MD : Pertemuan.

2.7K 329 57
                                    

Selamat membaca:)
.
.

Tak terasa, perut Prilly semakin membesar. Hari ini usia kandungannya genap 6 bulan. Han juga sudah mulai masuk sekolah dasar.

Drttt drttt

Suara notifikasi membuat Prilly bergegas menghampiri ponselnya. Meskipun sudah besar perutnya tapi Prilly tidak mau sampai berhenti berjualan. Karena darimana lagi uang untuk lahirannya nanti selain dari berjualan kue.

Beruntung Han masuk sekolah negri, jadi Prilly tidak perlu memikirkan bayaran sekolah Han.

"Pesen buat acara penting?" gumam Prilly saat membaca pesan diponselnya.

"Asik!" pekiknya senang.

Prilly mulai meracik bahan-bahannya. Dengan pelan-pelan tanpa mau melukai kedua anaknya. Iya, saat itu Prilly merasa perutnya terlalu oversize hingga akhirnya bertanya dan ternyata ia memang mengandung anak kembar.

"Kita kerja ya sayang-sayangku." gumamnya sembari mengelus perut.

Harusnya dengan kandungan yang berusia 6 bulan apalagi kembar Prilly banyak beristirahat tapi wanita itu malah asik berjualan.

"Oke kita oven deh!"

***

Ali merapihkan kemejanya, sudah 6 bulan berdekatan dengan Seren tapi tidak ada rasa yang muncul sama sekali. Makin hari Seren makin bertingkah dan aneh.

Ali berjalan kebawah, mencari putrinya yang ternyata tengah melamun didepan teras rumah dengan pandangan lurus kearah rumah Prilly.

Ali sudah tahu Prilly pindah dari sejak lama, karena tetangga barunya yang bilang sendiri.

"Anak papah udah siap jemput omah?" tanyanya dengan senyuman manis.

Ella menatapnya sebentar, lalu bergegas menuju mobil. Mungkin Ella fikir kenapa Ali tidak menolaknya saja? padahal harusnya Ellapun tahu bahwa ia tertekan oleh situasi seperti ini.

Ali menyusul Ella kedalam mobil. Menjalankan mobil dengan suasana hening menuju rumah mamahnya.

***

Setelah berganti pakaian. Prilly menunggu Han pulang agar ikut mengantarkan kue pesanan seseorang. Karena Han pernah bilang-

"Pokoknya kalau ada pesenan Han ikut!"

Sungguh manis sekali anaknya itu. Entahlah dari mana sifat manisnya itu yang pasti Andra tidak manis sama sekali.

"Assalamualaikum mah." akhirnya suara Han terdengar, dengan semangat laki-laki itu mencium punggung tangan sang mamah lalu beralih pada perut besar Prilly. "Allo twins." Han berkata ingin punya adik perempuan agar bisa melupakan Ella.

"Ganti baju, abis itu makan dan ikut mamah antar kue."

"Siap bos!"

***

Prilly bernafas lega bisa mengantarkan pesanannya dengan selamat walau bermodal dengan angkutan umum.

Han berlari mendahului sang mamah, hingga akhirnya sebuah mobil hampir menabrak tubuh kecil Han.

Han terduduk lemas, niatnya tidak seperti itu. Tapi ia menginjak batu dan tergelincir ketengah jalan.

"Han!"

Prilly berlari menuju Han berjongkok dan memeluk tubuh putranya. "Ayo bangun, gapapakan?"

"Gapapa, Han cuma kaget sama takut mamah marah."

Prilly menghela nafas, "gapapa. Mamah tau putra mamah ga sengaja."

***

Ali mengendarai mobilnya dengan santai, disampingnya ada sang mamah yang tengah mengikat rambut sang cucu karena Ali tidak bisa.

"Dari sini belok mah?"

"Iya kekiri." jawabnya meneliti maps dilayar ponselnya.

"Abis tuh?"

"Lurus aja." lama tidak ke rumah Sisy membuat Ali buta jalan.

"Emangnya kamu yakin Li?" tanya Ressi membuat Ali menoleh kearahnya. "Awas Li!" pekik Ressi dan sontak Ali menginjak rem. Ella yang tengah tertidurpun terbentur dashboard. "Awsh!" rintihnya.

"Maaf sayang maaf," Ali mengusap lembut dahi sang putri.

"Ali coba kamu lihat."

"Ella juga ikut! Siapa sih yang ganggu Ella tidur? Mau Ella marahin!" Ella keluar dari mobil diikuti oleh Ali dan Ressi.

Ali melihat punggung gadis yang seperti tidak asing lagi. "Maaf mbak?"

Wanita itu menoleh, melihat Ali dengan terkejut. "M-mas Ali?"

"Prilly?"

"Han!!!" Ella memekik senang, berlari memeluk Han yang seketika mendongkak. "Ella?"

"Han kemana aja? Ella kangen... Hiks-" Ella menangis kecil dipelukan Han. "Han disini Ella."

"Papah, Ella mau disini! Sekolah sama Han!"

.
.
-bersambung.

Abis ini? Lalu apalagiiii?
Abis ini ngapain nih? Ga mungkin kan diem2an ditengah jalan_-

Mas Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang