Happy Reading🦋
.
.
.Tengg ... tenggg ... tenggg
"Woyy bangun lo pada!"
Teriakan Zahra memenuhi ruangan itu. Dengan membawa panci dan centong untuk membangunkan teman temannya. Dan usahanya pun tak sia sia.
Semua orang menatap garang ke arah Zahra namun hanya di balas cengiran khas Zahra. Bagaimana tidak? Zahra membangunkan mereka dengan sangat tidak estetik. Apalagi Zahra membangunkan mereka di jam setengah 6 pagi.
"Astaga ra, masih pagi gini udah teriak teriak aja kayak mak gue!" kesal Rivan yang masih mengumpulkan nyawanya.
Ica menggaruk kepalanya kesal. "Lo ngapain sih pagi pagi gini bangunin kita? Terus tuh lo mau kemana udah rapi gitu?" Ica menatap heran sahabatnya itu yang sudah rapi dengan pakaian olahraganya. Karena setahu ia Zahra tak pernah bangun sepagi ini. Boro boro bangun pagi, dateng ke sekolah aja telat terus.
"Pokoknya kalian harus bangun karena pagi ini kita mau joging yeyy!" girang Zahra.
"Zahra, Putri masih ngantuk," rengek Putri lalu hendak tidur kembali namun di tahan oleh Zahra.
Zahra menggeleng kuat. "Gak! Pokoknya kalian harus bangun terus mandi! Alfin aja udah bangun. Tuh orangnya lagi mandi."
Bila memutarkan kedua bola matanya. "Kenapa gak lo berdua aja sih?"
"Yaudah sih sekali sekali kita joging bareng," lerai Rakha. Bagas pun mengangguk setuju.
"IHH GAK MAU GAK SUKA GELAYYY!" pekik Ica dan Rivan bersamaan.
Semua orang menganga tak percaya. Ini beneran Rivan kah? Oh sepertinya mereka lupa dengan pasangan crazy goals satu ini.
"Ada apa sih? Kok pada ribut?" Alfin yang baru saja selesai mandi dan sama halnya dengan Zahra yang sudah rapi dengan pakaian olahraganya.
"Fin cewek lo kalo udah sembuh bar barnya kumat yah," adu Rivan.
Zahra melotot tak terima dan berkacak pinggang. "Heh! Sembarangan lo!"
Alfin menggeleng gelengkan kepalanya dan terkekeh. "Udahlah, buruan kalian siap siap abis itu kita joging. Dari pada singanya bangun." Alfin memilih meleraikan keributan di sana. Namun Zahra melotot saat mendengar perkataan terakhir Alfin.
"Tuh, kurang baik apa kan gue ngajakin kalian sehat bareng?" sombong Zahra.
Mereka menatap jengah Zahra dan mengangguk pasrah. Lalu mereka mulai bersiap siap.
******
Hosh ... hoshh ... huh!
"Alfin tunggu aku dong! Gak tau apa pacarnya ini masih sakit main tinggal aja!" gerutu Zahra dengan napas ngos ngosan.
Alfin menghampiri Zahra dan menyeka keringat yang ada di pelipis gadisnya itu. Lalu ia tertawa kecil. "Gitu aja udah capek. Yang lain udah pada jauh tuh."
Zahra masih menetralkan napasnya. "Udah biarin ajalah mereka. Kita istirahat di sini aja dulu."
"Mau minum?" tawar Alfin.
"Aku gak mau minum, tapi aku mau itu!" mata Zahra berbinar saat melihat gerobak penjual rujak buah.
Alfin menoleh ke arah yang ditunjuk Zahra lalu mendatarkan raut wajahnya. "Masih pagi ra,"
Zahra memanyunkan wajahnya. "Tapi aku pengen lho," cicit Zahra.
Nampaknya Alfin mulai frustasi. Di satu sisi ia tak mau melihat kekasihnya sedih, tapi di sisi lain ia tidak mau kekasihnya itu sakit perut karena memakan rujak buah di pagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together With You (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ****** Kehidupan keempat gadis cantik yang awalnya baik baik saja berubah setelah keputusan orang tuanya yang memindahkan mereka ke luar kota. Gadis gadis cantik dengan sifat badgirl mereka mampu membuat kaum adam terpe...