Saat Zahra mulai memejamkan matanya, namun ia harus mengurungkan niatnya karena kedatangan ketiga sahabatnya.

"Ra! Kita ke kantin yuk!" ajak Ica.

Zahra melipatkan kedua tangannya dan menelungkupkan kepalanya. "Gak ah, kalian bertiga aja sana."

Putri mencebikkan bibirnya. "Ah gak asik kalo gak ada Zahra."

"Gue lagi mager."

Bila memutarkan kedua bola matanya. "Mager mulu kerjaan lo," sahut Bila.

"Ih ayok ra," Ica menarik tangan Zahra.

"Ck! Yaudah ayok!" ujar Zahra yang sedikit kesal.

Dengan gontai Zahra pergi ke kantin untuk menemani ketiga sahabat laknatnya itu.

******

Di kantin.

"Lo mau makan apaan?" tanya Bila.

"Putri mau nasi goreng sama es jeruk," jawab Putri.

"Gue samain aja," ujar Ica.

"Kalo lo ra?"

"Gue teh anget aja," jawab Zahra.

"Dih tumben," cibir Ica.

Lalu Bila memesankan makanan mereka.

Tak perlu waktu lama, Bila datang dengan membawa pesanan mereka.

"Lo yakin ra cuma minum teh anget aja?" tanya Bila.

Zahra mengangguk.

"Lo gakpapa kan ra? Gue liat dari tadi lo megangi perut lo terus," ujar Ica yang sedari tadi memperhatikan Zahra yang terus memegangi perutnya.

"Hooh. Muka Zahra juga pucet," timpal Putri.

Zahra menggeleng lemah. "Gue gakpapa, cuma perut gue dari tadi sakit banget."

"Gue anter ke UKS ya," ujar Ica.

"Gak usah," tolak Zahra.

Bila memutar bola matanya malas. Memang sahabatnya yang satu ini sangat keras kepala. "Gak usah batu deh ra, udah lo ke UKS gih."

Zahra menghela napasnya dan mengangguk setuju.

Saat Zahra hendak bangkit dari duduknya, namun ketiga sahabatnya malah berteriak.

"Zahra lo tembus!"

Sontak Zahra langsung mengecek bagian belakang roknya. Dan ternyata benar ada bercak darah di bagian belakang rok Zahra. Ia pun menepuk jidatnya lupa kalau ini sudah jadwalnya ia datang bulan. Dan ia lupa membawa pembalut.

"Duh gimana ini?! Mana gue gak bawa pembalut lagi!" panik Zahra.

"Lo kok bisa lupa sih kapan jadwalnya lo dateng bulan?" ujar Ica yang ikutan panik.

"Terus gimana dong caranya gue balik ke kelas?" ujar Zahra memelas.

"Gini aja, lo---"

"Hai sayang!"

Together With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang