(46) Pengorbanan

2.5K 154 4
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

Alfin tak henti hentinya tersenyun saat mengetahui keberadaan Zahra. Tadi, orang suruhan Pratama mengabari Alfin jika Zahra berada di sebuah mansion yang letaknya tidak jauh dari hotel penginapan mereka. Hal itu membuat Gibran bernapas lega. Setidaknya ia masih bersyukur kala mengetahui kondisi Zahra yang baik baik saja.

Kini Gibran dan yang lainnya segera bergegas menuju tempat yang sudah diberi tahu oleh orang suruhan Pratama. Tak lupa juga mereka membawa beberapa anggota polisi yang sudah disiapkan Alfin sebelumnya.

******

"Nekat juga ya, lo." Felix berjalan mendekati Ica. Kini keduanya saling melempar tatapan tajam.

"Ya! Baru tau lo? Gue bakal ngelakuin apa pun demi bebasin sahabat gue!" tekan Ica.

Steffi yang mendengar itu hanya tersenyum sinis. Tak mau ambil pusing, ia hanya memperhatikan drama di depannya itu. Gadis itu percaya jika Felix bisa mengatasi semuanya.

"Lo udah ngerusak semua rencana yang udah gue susun rapi rapi," desis Felix. Tangannya mengangkat dagu Ica sambil menyeringai mesum. "Tapi nggak masalah, lo nanti bisa gue pake setelah Ara."

Plak!

Felix meringis kala merasakan perih di pipinya. Bukan Ica pelakunya, tapi Zahra.

"Urusan lo cuma sama gue, jadi nggak usah bawa bawa Ica!" Zahra menatap tajam Felix. Bukannya merasa takut, Felix malah tertawa menganggap ucapan Zahra sebagai angin lalu saja.

Steffi memutarkan kedua bola matanya malas. Ia sudah muak dengan drama ini. "Ck! Lo bawa Zahra pergi dari sini! Biar gue urus nih cewek."

Ica tak dapat menahan emosinya lagi. Ia langsung menjambak rambut Steffi sekuat tenaganya. Tak perduli sudah berapa banyak rambut Steffi yang rontok akibat ulahnya.

"MAU LO APA, BANGSAT?!" bentak Ica yang masih menjambak rambut Steffi.

"ARGGHH!! RAMBUT GUE RONTOK WOY!!" Steffi berteriak histeris. Lalu gadis itu mendorong kuat Ica sampai dahi Ica terbentur meja dan mengeluarkan banyak darah.

"ICA!!" saat Zahra hendak mendekati Ica, namun Felix lebih dulu menahannya.

"Lepasin gue, anjing!" Zahra menyentakkan tangannya kasar dan langsung menendang perut Felix.

Bughh!

Bughh!

Bughhh!!

Zahra menendang dan memukul Felix membabi buta. Sekiranya Felix sudah tak berdaya lagi, ia mendekati Steffi dan menampar kuat pipi gadis itu.

Plak!

"Itu buat lo yang udah buat sahabat gue luka!" desis Zahra. Gadis itu langsung menghampiri Ica.

Zahra dibuat cemas saat melihat banyak darah yang keluar dari dahi Ica. "Lo gakpapa, ca?"

Ica menggeleng menutupi rasa sakitnya. Saat ini yang terpenting ia dan Zahra harus bisa segera keluar dari sini.

"Ayo kita keluar dari sini, ra!"

Mendengar Zahra akan kabur, diam diam Steffi mengambil sebuah lampu hias dan memukulkannya ke kepala Zahra.

"ZAHRA!!" pekik Ica.

"STEFFI! LO GILA HAH?!" bentak Felix.

Kepala Zahra mengeluarkan darah. Zahra memegangi kepalanya yang terasa pusing. Pandangannya mulai memudar, tetapi ia harus bertahan menahan rasa sakitnya.

Together With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang