M O N E Y : : 01

13K 687 13
                                    

"setelah perusahaan bangkrut, kau mau meninggalkanku dan anak kita?"

"Anak kita? Apa kau amnesia? Kau sudah hamil lebih dulu bersama mantan pacarmu yang menghilang ntah kemana"

"Aku mohon! Jangan tinggalkan aku! Aku akan lebih berusaha mencari pinjaman asal jangan tinggalkan aku"

"Terserah apa kata mu, yang pasti aku ingin kita bercerai secepatnya, Jika bukan karna harta keluargamu, aku tidak sudi menikah dengan wanita seperti kau dari awal"

Sepasang mata almond langsung terbuka lebar , bersamaan dengan keringat bercucuran yang membasahi keningnya. Gadis itu mendudukkan tubuh mungilnya yang sedikit bergetar.

Berapa ratus kali pun ia memimpikan kejadian buruk itu, Winter, gadis itu masih saja selalu gemetaran setelah memimpikannya.

"Tenanglah" gumam Winter pada dirinya sendiri, mengatur napasnya perlahan.

Beberapa menit berlalu, akhirnya ia merasa lebih baik setelah menenangkan dirinya.

Beranjak dari kasur lantai yang sedikit lembab karna keringatnya, Winter keluar dari dalam kamar nya dan menemukan seorang wanita tua yang tengah melumuri sawi fermentasi dengan pasta cabai.

"Nenek? Apa Nenek tidak tidur dari semalam?" Tanya Winter pada wanita tua yang ia panggil Nenek.

"Tentu saja Nenek sudah tidur, hanya saja Nenek bangun lebih awal dari mu"

Winter menolehkan kepalanya, melihat jam dinding yang baru saja menunjukkan pukul 4 dini hari.

"Bukankah sudah kubilang, biar aku saja yang membuat kimchi nya, Nenek harus banyak istirahat, lihat wajah Nenek, semakin hari semakin pucat"

Winter mengambil alih kerjaan wanita tua itu, melepas sarung tangan yang terpasang di tangan keriputnya.

"Nenek masih kuat Winter, kau kembali tidurlah, bukankah pagi ini kau harus ikut ujian? Astaga!" Wanita tua itu menepuk pelan jidatnya, baru saja teringat pembicaraan antara wali kelas Winter dan dirinya beberapa minggu lalu.

Wanita tua itu langsung merogoh dompet lusuhnya dari dalam saku celana motif bunganya.

"Pihak sekolah sudah mengurus biaya ujianku, jadi Nenek tidak perlu membayarnya lagi" ujar Winter, tersenyum tipis ke arah wanita tua itu sembari menggosok sawi putih dihadapannya.

"Nenek lega mendengarnya, berikan sekotak kimchi untuk wali kelasmu sebagai ucapan terima kasih"

Winter mengangguk sekilas sebagai jawaban dan berfokus dengan kegiatannya.

Membuat Kimchi, lalu menjualnya di pasar dan di rumah-rumah yang ada. Padahal semua orang bisa membuat kimchi, namun tidak ada salahnya mencoba berjualan kimchi bukan? Ya, karna hanya itu satu-satunya sumber pendapatan mereka.

"Ambilah, beli makanan yang enak bersama teman-temanmu" ujar sang Nenek, menyodorkan beberapa lembar uang pada Winter.

"Aku masih memiliki sisa uang, apa Nenek sudah ke Dokter?"

Winter menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah wanita tua disampingnya karna tak kunjung mendapat jawaban.

"Sudah Nenek bilang, Nenek baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan akhir-akhir ini" jawab wanita tua itu akhirnya sembari menunjukkan senyuman diwajahnya, membuat kerutan di wajahnya tercetak jelas.

"Aku akan menemani Nenek ke Dokter pulang sekolah nanti"

"Tidak tidak.... Untuk apa ke Dokter, meski sudah tua seperti ini, Nenek masih bisa hidup dengan baik tanpa harus ke Dokter" tolak wanita tua itu cukup tegas.

Winter terdiam menatap wanita tua yang ia panggil Nenek. Ia tau alasan wanita tua itu menolak keras untuk pergi ke Dokter. Apalagi kalau bukan karna harus mengeluarkan uang.

"Sebentar lagi cucu Nenek akan menyelesaikan masa sekolahnya.... Apa kau sudah menentukan akan masuk Universitas mana?"

"Sedang kupikirkan...."

Winter tersenyum kecil dikala sang Nenek menyelipkan rambutnya, meski ia bukanlah cucu kandung dari wanita tua ini, namun wanita tua itu tetap merawat Winter sepenuh hati.

Flasback on

9 tahun lalu.

Seorang gadis kecil menatap sekeliling, orang-orang terus berlalu lalang melewatinya. Sudah hampir satu jam ia menunggu ditengah keramaian. Namun sang Eomma tak kunjung kembali menjemputnya.

Hari semakin gelap, gadis kecil itu masih setia menunggu hingga sang Eomma menjemputnya. Meski sebenarnya ia tau bahwa dirinya telah dibuang.

Diusianya yang baru menginjak 8 tahun, ia sudah cukup paham dengan apa yang terjadi pada keluarganya.

Hingga datanglah seorang Nenek dengan sekeranjang kimchi ditangannya. Menawarkan bantuan pada Winter kecil dan membawanya ke kantor polisi.

Selama dikantor polisi, Winter kecil terus diam selama ditanya tentang identitasnya.

"Sepertinya kami tidak bisa membantu banyak, tak ada identitas sama sekali, bahkan dia saja tidak tau namanya"

'Jung Minjeong' batin gadis kecil itu, namun ia sudah berjanji pada Eomma nya untuk tidak memberitahu nama nya pada siapapun sebelumnya.

"Sambil menunggu informasi mengenai anak ini, aku akan merawatnya" ujar wanita tua itu pada akhirnya.

Keduanya keluar dari kantor polisi, wanita tua itu terus menatap anak disampingnya. Sedangkan anak itu hanya bisa memandang lurus kedepan tanpa ekspresi sama sekali.

"Aneh, kenapa tiba-tiba turun salju" gumam wanita tua itu.

Sebutir demi sebutir salju mulai jatuh dari langit, tangan mungil gadis itu terjulur, membiarkan salju berjatuhan diatas tangannya.

"Kau suka salju?"

Gadis kecil itu mengangguk-anggukkan kepalanya. Wanita tua itu tersenyum lembut,  menatap gemas ke arah gadis kecil itu.

"Baiklah, kalau begitu, mulai sekarang nama mu adalah Winter, Kim Winter"

Flashback Off


















Lagi suka bawang bombay🧅

⚠️ MONEY ⚠️  ( Jaemin X Winter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang