Kini Haydar sedang berdiri di depan kaca besar di kamarnya. Memakai dasi sekolahnya dengan asal lalu sedikit merapihkan rambutnya yang sudah rapih.
Haydar tersenyum melihat pantulan dirinya sendiri. Ada rasa bangga juga ketika melihat ke manisan dalam senyumnya sendiri.
"Ga usah ngaca terus! Udah jam tujuh berangkat sana!"
Haydar menoleh pada pintu kamarnya yang semula tertutup namun sekarang terbuka dengan mamahnya yang menjadi dalang.
"Hehe. Iya, Mah. Ini udah kok."
Mamahnya mengangguk lalu pergi keluar kamar. Haydar lantas segera merapihkan bukunya lalu memasuki dalam tas. Ia keluar kamar dan segera berjalan menuju garasi rumahnya.
Motor hitam besar yang menjadi kebahagiaannya ada di depan matanya saat ini.
"Akhirnya, gue bisa make motor kaya gini lagi."
Ex
Lia berdiri di depan parkiran menunggu tiga temannya yang lain yang mengatakan jika mereka ingin bicara dengannya. Lia menuruti dan itu sebab mengapa dirinya ada di sini saat ini. Di parkiran sekolah.
Lia celingukan mencari Chilla, Kiya dan juga Susan. Semalam mereka, tidak lebih tepatnya Susan. Susan mengatakan jika ada sesuatu yang akan ia berikan pada Lia dan meminta Lia untuk menunggunya di parkiran sekolah.
Lia tersenyum seraya mengangkat tangan. Di sana ada Susan, Chilla dan Kiya yang baru saja turun dari motor mereka. Ketiganya menghampiri Lia dengan senyum mengambang.
Susan memberikan sebuah kartu undangan. Lia menerima lalu membukannya.
"Kapan?" tanya Lia setelah tau jika kartu itu adalah kartu undangan ulang tahun Susan.
"Besok malam. Datang, ya."
Lia hanya mengangguk.
"Yaudah, masuk duluan, Ya, Lia!" pamit Kiya. Mereka bertiga masuk lebih dulu meninggalkan Lia yang masih diam di samping motor Lio.
Suara motor membuat Lia menonggak dan tersenyum ramah pada Beni dan Surya. Dua orang itu memilih memarkir di samping motor Lio pas.
"Nunggu Haydar?" tanya Beni. Lia mengangguk.
Surya mendekat, duduk di samping Lia. Lia tidak menolak karena mereka bukan orang yang harus di curigain. Mereka dua teman Haydar.
"Li. Li. Dengar-dengar kemarin lo ke pantai, ya?"
Lia terkekeh, "Iya. Kenapa, Sur?"
"Kok ga ajak gue, gue kan juga mau ikut."
Pletak!
Beni memberikan ketukan pelan pada kening Surya membuat Surya kaget.
"Ya gila aja lo. Masa orang pacaran ngajak kita! Ayan!"
"Ye, namanya juga umat, Ben."
"Lo definisi umat yang tidak pantas di buat bahagia, Sur!"
Gelengan kepala muncul. Lia heran sendiri melihat tingkah laku dua teman pacarnya yang super ajaib. Selalu ada saja yang mereka ributkan jika sedang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Lover [Selesai]
Teen FictionSeries # 6 MauNinda Series #6 Sekuel : Tasya 1 & Tasya 2 'Adelia story' *** Mencintai adalah hak setiap manusia, tapi tidak jika seseorang yang di cintai itu sudah bukan milik kita lagi. *** Ini tentang Lia yang sedang berusaha melupakan mantan kek...