Ex-Lover [Selesai]

EX - 1

Warning!

Sebelum kalian baca ini, aku mau kasih tau dulu kalo ini cerita berwaktu pada tujuh bulan sesudah cerita Prioritas.

Cerita ini berfokus pada Lia a.k.a Adelia (Kembaran Lio)

Dan, cerita ini akan di Up setiap hari (Insya allah kalo ga ada halangan) di jam lima sore.

Oiya, ini udah aku revisi ya.

Thank you and happy reading.

~~~

"Lio bangun,"

"Lio ayo bangun!"

"Lio! Ayo, kita udah janji sama dokter,"

"Lio! Astaga!"

"Berisik!"

"Makanya bangun,"

"Nanti aja bisa kan, ribet banget sih!"

"Ga bisa! Aku udah terlanjur buat janji sama dokternya! Lio!"

"Ah! Ribet lo! Ngapain pakai janji segala!"

"Tapi -

"Agggrk!"

Lia berteriak, melempar bantal guling yang sedang ia peluk saking kesalnya. Perdebatan di pagi hari bagai makanan pagi untuk Lia.

Perdebatan seperti ini sudah sering bahkan sangat sering terjadi sejak mereka menikah. Tidak, tepatnya setelah dua bulan mereka menikah. Entah apa yang mereka alami, tapi perubahan itu jelas terlihat.

Lia duduk dengan kaki bersila. Matanya masih sangat mengantuk tapi terpaksa di buka.

"Bacot banget pagi-pagi!"

Lia bangun, berjalan keluar kamar dengan pakaian yang tidak ia ganti. Tank-top crop dan celana sepaha menjadi outfit Lia ketika tidur.

Lia berdiri di depan kamar Lio dengan emosi. Ketenangannya terganggu oleh kedua manusia di dalam kamar itu. Kamar Lio.

Tok... Tok... Tok...

Lia mengetuk pintu kamar Lio kasar. Aruna dengan dasternya muncul membukakan pintu, ada Lio juga yang sedang duduk di atas kasurnya.

"Ngerti berisik ga lo berdua?! Hah!" tanya Lia langsung dengan nada tinggi.

Aruna menunduk, "Maaf, Lia. Kita ganggu tidur lo lagi, ya?"

"Iya! Ganggu! Ganggu banget, sumpah!" balas Lia judes.

Aruna menatap Lia dengan senduh. Aruna kini berubah, berubah menjadi seorang gadis yang tidak begitu mementingkan penampilan. Yang terpenting baginya saat ini adalah kesehatan anak yang sedang ia kandung.

"Ga usah natap gue pakai muka melas lo! Ga ngaruh buat gue!" kasar. Tapi ini memang Lia yang sesungguhnya jika sedang marah.