EX - 20

714 55 1
                                    

"Haydar!"

Panggilan dari gurunya membuat Haydar tanpa sadar mengangkat tangan seperti dirinya sedang absen. Guru di depan terkekeh geli melihat tingkah muridnya yang satu ini.

"Kamu tidur?"

Haydar menggeleng, "Enggak, Bu. Cuma merem aja, hehe."

Tidak marah. Bu Tuti tidak marah. Guru itu malah tersenyum mendengar kejujuran muridnya. Ini adalah salah satu enaknya menjadi murid IPS. Guru yang mengajar banyak yang berhati baik tidak seperti IPA yang jelmaan setan semua.

"Ibu bisa minta tolong?"

"Apa, Bu?"

"Tolong antar HP Pak Munandar. Tertinggal di kamar." ucapnya sambil menyodorkan ponsel hitam.

"Ciee! Penganten baru, mah, masih soswet!" ledek Aditia mengundang tawa bagi seisi kelas termaksud yang bersangkutan. Tuti.

Haydar mengabaikan tawa temannya dan dengan malas beranjak dari kursinya menghampiri guru kebudayaan itu.

"Yang lain kek Bu. Ibu demen banget sama saya. Heran." cibir Haydar sebelum sampai di depan.

"Kalo saya demen sama kamu, saya nikahnya sama kamu bukan sama suami saya." balas bu Tuti. Haydar hanya diam karena kesal.

"Mana," Haydar meminta ponselnya dengan cara yang kurang sopan. Beruntung yang di depannya bu Tuti, bukan pak Munandar yang terkenal garang.

"Ini - bu Tuti memberikan ponsel suaminya pada Haydar - kelas dua belas IPA 2 ya, Dar."

Haydar terdiam, wajahnya seperti orang bingung.

"Kelas berapa, Bu?" ulangnya.

"Dua belas IPA 2. Kenapa?" bu Tuti tau. Pasti Haydar akan seperti ini. Di antara banyaknya orang yang tau tentang kisah cintanya dengan Lia hanya beberapa saja dan bu Tuti masuk dalam daftar beberapa.

"Takut gagal move-on, ya?" ledek bu Tuti.

"Emang Haydar punya mantan anak IPA, Bu?" tanya seorang siswi yang di sebut-sebut menyukai Haydar sejak lama.

Bu Tuti menatap siswi tersenyum. Memberikan senyumnya, "Punya. Tapi kalian ga boleh tau."

"Ya... Ibu ga asik lah!" seru sang ketua kelas.

"Biarin. Ya, ga, Dar?"

Haydar membuang muka, mengucap salam lalu pergi keluar kelas. Di tempat, Surya dan Beni yang mengetahui tentang hubungan temannya itu menahan tawa.

"Susah kalo masih sayang, mah."

EX

"Kalo sudah langsung di kumpulkan. Tidak usah di memberitau temannya. Mengerti?!"

Suara tegas pak Munandar memenuhi kelas. Pendidikan kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang guru itu ajarkan. Dan saat ini guru itu baru saja memberi tugas anak muridnya untuk menyelesaikan soal pilihan ganda yang ada di buku LKS dengan jumlah dua puluh lima soal.

Semua serius mengerjakan. Kelas tenang dan tidak berisik seperti saat istirahat. Bahkan Lia yang terlihat mengantuk saja langsung segar ketika melihat guru sudah masuk.

"Lintang! Tidak mencontek walau dengan pacar sendiri!"

Lintang terkesiap mendengar teriakan pak Munandar. Laki-laki itu ketahuan mencontek dengan Ririn.

"Siapa yang nyontek sih, Pak?"

"Kamu, lah, siapa lagi memang?!"

"Saya?" tunjuk Lintang pada dirinya sendiri. "Saya ga nyontek, Pak. Cuma lihat nomor dua aja sama pacar."

Ex-Lover [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang