"Lia! Lia! Lo di mana, Lia!!"
Lio seperti orang yang sedang kesetanan. Berjalan dengan cepat memasuki rumah sambil berteriak memanggil nama sang kembaran.
Lio berjalan masuk menuju ruang keluarga dengan wajah yang memerah.
"Lia!"
"Adelia!"
"Lia, lo di mana! Lia!"
Kakinya terhenti, seluruh anggota keluarganya terkecuali Lia ada di tempat. Semua sedang berada di ruang keluarga menikmati tontonan sore.
Tasya meletakan toples di atas meja, berdiri menghampiri sang anak yang sedang sibuk menetralkan mimik wajahnya.
"Ada apa, Bang? Kok teriak-teriak gitu?"
Lio menatap mamahnya tajam. Tasya mengerjit.
"Kenapa?" tanya Tasya heran.
"Lia mana, Mah?!" tanyanya ngegas.
Tasya melirik Gibran.
"Lia lagi di dapur, kenapa?"
"Lia!"
Lio mengabaikan pertanyaan Gibran. Laki-laki otu terus berteriak tidak jelas memanggil nama Lia.
Lia dari dapur muncul dengan wajah tidak sukanya. Suara Lio sungguh merusak mood Lia.
"Berisik lo. Suara lo kedengaran sampai kamar mandi!" ujar Lia judes. Gadis itu berjalan melewati Lio dan Tasya lalu duduk di samping Gibran.
Lio mendekat dua langkah pada Lia. Pandangan laki-laki beristri itu sungguh tajam.
"Lo kenal Kenan?"
Gerakan tangan Lia yang ingin memasukan keripik singkok terhenti di udar, gadis itu menatap Lio penuh tanya.
"Kenal." jawabanya.
"Pacar lo?" Lio kembali bertanya.
"Kamu ini kenapa, Yo?" tiba-tiba saja Aruna bertanya. Ia sendiri sebagai istrinya bingung, ada apa dengan sang suami?
"Lo diam aja!" ucapnya dengan nada tinggi serta lirikan tajam.
Aruna menelan silivanya kasar. Lio mulai mempermalukannya lagi.
"Lo yang diam. Berisik tau ga!"
Mata Lio kembali menatap Lia. Gadis itu masih tenang tanpa memperlihatkan gurat penasarannya.
"Jujur sama gue. Lo pacaran sama Kenan, kan?"
Lia berdiri dengan hentakkan kaki, mendekati Lio dan berdiri tepat di depan laki-laki itu.
"Jujur ga jujurnya gue, itu seterah gue. Lo ga berhak maksa."
"Lagian kalo Lia mau pacaran juga itu bukan urusan kamu, Bang." Tasya menimpali, membela anak perempuannya.
"Tapi, Mah - Lio menatap mamahnya lagi - Kenan itu anak motor!"
"Anak motor?" Gibran ikut bertanya.
Lia menghela. Lio ini dapat kabar dari mana? Kenapa jadi rumit seperti ini.
"Kamu beneran pacaran sama anak motor, Lia?" Gibran bertanya.
Lia memejamkan matanya, mengambil napas dalam-dalam agar tidak tersulut emosi.
"Pah - Lia melirik Gibran - Mah - Lia melirik Tasya - dan lo - Lia menatap tajam Lio."
"Lo ga usah sok tanya gue lagi dekat sama siapa dan anak mana! Sekali pun gue pacaran itu pun hak gue." Lia menjeda menatap kedua orang tuanya.
"Kenan itu teman Lia bukan pacar Lia. Kenan emang anak motor tapi bukan berati Lia juga anak motor. Hanya karena Lia berteman dengan anak motor, Papah dan Mamah menyimpulkan kalo Lia itu sama. Ga, Pah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Lover [Selesai]
Teen FictionSeries # 6 MauNinda Series #6 Sekuel : Tasya 1 & Tasya 2 'Adelia story' *** Mencintai adalah hak setiap manusia, tapi tidak jika seseorang yang di cintai itu sudah bukan milik kita lagi. *** Ini tentang Lia yang sedang berusaha melupakan mantan kek...