(3) Jakarta

10.1K 483 2
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

Setelah beberapa menit di perjalanan, pesawat mereka pun tiba di Bandara Soekarno Hatta. Mereka turun dari pesawat mereka dan menggeret koper mereka masing masing.

"WELCOME TO JAKARTA!!" teriak  Zahra yang mengundang perhatian orang orang di sekitar mereka.

"Masyaallah! Buset dah suara lo itu bisa dikondisikan nggak sih!" geram Ica yang menutup rapat rapat telinganya.

"Tau tuh! Putri aja tadi sampe kaget dengernya," sambung Putri.

"Mon maap, bukan temen gue," ujar Bila yang menjauhkan diri dari Zahra.

"Hehehe ... mangap guys, eh maksudnya maaf guys, gue terlalu bersemangat," ujar Zahra sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ya udah yuk kita tunggu mobil jemputan kita," ujar Bila yang diangguki Zahra, Ica, dan Putri.

Zahra dan para sahabat nya sedang menunggu mobil jemputan mereka sambil berfoto ria di sekitar bandara. Sekitar 15 menit, mobil yang di suruh daddy Zahra untuk menjemput mereka pun sudah sampai. Mereka langsung melanjutkan perjalanan mereka menuju mansion yang diberi oleh daddy Zahra.

******

Mobil mereka berhenti di depan sebuah mansion megah dan mewah yang bercat putih-emas dengan halaman yang sangat luas dan tanaman tanaman hijau yang sejuk dan nyaman untuk dipandang. Ditambah dengan kolam renang di belakang mansion yang sangat nyaman untuk berendam berlama lama di sana.

"Wooww gila gila gila ra, lo serius kita tinggal di mansion semewah ini cuma berempat?" tanya Ica tidak percaya.

Zahra menganggukan kepalanya. "Hmm menurut fotonya sih emang bener mansionnya yang ini." Zahra menunjukkan foto yang ada ditangan nya.

"Terus kita nggak ada pembantu gitu? Nanti yang bersihin mansion sebesar ini siapa?" tanya Putri.

"Ya udahlah nanti kita tinggal bagi tugas aja, so? simple kan?" ujar Bila santai.

"Ya udah, yuk masuk," ajak Zahra yang langsung masuk ke dalam mansion diikuti oleh Bila, Ica, dan Putri

Mereka langsung masuk ke dalam mansion yang diberikan daddy Zahra, dan wow! benar benar besar dan mewah sekali. Mansion ini didesain dengan minimalis sehingga terlihat megah seperti istana.

"Sekarang gue akan bagiin kamarnya. Pintu yang abu abu itu kamar gue, pintu coklat itu kamar Bila, pintu putih itu kamar Ica, dan pintu merah itu kamar Putri," jelas Zahra yang di balas anggukan dari para sahabat nya.

"Sekarang mending kita istirahat dulu, terus kita bagi bagi tugas buat bersihin dan beresin nih mansion," ujar Bila yang dibalas acungan jempol Zahra dan yang lainnya.

Mereka langsung pergi menuju kamar mereka masing masing untuk mandi, beristirahat, merapikan pakaian mereka dan lain sebagainya.

******

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Zahra dan juga sahabatnya. Bagaimana tidak, mereka membersihkan dan membereskan mansion sebesar ini cuma berempat. Ingat guys cuma BEREMPAT!

Setelah selesai dengan tugas mereka, mereka melanjutkan aktivitas mereka bersantai di ruang TV.

Putri dan Ica sedang asyik menonton TV acara kesayangannya. Bila asyik mendengarkan lagu menggunakan earphone nya sambil menyenderkan kepalanya di sofa dan memejamkan matanya. Sedangkan Zahra? Ia memilih membuat cemilan di dapur.

"Guys, nih gue buatin cemilan untuk kalian," ujar Zahra yang datang dari dapur. Ia meletakkan cemilan yang dibuatnya ke atas.

Ica menghentikan aktivitas menontonnya dan langsung menyambar cemilan yang dibuat Zahra. "Wihh, gaskeun guys!!" seru Ica.

Bughh

Bila melemparkan bantal sofa tepat mengenai wajah Ica. "Tangan lo bersih nggak? Maen comot aja."

Ica menyengir. "Hehehe ... tangan gue bersih kok."

Zahra dan Putri hanya menggeleng gelengkan kepalanya sambil terkekeh melihat tingkah absurd sahabat nya itu.

"Oh ya, kita di sini mau sekolah dimana?" tanya Putri polos.

"Kan daddy udah bilang, kita sekolahnya di sekolah milik dia," jawab Zahra geram.

"Oh iya ya, sorry Putri lupa," ujar Putri sambil cengengesan.

Zahra memutar bola mata nya malas. Ia harus menyiapkan kekuatan ekstra lahir dan batin untuk menghadapi sahabat laknatnya ini yang mempunyai sifat pelupa.

"Yaudah ini udah malem, yuk kita tidur. Besok kan hari pertama kita sekolah," ajak Zahra.

"Udah bolos ajalah ra," ujar Ica dengan wajah tak berdosanya.

Bila melebarkan matanya seraya berkacak pinggang. "Gak ada bolos bolosan di hari pertama!"

Ica mencibir. "Iya iya, galak bener lo."

Putri mengangguk setuju. "Bener tuh apa yang dibilang Bila, sebaiknya hari pertama kita jangan bolos dulu. Nah, kalo udah hari kedua, ketiga, dan seterusnya sih boleh boleh aja."

Ica memutarkan kedua bola matanya jengah. "Semerdeka lo aja put. Udah ayok katanya mau tidur."

Lalu mereka pergi meninggalkan ruang TV menuju kamar mereka masing masing untuk beristirahat. Lalu mereka langsung terlelap menuju alam mimpinya.

.
.
.
TBC🦋

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!



Together With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang