Happy Reading🦋
.
.
.Sedari tadi Zahra dkk tak henti hentinya mengeluarkan sumpah serapahnya. Karena saat ini jadwalnya olahraga kelas 12 IPA 3. Namun Pak Topan selaku guru olahraga tak kunjung datang.
Tatapan Zahra tak sengaja bertemu dengan manik mata Felix. Felix menatap Zahra dengan tatapan penuh arti. Tak terlalu lama, Zahra langsung memutuskan kontak mata mereka.
"Huh! Sampe kapan sih kita nungguin si Topandi di sini?! Bisa bisa hitam kulit Putri nanti!" kesal Putri.
"Tau tuh! Gue tahan udah cepet cepet ganti baju sampe lupa pakek parfum, eh malah kagak dateng dateng!" timpal Ica.
Memang kalo di pelajaran Pak Topan sangat disiplin. Mengganti baju pun tidak boleh telat. Satu murid telat, maka seluruh murid akan dihukum. Hukumannya pun tak main main, yaitu berjalan jongkok mengelilingi lapangan sekolah.
"Berisik banget sih kalian! kalo kalian gak mau panas panasan, tuh neduh di bawah pohon biar kayak kuntilanak," ujar Bila yang sudah malas mendengar bacotan sahabatnya itu.
Ica dan Putri mengangguk patuh. Mereka memilih mencari daun kering untuk dijadikan kipas mereka. Sultan menangis melihat ini.
Felix pun menghampiri Zahra yang sedang berteduh di bawah pohon. Namun kedatangan Felix disambut dengan tatapan sinis dari Zahra.
"Ngapain lo?!"
Felix hanya terkekeh. "Galak banget sih ra."
Zahra mengalihkan pandangannya.
"Oh ya, lo haus gak? Biar gue beliin minuman buat lo," ujar Felix.
"Gue gak haus!" balas Zahra masih dengan nada ketusnya.
Felix menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia benar benar tak nyaman dengan situasi canggung ini. Dulu waktu mereka masih berpacaran, setiap bertemu pasti mereka akan menghabiskan waktu dengan lelucon lelucon dan gombalan gombalan receh dari Felix. Namun itu dulu, tidak berlaku lagi untuk sekarang.
"Lo masih gak mau maafin gue tentang malem itu ra?"
Zahra menatap tajam Felix. "Gak usah ngingetin gue tentang kejadian malem itu!"
Felix memegang tangan Zahra. "Ra, dengerin gue dulu."
"Lepas!" Zahra mencoba melespakan cekalan Felix, namun Felix malah memperkuat cekalannya.
Kejadian itu tak luput dari penglihatan seseorang yang melihat mereka dari kejauhan. Baru saja ia ingin menghampiri Zahra dan Felix, namun ada seseorang yang menepuk pelan bahunya.
"Fin, tadi lo di panggil Pak Ronal di ruangannya. Katanya sih ada yang penting."
"Harus sekarang banget?"
"Iya."
"Oh yaudah, thanks bro."
"Yoi."
Ya, orang itu adalah Alfin, kekasih Zahra. Mungkin ia harus menanyakannya nanti ke Zahra.
******
"Gue bilang lepas bajingan!" teriak Zahra.
Felix seakan akan menulikan pendengarannya. Ia masih enggan melepaskan tangan Zahra.
"Woyy hari ini kita free, Pak Topannya kagak masuk weh!" seru Bobby.
Tampak semua murid bersorak heboh. Terutama bagi kaum hawa yang takut skincarenya luntur.
Felix menatap Zahra penuh arti. "Gimana kalo kita tanding basket, one on one? Kalo gue menang, lo harus nurutin kemauan gue, dan kalo lo menang, gue gak akan ganggu hidup lo lagi. Gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Together With You (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ****** Kehidupan keempat gadis cantik yang awalnya baik baik saja berubah setelah keputusan orang tuanya yang memindahkan mereka ke luar kota. Gadis gadis cantik dengan sifat badgirl mereka mampu membuat kaum adam terpe...