Selamat membaca:)
.
.Karena tidak mau dianggap tidak bisa bekerja akhirnya Prilly memilih memasak. Memasak sarapan yang cukup simple.
Nasi goreng kecap dengan telur mata sapi diatasnya.
Merasa siap, Prilly menghindangkan itu semua dimeja makan. Menghampiri Ella dan Han yang tengah menonton acara kartun pagi.
"Ella makan yu," Ella menoleh kemudian menarik tangan Han menuju ruang makan. "Tante yang masak semuanya?" Prilly mengangguk sembari tersenyum, polos sekali anak itu. Hanya ada nasi goreng tapi disebut semuanya.
"Tante maaf kalau Ella ga sopan, bangunin papah ya? Ella udah laper bangettt."
Prilly tersentak kecil lalu berlalu menuju pintu yang tadi ditunjuk Ella. Perlahan Prilly berjalan mendekat---
Tok tok tok!
"Pak?"
"TANTE, PAPAH GA BISA KALAU CUMA DIKETUKKK!" Ella memekik nyaring membuat Prilly menelan ludahnya susah payah. Yang benar saja? Apakah Prilly harus masuk kedalam kamar Duren Sawit ini?.
Ella jangan terlalu pinter! Nanti mereka makin 'tuman' wkwk.
Tidak ada pilihan lain, daripada Ali marah karena terlambat lebih baik Prilly masuk dan membangunkannya.
Benar saja, pintu kamar tidak terkunci. Sepertinya Ali memang susah dibangunkan, jadi pintu sengaja tidak dikunci. Prilly masuk, melihat laki-laki dewasa tengah tertidur dengan dengkuran halusnya. Bulu mata yang lentik nan panjang semakin terlihat kala Ali memejamkan matanya.
Prilly sedikit ragu, hingga akhirnya duduk dipinggir ranjang dan mengoyang-goyangkan tubuh Ali. "Pak?"
Ali nampak terusik tapi tidak membuka pejaman matanya. "Bentar mah, 5 menit." nadanya merengek membuat Prilly sedikit terkekeh.
Jika Andra, suamianya itu malah akan membentak. Seperti...
"SEBENTAR! GANGGU AJA."
"APASIH?! GA LIAT ORANG NGANTUK APA?"
Maka berbeda dengan Ali, yang nampak seperti anak kecil saat dibangunkan untuk pergi sekolah.
"Pak, sudah siang."
Ali mengulurkan tangannya, bermaksud mencari tangan sang mamah dan ia dekap dengan maja. "Sebentar mah, Ali mohonnn." gumamnya dengan masih memejamkan matanya.
Prilly terkejut dengan posisi seperti ini, hingga wanita itu hanya mampu menghela nafas dan mendekatkan bibirnya ketelinga Ali. "Sudah jam 06.40, pak."
"Kenapa suara mamah lembut sekali?" Ali bergumam bodoh, bukannya terbangun laki-laki itu malah mengeratkan pelukan pada tangan Prilly.
"Pak ini saya Prilly!"
Seketika Ali tersentak, pria itu melepas pelukannya dan bergegas duduk. "P-Prilly?"
"Maaf ya pak kalau ga sopan, tapi Ella yang nyuruh saya bangunin bapak."
Ali tersenyum kecil, diam-diam pria itu mengumpat pada dirinya sendiri. "Sial, malu banget gue."
"Maaf pak, masih mau melamun? Ini sudah jam 06.55."
Ali kembali tersentak, lalu bergegas masuk kedalam kamar mandi. "Prill, sekalian siapkan pakaian saya." bahkan pria itu tanpa malu menyuruhnya. Jadi sebenarnya ia disini untuk menjadi baby sisternya Ella atau papah Ella?
Didalam kamar mandi Ali menghela nafas lega, sudah salah peluk malah ketauan melamun. Seketika Ali merasa dirinya adalah manusia paling bodoh.
Sementara Prilly terdiam beberapa menit, hingga akhirnya beranjak menghampiri lemari besar disebrang ranjang.
Ia sudah terbiasa, suaminya juga dulu boss perusahaan jadi ia sudah tau selera-selera boss seperti Ali.
Menyimpannya diranjang, lalu keluar menghampiri anak-anak yang nampak sudah selesai makannya. "Cepet banget?"
"Cepet? Mamah tau yang lama!" Han menyahut kesal. Laki-laki itu sudah makan, tapi kembali ikut makan.
"Han makan lagi?"
"Ella yang ngajak mah," Prilly mengangguk kecil. Merasa sungkan tapi ya bagaimana, sudah dimakan. Mungkin besok Prilly harus membawa bekal kerumah ini untuk Han.
Dan untungnya sekali ia memasak telur mata sapinya tidak 2 melainkan lebih. Bukan untuk dirinya, tapi takut-takut kurang karena Prilly tidak tahu porsi makan mereka.
"Tante, Ella boleh tambah?" Prilly terkekeh kecil, lalu memasukan kembali nasi goreng yang masih ada sisanya dipenggorengan.
Han duduk menggoda Ella yang saat sedang makan pipinya mengembung.
Hingga tak berselang lama Ali keluar, awalnya ia ingin langsung pergi. Tapi- "PAPAH! MAKAN DULUUUU!" putrinya memekik dengan marah. Dan terpaksalah pria itu berjalan menuju meja makan.
"Ini kamu yang masak Prill?"
"Iya pak," Ali mengangguk, mendudukan bokongnya dikursi samping kanan Ella dan mulai menyantap makanan yang sudah Prilly siapkan. "Jangan panggil saya pak, biasa aja. Saya juga ga kasih kamu seragam baby sister, yang penting kamu bisa jagain Ella."
"Emmm- iya m-mas."
Hingga suara seseorang yang berlari membuat mereka menoleh secara serempak.
"Huh huh huft." semua menatap kearahnya.
"Loh? Udah makan?"
"ALI KAMU PUNYA ISTRI BARU?"
.
.
-bersambungKlo up lama berarti sibuk:( sumpah tugas numpuk bgt gegara 2 bulan ga ngerjain wkwk... Mana enggres ama pkn lagi:( nulis teros! Dahbay-
Btw--- gimana dapet candid Ali ga? Yg kmrin mlm loh wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Duda [END]
RandomEnd! 17+ Mencintai seseorang yang statusnya masih menjadi istri orang, hem bagaimana rasanya? *** Ali adalah duda yang ditinggalkan oleh istrinya-Sisy- dan sudah memiliki satu orang anak-Ella-. Kecelakaan itu membuat istrinya meninggal dunia dan me...