MD : Suaminya?

3K 334 62
                                    

Selamat membaca:)
.
.

Ali mengetuk-ngetukan ujung sepatunya ketanah, memperhatikan Han dan Ella yang sedang membeli eskrim. Melirik sedikit arloji ditangannya lalu bergumam, "ko Prilly lama ya?"

Hingga akhirnya laki-laki itu menghampiri Han dan Ella yang tengah begitu asik menikmati eskrimnya masing-masing.

"Kenapa pah? Mau juga?" Ella bertanya saat Ali makin mendekat.

Ali menggeleng, mendekat pada penjual eskrim yang sepertinya sedang tidak ada pembeli. "Permisi Bang, kamar mandinya dimana ya?"

"Ohiya a, itu dipojok sana kamar mandinya a."

"Ohhh disana itu ya?" Ali menunjuk arah yang tadi memang diarahkan oleh sipenjual eskrimnya. "Saya titip anak-anak saya sebentar ya?" penjual eskrim itu mengangguk lalu ikut duduk disebelah Ella dan Han yang asik menikmati eskrimnya.

Hanya tersedia 2 kamar mandi. 1 untuk wanita dan 1 untuk pria. Melihat 2 orang mengantri membuat ia segera menghampirinya.

"Permisi?"

"Aya naon?"

"Emm maaf saya-"

"Oh ga paham sunda ya a? Tapi a, kalau toilet laki-laki ada disebelah."

"Engga, saya kesini mau cari perempuan yang lagi hamil. Tadi dia bilang sama saya mau ke wc."

"Daritadi kami disini a, kebetulan tidak melihat siapa-siapa kecuali wanita yang daritadi didalam."

"Orangnya seperti apa?"

"Yang kami lihat hanya rambutnya sepundak, dia teh lama didalem mungkin lagi bab."

Ali mengangguk, tidak salah lagi itu pasti Prilly. Tanpa banyak basa-basi Ali menyela antrian, mengetuk pintu dihadapannya sembari memanggil nama Prilly. "Prill? Prill?"

"Aduh ko ga nyaut?"

"Prilly kamu didalem kan?"

"Dobrak aja mas." mendengar itu, Ali mengangguk setuju. Jika didalam ternyata bukan Prilly ya salah sendiri tidak menyahut.

Karena kesal akhirnya Ali memilih mendobrak pintu itu. Tidak perduli jika nanti disuruh menggantinya.

Brak!

Hal pertama yang ia lihat, wanita dengan perut buncitnya terkapar mengenaskan disana. "Astaga Pril!" Ali berlari mendekat, "bangun Prill!" tidak ada respon alhasil Ali memilih mengangkat tubuh mungil itu dan membawanya keluar.

"Han Ella! Masuk mobil!"

***

Ali duduk menunggu didepan meja dokter kandungan, sementara Ella dan Han duduk anteng diluar ruangan.

Dokter menghampiri Ali, duduk dihadapannya dengan terhalang meja. "Anda suaminya ya?"

"Hah?"

Dokter itu mengulum senyum sembari menggeleng melihat Ali. Dokternya menunduk, mencatat sesuatu. "Prilly sudah sering kesini bersama putrnya-" ujarnya tiba-tiba.

Ya memang, inipun Ali membawa Prilly kesini karena Han yang memberi tahunya.

"-tapi tidak pernah bersama suaminya. Pasti kamu kan suaminya? Kamu khawatir banget soalnya." Dokter itu kembali duduk sempurna dan menatap Ali. " Saya sudah bilang sebelumnya, Prilly kurang asupan bergizi kaya semacam buah-buahan. Anak-anaknya perlu itu."

"Anak-anak dokter?"

"Loh belum tau ya? Anak yang dikandung Prilly ini kembar. Prilly juga seperti kurang makan, kasian kedua anaknya. Mereka itu ada 2 jadi porsi makannya bukan cuma untuk 2 orang tapi juga 3." jelas dokter membuat Ali terdiam.

"Apa selama ini Andra ga jagain Prilly? Andra ga urus Prilly?" batin Ali bertanya-tanya.

"Sebentar lagi Prilly sadar, dia pingsan karena kelelahan dan kurang makan saja. Setelah ini istrinya diajak makan. Awas kalau engga!" Dokter itu menatap Ali tajam, sementara Ali hanya bisa mengangguk kikuk.

"Yaallah ini kenapa gue yang ditatap gini. Serem banget lagi njir."

Tak berselang lama...

"Dokter?" Prilly menatap seisi ruangan yang sering ia kunjungi.

"Nah itu dia sadar, saya cek dulu kondisinya." dokter menghampiri brangkar Prilly, mengecek kondisinya lalu kembali dengan senyuman. "Prilly sudah membaik, ingat pesan saya ya pak!" ujarnya menatap Ali.

Ali mengangguk, menghampiri Prilly dan menuntunnya untuk keluar dari ruangan.

"Kamu gapapa kan? Kenapa bisa kaya tadi? Kenapa kamu kurang makanan bergizi? Kenapa kamu ga bilang kamu kecapean?" dengan penuh kekhawatirannya Ali bertanya tanpa memberi waktu untuk Prilly menjawab.

Prilly hanya mampu menggeleng kecil.

***

Ali membawa Prilly, Ella dan Han kesebuah mall untuk makan dan belanja makanan-makanan sehat untuk Prilly.

Restoran yang mereka kunjungi adalah restoran dengan menu asli indonesia, didalamnya terdapat tempat bermain yang membuat Ella dan Han bebas bermain disana.

Ali menatap Prilly dengan ragu, apa ia harus bertanya kemana Andra? Kenapa laki-laki itu tidak mengontrol Prilly. "Prill?"

"Emm kenapa mas?" sebenarnya sedaritadi Prilly masih merasa pening dikepalanya, jadi wajar jika ia diam saja.

"Suami kamu kemana selama ini?"

.
.
-bersambung.

Baca cerita ga jelas ini gimana seh perasaannya? Ko pada ngamuk2 ya? Padahal seneng loh... Tuh liat mereka deket gitu:v ngebayanginnya aja gemoi:/

Mas Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang