Kegiatannya berlanjut.
Setelah makan dan mengantar Susan pulang ke rumahnya. Kini Lia ada di sebuah lahan kosong yang akan di jadikan tempat untuk teman-temannya berlatih.
Lahan yang dahulunya adalah sebuah lapangan golf itu kini hanyalah tempat kosong tidak berpenghuni yang kadang di isi oleh manusia-manusia otak mesum yang sukanya main hal lebih dengan sang pacar.
Duduk di atas motor entah milik siapa sambil menyesap ice latte yang ia beli di jalan tadi membuat pikirannya tenang. Di tambah dengan melihat teman-temannya berlatih.
Suara motor saling bersautan di depan sana. Cristian dan Romi lah yang sedang berlatih. Dua orang itu nampak seperti musuh jika sedang di jalan seperti ini.
Benar jika kalian menebak bahwa Lia dan teman-temannya masuk gang motor. DonTrigger adalah gang motor yang cukup terkenal di kalangan permotoran di tambah dengan sang ketua yang masih misterius.
DonTrigger bukan gang dengan kebrutalan yang membabi buda. Bukan juga gang dengan kekerasan di dalamnya. DonTrigger adalah gang dengan penuh kasih sayang. Gang yang satu ini lebih suka membantu dari pada menginjak.
Dari ratusan anggota, tidak ada yang berani melawan peraturan yang sudah di tetapkan. Peraturan yang sangat mudah bagi orang yang memiliki hati baik.
Tidak boleh bermain tangan.
Hanya itu. Mudah bukan? Memang mudah bagi sebagian orang, tapi cukup sulit untuk kaum adam yang kesenggol aja langsung nampol.
Tapi bersyukurnya Lia, semua temannya bisa mengikuti peraturan itu dengan baik. Lagi pun, jika tidak mengikuti, nyawa mereka yang akan menjadi taruhannya. Ketua DonTrigger adalah tipe ketua yang diam-diam menghanyutkan.
Jika ada yang melakukan kesalahan ketua tersebut akan diam saja. Tapi jika waktunya tiba, bersiap saja.
Kenan mendekat, membawa dua plastik gorengan yang baru ia beli di depan jalan. Lia menganga melihat banyaknya gorengan di tangn Kenan.
"Gorengan buat stok seminggu atau sebulan, Nan?" tanya Lia random.
Kenan duduk di samping Lia setelah memberikan gorengan tersebut pada Wahyu.
"Anak-anak dateng bentar lagi." jawabnya.
Mata Lia melotot, memandang Kenan tidak percaya, "Demi apa? Semua?"
Kenan hanya mengangguk.
"Kok ga ada yang bilang gue?"
"Lonya yang budek, bukan ga ada yang ngabarin." sinis Kenan.
Lia ber-ha-ria.
"Gue udah nelpon lo lebih dari sepuluh kali, tapi ga ada jawaban dari lo!" gas Kenan.
Lia reflek mengambil ponsel dalam tasnya dan benar, ada panggilan dari Kenan dan juga Rasya.
"Rasya juga nelpon gue," Lia menunjukan layar ponselnya pada Kenan.
"Dia sama yang lain lagi jalan ke sini." tutur Kenan Lia hanya mengangguk.
Di tempat lain, Haydar dan seorang gadis yang beberapa hari lalu Lia temui di mini market sedang berdiri di depan sebuah cafe. Di lihat dari gestur wajah sepertinya keduanya sedang saling bersih kukuh.
Mereka ini tidak punya malu, ya? Bertengkar di depan umum seperti manusia yang tidak berpendidikan saja.
"Ga usah lebay jadi cewek! Lo itu yang mulai semuanya, Chil!"
Gadis dengan baju hitam celana hitam itu bertolak pinggang, "Gue yang mulai? Ngaca! Lo yang mulai berubah, Hay!"
Mata Haydar berkeliling pada sekitar. Keadaan ramai, banyak mata yang menatapnya dan juga gadis bodoh di depannya ini. Haydar malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Lover [Selesai]
Teen FictionSeries # 6 MauNinda Series #6 Sekuel : Tasya 1 & Tasya 2 'Adelia story' *** Mencintai adalah hak setiap manusia, tapi tidak jika seseorang yang di cintai itu sudah bukan milik kita lagi. *** Ini tentang Lia yang sedang berusaha melupakan mantan kek...