M O N E Y : : 15

4.7K 465 42
                                    

"Chaeryeong" Parau Jaemin, kedua matanya sedikit terbuka saat ini.

Winter tertegun untuk beberapa saat, berusaha melepas cengkraman Jaemin yang kian menguat di pergelangannya.

"Chaeryeong...."

Jaemin bangun dari posisinya, memeluk erat tubuh Winter.

"Kupikir kita saling mencintai... Tapi kenapa kau menolakku!?"

"Le-pas" ujar Winter, merasa sesak karna Jaemin memeluknya begitu erat.

"Kau milikku Chaeryeong!" Setelah mengatakan itu, dalam hitungan detik, Jaemin membanting tubuh mungil Winter ke atas sofa dengan cepat.

"Jaemin! Lepas!" Pekik Winter, memberontak dari cengkraman Jaemin.

"Sampai kapanpun, kau milikku"

Benda kenyal milik Jaemin mendarat tepat diatas bibir Winter, melumatnya secara kasar tanpa ampun. Winter mengatup bibirnya, aroma alkohol yang masih tersisa, masuk kedalam indra penciuman gadis itu.

"Umph!!" Berontak Winter, menendang bebas kakinya dibawah sana, berusaha melepaskan diri dari Jaemin.

Jaemin mengangkat wajahnya, melepas cengkramannya pada pergelangan Winter.

"A-ku Win-ter, bukan Chaeryeong" ujar Winter terbata, takut? Tentu saja ia sangat takut saat ini.

"Winter?" Jaemin tertawa geli. "Winter... Mendengar namanya saja aku sangat muak! Dia dan keluarganya sangat menjijikan, di mata mereka hanya ada uang dan kekuasaan... Hahaha, menyedihkan" lanjut Jaemin setengah sadar.

Uang? Kekuasaan? Bahkan Winter tak pernah meminta uang Jaemin sedikitpun, semua kebutuhan pokok dirumah, bisa dibilang itu semua dibeli dengan uang Winter sendiri.

Tangan kekar Jaemin menangkup pipi mulus Winter, refleks Winter menjauhkan wajahnya, mendorong dada bidang Jaemin agar menjauh darinya.

"Kau benar, aku gadis yang menjijikan sekaligus menyedihkan, jadi menyingkir dari hadapanku"

"Stttt.... Tidak, kau tidak seperti itu Chaeryeong" ucap Jaemin, mengecup bibir Winter berkali-kali.

Setetes air mata mulai mengalir dari sudut mata Winter, mengalihkan pandangannya dari Jaemin yang masih berada diatasnya.

"Aku akan menjadikanmu milikku seutuhnya, sampai kapanpun, aku hanya akan mencintaimu" bisik Jaemin, mengecup rahang Winter, lalu turun menuju leher putih gadis itu.

Air mata gadis itu mulai menetes tanpa henti, bagi sepasang umat yang saling mencintai, kalimat itu terdengar begitu indah dan menyentuh.

"Minggir" ujar Winter lemah.

Jaemin sama sekali tak mendengar perkataan Winter, kedua tangannya sudah bergerak membuka kancing piyama yang Winter kenakan. Mengusap pelan perut datar Winter.

"Aku tidak akan menyakitimu Chaeryeong" ucap Jaemin, mengecup dalam kening Winter.

"Jaemin! Jangan! Sadarlah, aku bukan Chaeryeong!" Panik Winter dikala Jaemin membuka paksa celananya.

Segera Jaemin menahan kedua pergelangan Winter hanya dengan satu tangannya, satu tangannya lagi ia gunakan untuk membuka gesper yang ia kenakan, lalu menurunkan resletingnya.

"Le-pas hiks... Akh!" Pekik Winter, saat sesuatu memaksa masuk kedalamnya.

"Kau sangat- uh... sempit Chae....mhh"

Winter menggigit kuat bibir bawahnya, menahan untuk tidak mengeluarkan desahan, sembari memejamkan matanya seerat mungkin, merasa sakit yang luar biasa dibawah sana, sesuatu yang ia jaga selama ini telah robek dan direbut secara paksa oleh lelaki yang sudah menyandang status sebagai suaminya.

"Ah...hah....Chae...." Desah Jaemin sembari menggerakkan tubuhnya.

Air mata terus mengalir tanpa henti dari kedua sudut mata gadis itu, rasa sakit dibawah sana bercampur dengan rasa sakit di hatinya.

***

"Emh...." Eluh Jaemin sembari memegang kepalanya. Terdiam untuk beberapa saat hingga nyawanya terkumpul sepenuhnya.

Jaemin mendudukkan dirinya, mengedarkan pandangan, ini bukan kamarnya. Segera Jaemin beranjak dari kasur dan keluar dari kamar.

Kosong, tak ada siapapun di rumah besar ini dan satu hal yang baru Jaemin sadari, ternyata ia berada di kamar Winter. Kamar yang terletak dibawah tangga.

Ya, Jaemin bisa memaklumi dirinya yang terbangun dikamar Winter, tentu saja karna gadis itu tidak tau kode akses pintu kamarnya.

Mengusap pelan tengkuknya, Jaemin berjalan menuju dapur dan menemukan sebotol minuman pereda mabuk diatas meja.

"Hah... Memang percuma menikah dengannya" desis Jaemin, melewati minuman pereda mabuk itu begitu saja.



















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tahan weh, masih awal ni, jadi jangan ngamok kalau jaemin kejam :(

⚠️ MONEY ⚠️  ( Jaemin X Winter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang