MD : Mahluk Gaib.

3K 342 76
                                    

Selamat membaca:)
.
.

Ali membaringkan tubuhnya disofa hotel. Mamahnya membujuk agar ia pulang dan bergantian menjaga Prilly. Ella dan Han sendiri sedang tidur dikamar hotel dengan nyaman.

Baru akan memejamkan matanya, suara ponsel membuatnya terpaksa kembali membuka mata dan membenarkan posisinya menjadi duduk.

Wendy Calling...

"Kenapa?"

"Li! Cctv cuma nunjukin waktu kecelakaan, kalau soal Han dijemput siapa ga ketangkap disini."

"Kenapa bisa?!"

"Ketutupan pohon Li,"

"Yaudah kecelakaan itu. Gimana ciri-ciri mobilnya?"

"Warnanya hitam. Kata satpam sini merknya ****** platnya ********."

"Cari tau mobil itu. Kalau ga lu gua pecat!"

"Santai Li santai, eee emang lo bos gue apa?! So mecat-mecat segala."

"Bodoamat!"

Tutttt

Ali mematikan sambungan, kembali membaringkan tubuhnya dan mulai terlelap.

***

Saat membuka matanya, hal yang pertama kali Ali lihat adalah Han dan Ella yang tengah serius memijat kaki dan tangannya.

"Papah yang mana yang mau dipijit?" tanya Ella membuat Ali tersenyum.

"Gausah, papah gapapa." Ali mengelus lembut rambut depan Ella dan menarik Han agar duduk mendekat. "Han mau punya adik kaya Ella ga?"

Han menatap Ali dengan aneh. "Emangnya bisa ya?"

"Maksudnya kamu mau ga jadi kakaknya Ella?"

"Ella jahil, Han gamau."

Ella menatap Han dengan mata membolanya. "Han juga nakal, Ella gamau." sahutnya tajam.

Han terkekeh kecil dan mendekat pada Ella. "Bercanda, Han mau kok punya adik kaya Ella." ujarnya memeluk Ella.

Ella menatap Han dengan berbinar, "Ella juga mau punya kakak kaya Han."

"Yaudah, mulai sekarang Han panggil om Ali dengan sebutan papah ya?"

"Serius om?"

"Mau ga?"

"Mau om! Han pernah bilang ke mamah, Han mau punya papah kaya om- eh papah Ali."

"Kalau gitu, peluk dong papahnya!" Han dan Ella mendekat, memeluk Ali dengan saling berebut.

"Emangnya kenapa pah Han disuruh manggil papah, papah?" Ella mendongkak dalam pelukan sang papah, menatap papahnya dengan rasa penasaran.

"Emangnya kamu ga mau manggil tante Prilly mamah?" tanya Ali bukannya menjawab. Ali sendiri sebenarnya bingung harus mengatakan apa pada 2 bocah dihadapannya. Masa iya harus mengatakan... "Papah yang hamilin mamah Prilly." atau "Papah yang anuin mamah Prilly." bisa-bisa mereka penasaran dan ia harus menjelaskan secara detail.

"Mau lah pah, daripada Ella manggil tante Seren mamih. Gelayyy!" ujarnya dengan wajah jiji.

"Etapi, papah masih bingung kenapa kamu benci banget sama tante Seren?" Ali mengerutkan dahinya, ia sendiri tidak mau memanggil Seren mamih dihadapan putrinya. Nanti takut dicatat Tuhan.

Ella melepaskan pelukannya, berbeda dengan Han yang nampak anteng didalam pelukan Ali. "Ella tuh sedih, kenapa omah ga percaya sama Ella." Ella menunduk sendu.

Han beranjak kembali mendekat, "jangan sedih. Han kan percaya ama Ella, yu Ella cerita ama Han." ujar Han menarik Ella kedalam pelukannya.

"Han, tante Seren itu jahat. Han jangan ketemu sama dia!"

Ali hanya mampu diam, menatap interaksi 2 bocah yang seolah-olah tidak menganggap keberadaannya.

"Pah..." akhirnya Ella menoleh pada Ali, matanya berkaca-kaca sendu. "Tante Seren ketawa waktu mamah dikubur. Ella ga mungkin salah liat, mata Ella kan bersih! Bisa liat mahluk gaib."

"Maksud kamu tante Seren gaib?"

Han sontak tertawa membuat Ali ikut tertawa. Sejak kapan putrinya tahu mahluk gaib? Yaallah kasian sekali gadis itu. "Sisy lihat putrimu... Adikmu disamakan dengan mahluk gaib." batin Ali sembari menggeleng kecil.

"Han sama papah kenapa ketawa?! Tante Seren ketawa dikuburan kan kaya mahluk gaib!"

"Tapi kenapa Seren tertawa? Bukankah harusnya berduka? Bagaimanapun Sisy itu kakaknya." Ali kembali bertanya-tanya, jika memang Ella benar dan tak salah lihat... Apa Ali harus menyelidiki sesuatu?.

.
.
-bersambung.

Bjir Seren mahluk gaib:(

Delete - Tq semua:)

Mas Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang