Memisahkan diri dengan teman-temannya termaksud Lio. Lia kini sedang menunggu ke datangan ojek online yang sudah ia pesan.
Menunggu adalah kegiatan yang paling membosankan bagi Lia dan manusia-manusia lainnya. Mengabaikan tentang itu kini ojek pesananya sudah datang, Lia langsung naik dan motor itu berjalan.
Ex
Motor Lio berhenti di depan pedagang kaki lima yang menjual pisang naget atau banana nuget, laki-laki itu memesan satu porsi untuk Aruna karena gadis itu lah yang memintanya.
Lio sedang di masa yang sulit. Ketika Aruna ingin sesuatu Lio dengan cepat harus menurutinya tidak perduli ia sedang di bagian negara mana dan kontras waktu berapa.
Lio takut jika anaknya kelak akan mengeces seperti apa yang di katakan nenek dan orang tua lainnya.
Meninggalkan Lio yang sedang menunggu pesanannya datang, kini Lia sudah sampai di satu tempat yang cukup jauh dari rumahnya.
Kakinya berjalan masuk kedalam sebuah warung yang sudah di isi oleh beberapa anak laki-laki. Tawa mereka terdengar sampai luar.
Lia melangkah masuk dan di sambut oleh mereka. Lia tersenyum kemudian mengangguk, ikut bergabung dengan yang lainnya.
"Adel mau teh atau susu cokelat?" salah satu dari sembilan laki-laki di sana bertanya padanya mengenai minuman apa yang akan ia minum.
"Gue teh dingin aja deh, hawanya panas, pengen yang dingin-dingin." jawab Lia di angguki oleh Roni.
Roni pergi ke depan, memesan teh untuk Lia. Lia di tempat diam memperhatikan teman-temannya yang lain yang tengah sibuk dengan kegiatannya sendiri.
"Gue mau keluar malam ini, Del,"
Lia mengangguk mengiyakan. Lagi pula selain mengangguk apa lagi yang bisa ia lakukan jika sudah berurusan dengan hal ini?
"Jam berapa dan sama siapa?" tanya Lia pada laki-laki berambut gondrong dengan rokok di antara dua jarinya.
Laki-laki itu menghisap dan membuang asapnya ke samping, tidak kedepan karena ada Lia.
"Jam sebelas. Gue sama Banu doang sih, yang lain ga bisa ikut." jawab Kenan.
Lia mengangguk, "Gue perlu ikut ga?"
"Makasih." selang Lia berterima kasih pada Roni yang memberikannya segelas es teh.
Roni duduk samping Kenan tepatnya di depan Lia.
"Ga usah lah, kecil ini, mah,"
Meletakan gelas tehnya di atas meja Lia kembali mematap dua laki-laki di depannya, "Biar kecil lo juga harus hati-hati, Nan. Jangan sembarangan, paham?"
"Iya, Del, tau kok."
Memilih menyandarkan pungungnya pada tembok, Lia memejamkan matanya.
Ini adalah tempat ternyaman menggantikan rumahnya. Sejak rumahnya di masuki oleh Aruna, Lia jarang sekali berada di rumah. Lia memilih mendatangi tempat ini sehabis pulang sekolah dan pulang di pukul enam di mana biasanya Tasya sudah pulang dan siap untuk memarahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Lover [Selesai]
Teen FictionSeries # 6 MauNinda Series #6 Sekuel : Tasya 1 & Tasya 2 'Adelia story' *** Mencintai adalah hak setiap manusia, tapi tidak jika seseorang yang di cintai itu sudah bukan milik kita lagi. *** Ini tentang Lia yang sedang berusaha melupakan mantan kek...