MD : Dahlah.

2.9K 333 76
                                    

Selamat membaca:)
.
.

Andra meminta Mona-istrinya untuk menunggu dimobil dan memberikan waktu untuk ia menceritakan semuanya pada Ali. Setidaknya agar laki-laki itu tidak menyalahkan dan salah paham padanya.

"Setelah gue jual rumahnya itu, gue ngerasa kasian sama Prilly. Gimanapun dia itu istri gue, walau gue ga pernah cinta sama dia. Gue sama dia nikah karena perjodohan."

"Ga bisa gitu dong mah! Aku udah punya cewe. Masa harus nikah sama dia? Lagian kenapa ga mamah papah jodohin aja sama ayam sebelah."

"Andra, dari dulu kamu ga pernah berubah ya. Prilly itu anak sahabat mamah. Mamahnya udah nitipin dia ke mamah."

"Kok Andra jadi korban gini?! Andra cuma mau nikah sama Mona!"

"Oh gitu? Ya gapapa harta waris Mahendra biar jatuh ke Prilly."

"Malam itu, saat gue mau ngasih uang seperempatnya buat dia... Gue lupa kalau dia udah ga tinggal disana, tapi gue malah liat lo keluar dari mobil dan lo cium bibir Prilly dihalaman rumah. Gatau apa yang lo omongin tapi abis itu lo bawa Prilly masuk kedalam rumah lo. Gue tunggu beberapa menit, Prilly ga keluar lagi setelah itu."

"Coba lo cek cctv rumah."

"Tapi lo udah keterlaluan Ndra. Sayang banget lo ga bisa jatuh cinta sama cewe secantik Prilly. Eh tapi ya gapapa, mungkin kalau lo baik sama Prilly, dia ga bakal ketemu sama gue. Haha."

Andra ikut terkekeh kecil, melihat Ali tertawa seperti orang tidak waras. "Gue bersikap kasar ke Prilly karena gue punya alasan. Gue benci sama dia, dan makin benci ketika gue tau dia hamil."

"Apa alesan lo benci sampe nyiksa dia?"

"Dia pernah bunuh anak pertama gue dari Mona." Andra menunduk sendu, teringat anak pertamanya yang dibuat saat ia dan Mona masih duduk dibangku SMA.

Makanya jangan macem2 klo masih sma:(

Ali membulatkan matanya, "mana mungkin Prilly kaya gitu!" serunya tidak terima.

"Itu adanya, dia dorong Mona sampe jatuh ditangga waktu hamil. Prilly sendiri udah jujur, ya walaupun dia bilang ga sengaja tapi gue tetep masih belum bisa terima. Lo bapak kan? Gimana rasanya kalo anak pertama lo meninggal sebelum lahir? Mona sama gue bener-bener kehilangan."

"Kenapa lo ga gugat cerai aja dia dari jauh-jauh hari? Kenapa baru sekarang?"

"Mamah gue bilang-

"Tapi kalau dia selingkuh ya Andra punya hak dong?"

"Oke... Kalau Prilly yang selingkuh, kamu boleh gugat cerai dia dan harta keluarga juga jadi milik kamu. Tapi kalau kamu yang selingkuh, harta keluarga jadi milik Prilly."

"Bukannya perusahaan lo udah bangkrut?"

"Itu bohong, sengaja biar Prilly ga terlalu berharap. Gue ga mau dia laporin perselingkuhan gue ke bonyok waktu tau perusahaan itu masih ada."

Bugh!
Bagh!

Dua pukulan mendarat sempurna dirahang kokoh Andra, Ali memukulnya secara tiba-tiba dan tak terduga.

"Lo harus dapet itu! Karena demi apapun lo licik dan ga bertanggung jawab! Lo brengsek!" Ali manarik hidung runcingnya, menatap Andra dengan tatapan tajam.

Damagenya bos!

Bugh!

"Thanks info penting dan surat cerai ini!" Ali terkekeh kecil, setelah itu meninggalkan Andra yang terbatuk-batuk mendapatkan pukulan keras diperut dan rahangnya.

***

Ali mengatur nafasnya berusaha untuk tenang, masuk kedalam mobil dengan perasaan campur aduk. Kesal karena alasan Andra sedikit tidak logis, senang karena ternyata yang Prilly kandung adalah anak-anaknya, dan sedih ketika mengingat salah satu anaknya meninggal.

Ali terpejam sebentar, mengingat bagaimana kondisi Prilly saat ia tinggal ke Jakarta. Terbaring lemah dengan banyak alat yang terpasang.

Drttt drttt

Ali menarik ponselnya mendekat, melihat nomor asing yang sepertinya belum ia simpan.

"Ya hallo?"

"Dengan pak Ali?"

"Betul, ada apa ya?"

"Darah akan dikirim kerumah sakit yang pak Ali sebutkan, tinggal urus administrasi ya pak?"

"Ohiya saya kesana."

Ali bergegas kembali masuk kedalam rumah sakit. Mengurus administrasi untuk darah yang berhasil ia temukan. Akhirnya Prill!

***

Ali mampir kerumahnya dulu sebentar, sekedar ingin melihat cctv rumah dan membuktikan perkataan Andra. Bodoh juga dia, kenapa tidak melihat cctv saja ya? Untuk apa ia memasang jika tidak dilihat.

Bodoh! Ia fikir memasang cctv hanya untuk mencari tahu saat rumahnya kebobolan saja.

Saat cctv memperlihatkan 6 bulan yang lalu, Ali meneliti halaman rumahnya. Disana Prilly nampak ketiduran dan Ali menghampirinya.

Ali menggilirnya menjadi cctv didalam rumah, disana Ali menggendong Prilly yang terlihat meronta-ronta minta dilepaskan, kedalam kamarnya.

Dan setelahnya membuka cctv bagian kamar, sial Ali malu sekali saat melihat tubuhnya bergerak maju mundur diatas tubuh Prilly.

Ya memang, Ali memasang cctv dikamarnya juga. Karena cctvnya sendiri ia simpan diruang kerjanya. Mau melakukan apapun tidak akan ada orang yang melihatnya, karena hanya ia yang tahu prihal cctv.

Tapi kenapa Andra bisa tau? Lupakan mahluk itu tidak penting.

"Pantes gue resah banget waktu bayi itu meninggal, ternyata itu bayi gue. Ga nyangka gue, bisa segercep itu sampe jadi 2."

"Sekarang, tugas gue tinggal batalin pernikahan sialan itu dan cari tau siapa dalang dari semua ini."

Ali menghela nafas, menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia harus istirahat sebentar, setidaknya mengisi stamina.

"Oke tidur bentar,"

.
.
-bersambung.

Kecewa yak? Andra g dapet karmanya? Lagi bingung juga ey... Pengennya fokus aja ke AP tapi ga per ya? :( dahlah pusing mwehehe.

Part ini kacau:p bay.

DOUBLE UP AHHHHHHH YUKKK

Mas Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang