EX - 22

675 49 2
                                    

Jangan lupa baca note di bawah, ya.

Happy Reading!

***

Berjalan lurus tanpa menatap sekeliling membuat Lia di jadikan bahan tontonan bagi penunggu rumahnya sekali gus teman-teman papah dan mamahnya yang sedang berkunjung.

"Li-

Lio datang dengan cara berlari menaiki anak tangga menyusul Lia yang sudah tidak telihat. Ucapan Tasya yang terpotong menjadi pembahasan untuk mereka.

"Kenapa?" Restu, teman Gibran semasa SMA bertanya.

Tasya menggeleng karena ia sendiri pun tidak tau menau tentang anak-anaknya.

"Lia kaya habis nangis gitu, Sya." Naya, temannya sekaligus istri dari Restu itu memberitau apa yang ia lihat tadi.

"Berantem kali sama Lio. Namanya juga adik kakak." Dinda menenangkan.

"Gue rasa enggak. Kayanya anak-anak lo ga berantem, deh." ini Jupiter. Orang yang kemarin di bahas oleh Lia.

"Kita semua tau, sejak Lio kawin Lia jadi berubah dan hubungan mereka tuh ga kaya dulu lagi. Kalo ngelihat mereka tadi, kayanya Lia punya masalah sendiri." lanjut Jupiter panjang lebar.

"Nikah, Ter. Lo mah, kawin-kawin aja!" koreksi Valen - teman mereka yang lain.

Jupiter berdecak, "Sama aja. Lagian sih Lio kan, Jagoan. Dia kawin dulu baru nikah-

"Mas!" tegur Jesika. Suaminya memang selalu ceplas-ceplos jika bicara, tidak perduli dengan perasaan orang lain sekalipun itu temannya sendiri.

"Tapi Piter benar, Jes. Lio emang kawin dulu." Gibran berucap.

"Sorry-sorry. Kembali ke topik. Kayanya anak lo lagi patah hati atau ada singgung pundak sama temannya." Jupiter berucap lagi. Ia menegahi agar dirinya dan Gibran tidak bertengkar. Kan ga lucu tua-tua berantem.

Gibran mengangguk menyetui ucapan Jupiter. Mereka semua yang di sini tau dan mengerti betul dengan keadaan anak-anak Tasya dan Gibran yang tidak se-erat dahulu. Dan saat melihat hal seperti ini, mungkin saja jika keduanya memiliki masalahnya sendiri.

"Apa aku coba samperin, Lia?"

"Jangan, biarin Lio yang urus. Kita kasih waktu Lio buat luluhin hati Lia lagi sampai semuanya berjalan seperti yang kalian inginkan." cegah Valen.

"Benar kata Mas Valen, Sya. Kasih waktu mereka dulu buat panasin kopi yang udah dingin. Mungkin dengan cara ini kopi itu bisa kembali di nikmatin."

Semua mengangguk setuju dengan ucapan Dinda - istri Valen. Dinda memang paling bijak di antara mereka. Dinda paling bisa membuat susana panas menjadi dingin dan suasana tegang menjadi syaduh.

"Aruna sama Alexta kemana?" Jesika bertanya sebagai seorang ibu yang kehilangan anaknya. Mereka tadi kesini bersama anak pertama mereka yang seusia dengan Lio dan Lia.

"Kan keluar sama mantunya Gibran. Lo lupa Jes?"

Jesika mengangguk dengan pandangan pada Naya, "Lupa." ujarnya dengan tawa.

"Lupanya kumat, kan. Untung kamu cantik, Jes. Coba kalo modelnya kaya Naya, udah aku tinggal di bawa jembatan." sadis.

"Mulut lo gue jahit, ya, Pit!" tegur Naya tidak suka.

Jupiter hanya cengegesan.

AT

Sementara di atas. Lio masih berusaha membujuk Lia untuk keluar dari kamar mandi. Gadis itu mengurung diri di kamar mandi sejak masuk kamar dan sampai sekarang belum mau keluar.

Ex-Lover [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang