(28) Benci Jadi Cinta

3.6K 175 3
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

"Woyy Putri! Cepetan woyy!! Kita juga mau mandi nihh!" teriak Ica yang sudah kesal karena Putri sedari tadi belum juga selesai dengan ritual mandinya.

"Udahlah! Gue mau mandi di kamar mandi cowok aja. Kesel gue lama lama nungguin tuh bocah gak keluar keluar!" gerutu Zahra dan langsung keluar dari kamarnya.

"Terus kita gimana?!" pekik Ica dan Bila.

"Bodoamat! Kalian tungguin aja tuh bocah, kalo perlu dobrak aja pintunya," balas Zahra.

Dengan gontai Zahra menuju kamar para cowok. Tak lupa juga ia membawa perlengkapan mandinya.

Tok tok tok

"Abang! Bukain pintunya dong, ini gue Zahra mau masuk!" pekik Zahra dari luar.

Ceklek

Selang beberapa detik pintu terbuka menampilkan Gibran yang sepertinya baru saja bangun dari tidurnya. Zahra pun dibuat heran. Ini abangnya habis kena turnado atau gimana?

"Hoamm ... mau ngapain lo ke sini?" tanya Gibran yang melihat adiknya membawa perlengkapan mandi.

Zahra tak menggubris pertanyaan Gibran, dengan tidak sopannya ia langsung masuk begitu saja dan tak menghiraukan Gibran yang sedang mengumpati adik laknatnya itu.

Zahra mendekati Alfin yang sedang bermain game di ponselnya. Alfin yang melihat Zahra, lantas menaruh ponselnya dan mengelus rambut Zahra.

"Kamu ngapain ke sini? Kangen aku?" tanya Alfin yang menggoda Zahra.

Zahra tertawa kecil seraya memukul pelan punggung Alfin. "Ge-er banget sih."

"Terus ngapain ke sini?"

"Mau numpang mandi," ujar Zahra yang menunjukkan deretan giginya.

"Emang kamar mandi di kamar lo kenapa?" sahut Rakha.

"Ini semua gara gara cewek lo tau gak?! Udah satu jam dia mandi gak kelar kelar, gimana gue gak kesel coba!" kesal Zahra.

Gelak tawa terdengar dari Bagas dan Rivan. Zahra pun heran. Apanya yang lucu coba?

"Eh kha! Mending lo cek deh cewek lo, siapa tau dia tidur di dalem sana," ujar Rivan di sela sela tawanya.

Rakha melemparkan bantal kursi ke wajah Rivan dan yap! Bantal itu tepat mengenai sasaran.

"Gilak lo! Ya kali gue ngecek ke dalam sana!" Rakha menoyor kepala Rivan.

Zahra beranjak dari duduknya menuju kamar mandi. "Yaudah gue pinjem kamar mandi kalian."

Lalu Zahra melaksanakan ritual mandinya.

Tak perlu waktu lama untuk Zahra melakukan kegiatan mandinya. Ia hanya membutuhkan waktu 15 menit atau paling lama 20 menit.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Zahra yang sudah rapi mengenakan pakaiannya dengan keadaan rambut yang masih basah. Wangi vanilla susu yang menjadi ciri khas Zahra memenuhi ruangan tersebut.

"Gilak ra! Lo mandi cuma lima belas menit aja wanginya udah kayak lo pake parfum sebotol tau gak." Rivan menggeleng gelengkan kepalanya.

Zahra terkekeh. "Apaan sih lo van alay banget."

Zahra memberikan handuknya ke Alfin. Alfin yang tak tau itu pun hanya mengerutkan keningnya.

"Keringin rambut aku dong," pinta Zahra dengan senyum manisnya yang siapa pun melihatnya pasti langsung terpesona.

Together With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang