Pukul empat pagi Lia sudah di luar rumah dengan pakaian jogingnya. Rutenya kali ini hanyalah jalanan kompleknya saja. Berlari memutari pintu gerbang komplek sampai ujung perumahan saja sudah membuat keringat bercucuran.
Hari sabtu ini Lia sengaja mengawali paginya dengan berolahraga. Selain untuk mendapatkan makanan, Lia melakukan ini untuk menghilangkan rasa kesal dalam hati dan juga sekalian mencari tau sesuatu.
Setelah melakukan pemanasan minimal lima menit, Lia memulai lari kecilnya pada gerbang komplek yang masih tertutup rapat. Bukan hanya gerbang saja yang tutup, langit pun masih malu untuk memamerkan sinarnya.
Ini benar-benar masih pagi, bahkan suara ngaji-ngajian di masjid belum terdengar.
Sambil berlari Lia memperhatikan setiap rumah yang ia lewati. Memperhatikan apakah ada yang aneh atau tidak. Sampai di ujung komplek, Lia terdiam di depan rumah berpagar hitam yang tertutup rapat.
"Apa ini rumahnya?"
"Tapi ga mungkin ah, ini rumah, kan, rumah kosong."
Dialognya terhenti ketika melihat seseorang keluar dengan menenteng plastik berwarna hitam yang dapat di pastikan berisi sampah. Orang itu bukan berasal dari rumah yang sedang Lia amatin, itu dari sebelah rumah kosong tersebut.
"Lho, Neng Lia. Jonging Neng?"
Lia berjalan mendekat pada seorang asisten rumah tangga yang baru saja menyapanya. Lia kenal ibu itu.
"Iya, nih, Bu." jawab Lia sopan.
"Oiya, Bu. Ini rumah sudah berisi, kah?" lanjut Lia.
Asisten itu melirik rumah tersebut lalu menggeleng, "Masih kosong, Neng."
"Kosong?" beonya sendiri.
Jadi rumah itu kosong? Lalu di mana rumahnya...
"Ibu masuk dulu, Ya."
"Oh, iya, Bu."
Lia terdiam. Benar dugaannya jika ucapan mamanya sore tadi salah.
Membuang napas berat akhirnya Lia kembali berlari sampai ujung komplek yang menyisahkan tembok tinggi sebagai akhir dari komplek ini.
Lia kembali lagi pada rumahnya bermaksud mengakhirnya larinya. Sudah cukup larinya sekarang tinggal mandi dan bersiap membantu sang mama.
EX
Pukul lima tiga puluh Lia baru selesai mandi. Tadi, ia tidak langsung mandi seperti apa yang sudah di jadwalkan, Lia malah membuka leptop untuk menonton drama korea yang belum sempat ia selesaikan sejak lusa.
Terlalu asik menonton sampai satu episode pun berakhir dengan cepat ia mematikan leptop dan menaruhnya kembali di atas meja belajarnya. Mengambil handuk lalu dengan cekatan gadis itu memulai ritual paginya.
Selesai dengan mandinya Lia sempat melirik jam di dinding membuat Lia menunda aktivitasnya sebentar hanya untuk mengecek ponsel yang sejak semalam menganggur.
Lia membuka pesan teks dari Susan yang ada di paling atas room pesan.
Susan : Siang temenin gue ke rumah Tante gue, yuk, Li.
05:02Me : Jam?
5:42
Susan : Sepuluhan aja.
Me : Ok.
Lia meletakan kembali ponselnya di atas kasur, berjalan pada meja rias hanya untuk mengambil ikat rambutnya. Sepertinya Lia lagi-lagi melupakan kewajibannya untuk merawat kulit wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Lover [Selesai]
Teen FictionSeries # 6 MauNinda Series #6 Sekuel : Tasya 1 & Tasya 2 'Adelia story' *** Mencintai adalah hak setiap manusia, tapi tidak jika seseorang yang di cintai itu sudah bukan milik kita lagi. *** Ini tentang Lia yang sedang berusaha melupakan mantan kek...