Play untuk mengingat!
.
.
Selamat membaca:)
.
.Ali tak menghiraukan sang putri, laki-laki itu malah terdiam menatap Prilly yang semakin cantik dengan perut besarnya. "Prilly benar-benar bahagia sepertinya."
"Hai Prill-" Ali mengusap tengkuknya salah tingkah, sementara Prilly menunduk menatap perutnya dengan takut.
"Kamu tinggal disini? Suami kamu mana?" Ali celingak-celinguk mencari seseorang yang ingin ia temui. Tapi tidak ada siapa-siapa disana selain mereka.
"Oiya, kan mas Ali taunya aku baikan sama mas Andra." batin Prilly. "Mmmm mas Andra kerja." gumamnya berbohong. Prilly tidak tahu Andra dimana, suaminya itu hilang menggantung hubungan rumah tangga mereka.
"Selamat ya? Kamu hamil lagi." spontan tangan Ali terulur, mengusap lembut perut Prilly.
Prilly terdiam, tiba-tiba anaknya memberi sedikit respon. "Ih anaknya gerak!" seru Ali terkekeh kecil.
Prilly mendongkak, menatap Ali yang tengah terkekeh begitu tampannya. Walaupun mau menginjak 28 tahun, Ali tetap tampan.
"Berapa bulan Prill?"
Prilly berbalik, menatap Ressi dengan senyuman. "Alhamdulillah udah 6 bulan bu." jawabnya ramah.
"Wah sebentar lagi lah, ga bakal kerasa. Yang kerasa ntar pas udah pembukaannya." Prilly tersenyum.
"Yaudah kami pergi dulu ya? Han gapapa?" tanya Ressi membuat Han menggeleng kecil. "Ayo La?"
Ella menggeleng, "omah, Ella mau sama Han." Ella menarik Han menjauh, entahlah padahal gadis itu tidak tahu jalan tapi dengan polosnya berjalan menjauh.
"Saya duluan," sahut Prilly.
"Eh Prill, aku titip Ella ya? Aku boleh minta nomor hp kamu? Biar gampang nanti ngambil Ella." Prilly mengangguk, mengetik digit nomor diponsel Ali. "Makasih ya."
"Saya permisi mas, bu."
"Ella, papah bangga punya kamu." batinnya tersenyum menatap nomor ponsel Prilly.
"Ayo! Malah sunyam senyum sendiri."
***
Akhirnya Prilly membawa Ella dan Han kesebuah taman, rasa lelah mulai melanda. Hampir seharian Prilly berjalan, dan ia merasa badannya pegal-pegal.
"Kalian main aja, mamah disini." Prilly tanpa sadar menyebut dirinya mamah pada Ella tapi saat itu Ellapun nampak sibuk dan tak mendengarnya.
"Dede tadi seneng ya dielus papah?" tanyanya dengan tangan yang asik mengelus perutnya. "Kalau gitu, ga boleh rewel lagi ya?"
Selama 6 bulan Prilly mengikuti kemauan calon bayi sendiri. Seperti ngidam-ngidam makanan. Tapi pernah saat itu calon bayinya rewel dan terus memberontak, kedua bayinya itu ingin dielus oleh sang papah dan ya... Sekarang tidak ada lagi alasan mereka rewel.
"Tante ini adik Han?" Ella mengejutkan lamunan Prilly, gadis kecil itu mengelus lembut perut Prilly. "Ella juga pengen punya ade."
"Loh? Emang papah Ella ga jadi nikah sama adiknya mamah Ella?" tanya Prilly dengan penasaran.
Ella menatap Prilly sendu. "Jadi, tapi belom. Mungkin sebentar lagi." lirihnya memeluk Prilly. "Ella ga mau punya mamah kaya tante Seren."
"Kenapa sayang?" tanyanya dengan menghapus air mata gadis mungil didepannya.
Ella terisak, "hiks... Ella liat dia ketawa waktu mamah dikubur." lirik eps 1 sabi kaleh:v
"Kamu salah liat kali, masa kaya gitu. Tante itu kan adiknya mamah kamu. Dia pasti sedih tau kakaknya meninggal."
"Bahkan tante ga percaya sama aku. Aku emang anak kecil, tapi mata aku masih normal."
"Emmm iya-iya tante percaya kok. Udah gausah nangis ya?"
***
"Jadi Ali, kapan acara pernikahannya?" Bunda Sisy-Dewi- bertanya sembari mengelus lembut tangan sang putri.
"Mmm 1 bulan lagi?"
"ALI APA ITU GA KELAMAAN? KITA UDAH 6 BULAN LOH DEKET." Seren menyela kesal.
Ali menatap Seren sembari tersenyum kecil. "1 bulan atau ga sama sekali." ujarnya tenang.
.
.
-bersambung.Semangat puasanya bagi yang menjalankan ya para kesayangannya AliPrilly hahaha... Yu dengerin lagu yuuu...
Ada anak bertanya pada bapaknya---
Bismillah Gema Ramadhan Hedsot!

KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Duda [END]
AcakEnd! 17+ Mencintai seseorang yang statusnya masih menjadi istri orang, hem bagaimana rasanya? *** Ali adalah duda yang ditinggalkan oleh istrinya-Sisy- dan sudah memiliki satu orang anak-Ella-. Kecelakaan itu membuat istrinya meninggal dunia dan me...