(47) Menitipkan

2.6K 157 10
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

"Mau lari kemana lagi kamu hm?" bisik Alfin.

"Kok kamu bisa nangkep aku sih?" ujar Zahra cemberut.

Alfin meletakkan dagunya di bahu Zahra. "Karena sejauh apa pun kamu pergi, aku pasti bisa ngejer kamu."

"Tapi kalo suatu saat nanti aku bakalan pergi jauh gimana?" tanya Zahra.

"Ya aku susul."

"Kalo aku perginya lama dan nggak bisa disusul oleh siapa pun?"

Alfin tersenyum. "Aku percaya kalo kamu bakalan kembali lagi demi aku."

"I promise," ucap Zahra.

Alfin tersenyum kecut kala mengingat percakapan mereka di Pantai waktu itu. Setelah mencerna ucapan gadisnya itu, Alfin baru menyadari jika Zahra sepertinya sudah memiliki firasat buruk sebelumnya. Dan apa yang diucapkan Zahra itu benar benar tejadi.

"Apa ini maksud kamu yang bakal pergi jauh dan nggak bisa disusul oleh siapa pun termasuk aku?" lirih Alfin. Tangannya masih setiap menggenggam tangan Zahra.

Setelah operasi tadi, Zahra langsung dipindahkan ke ruang ICU untuk sementara waktu sampai pihak rumah sakit mendapatkan donor jantung untuk Zahra. Bahkan yang lain pun ikut membantu mencari pendonor.

"Maafin aku, sayang. Seharusnya aku bisa lindungin kamu."

"Aku mohon sama kamu, jangan pergi ya. Kan kamu udah janji sama aku. Kamu bakal kembali lagi demi aku, iya kan, ra?"

"Kasih aku waktu sebentar ya, ra. Kamu pasti kuat kok. Zahranya Alfin kan cewek yang kuat. Aku percaya kamu bisa sembuh, sayang."

"Kamu bertahan ya, aku janji bakal nemuin pendonor jantung buat kamu secepatnya. Kamu bisa pegang janji aku ini."

Kata demi kata dilontarkan Alfin kepada gadisnya itu. Walaupun Zahra tak meresponnya, tapi Alfin yakin jika Zahra dapat merasakan apa yang ia rasakan. Terlihat dari mata Zahra yang mengeluarkan air mata.

Dari arah luar terdengar suara isakan Dina yang baru saja datang. Setelah mendapat kabar bahwa Zahra sedang koma, langsung saja Dirgantara beserta istrinya itu menyusul ke Paris.

"GIBRAN, INI KENAPA BISA KAYAK GINI?!!"

Gibran yang sedari tadi duduk diam melamun terlonjak kaget kala mendengar tangisan Dina. Cowok itu menghampiri mommynya dan langsung memeluknya. "Mommy tenang dulu."

"GIMANA MOMMY BISA TENANG, GIBRAN! ADEK KAMU KOMA DI DALAM SANA!! HIKSS ... HIKSS ...."

"Jelasin semuanya." Dirgantara menatap putra sulungnya itu dingin.

Gibran mencoba menjelaskan semuanya. Mulai dari Zahra diculik sampai Zahra koma seperti ini.

Dirgantara memijit pangkal hidungnya. "Kenapa kamu lalai menjaga adik kamu, gibran?! Daddy nyuruh kamu tinggal bareng Zahra buat jagain adik adik kamu!"

"Maafin aku, dad." saat ini Gibran hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Gimana keadaan adik kamu?" tanya Dirgantara.

"Jantung Zahra rusak akibat terkena tembakan itu. Dokter bilang Zahra membutuhkan donor jantung," jelas Gibran.

Dina menggeleng kuat sambil menutup mulutnya tak percaya. Kakinya terduduk lemas di lantai. Hampir saja ia kehilangan keseimbangan tubuhnya. Untung saja Gibran dengan sigap menahan tubuh Dina dan membawanya duduk di kursi.

Together With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang