M O N E Y :: 30

6.1K 609 129
                                    

Terlihat sepasang kekasih tengah menyantap makan malam mereka di salah satu restaurant kelas bintang lima dengan tenang, sesekali sang gadis akan tersenyum dikala sang pria memberikan beberapa potongan daging di piringnya.

"Jangan bergerak" ucap Jaemin, sedikit mencodongkan tubuhnya, lalu mengusap sudut bibir Chaeryeong, terdapat noda saus disana.

"Terima kasih" menyunggingkan senyuman manisnya.

"Gaun mu, apa sudah selesai?" Tanya Jaemin seraya melanjutkan kembali makannya yang sempat tertunda.

"Hampir selesai, aku tidak sabar ingin mengenakannya... Akhirnya, Jeno Oppa dan Heejin Noona akan segera resmi menjadi suami istri" senang Chaeryeong.

"Kau terlihat sangat bahagia"

"Tentu saja! Aku akan segera mendapat keponakan dan menggendong bayi yang sangat lucu"

"Kita bisa membuatnya setelah menikah nanti" goda Jaemin pada kekasihnya.

"Hei!" Chaeryeong spontan memukul punggung tangan Jaemin, wajah gadis itu sudah merah padam. Meski para pengunjung restaurant tidak peduli dengan apa yang Jaemin katakan, tetap saja Chaeryeong merasa malu.

Jaemin tertawa geli melihat wajah merah padam gadisnya, lalu membuang pandangannya ke arah jendela. Tawanya perlahan memudar dikala melihat salju yang mulai berjatuhan dari langit.

Salju pertama yang ia lihat sejak kembali ke negara kelahirannya.

"Eo? Saljunya sudah turun, kupikir akan turun disaat malam natal" ujar Chaeryeong, mengikuti arah pandang Jaemin.

"Setiap aku melihat salju, pikiranku langsung tertuju pada satu nama... Sahabatku, Winter, apa kau mengingatnya?"

Jaemin mengangguk pelan sebagai jawaban, meski Chaeryeong tidak melihatnya, ia yakin Chaeryeong pasti melihat anggukkannya.

"Mungkin tidak seharusnya aku membicarakannya, tapi, aku merasa kasihan pada Winter... Dia menjual tubuhnya pada Jeno Oppa setelah kami selesai ujian saat itu, namun, tak lama setelahnya, Winter mengembalikan semua uang yang Oppa berikan" cerita Chaeryeong, meletakkan garpu beserta pisaunya.

"Beberapa kali bertemu, aku selalu ingin menanyakan hal itu padanya, mengapa ia harus menjual tubuhnya? Dan belum lama ini, aku baru saja mengetahui, ia membutuhkan uang itu untuk biaya operasi Neneknya, sayangnya Nenek Winter harus merenggang nyawa terlebih dulu"

Jaemin sedikit menyeritkan keningnya, bingung harus berekspresi seperti apa.

"Sebelumnya, dia tinggal dengan Neneknya?"

Chaeryeong mengangguk sebagai jawaban, "hum, dia hanya tinggal berdua dengan Neneknya, tak lama setelah kejadian itu... Aku rasa setelah Neneknya meninggal, ia pergi ntah kemana, bahkan aku tak bisa menghubunginya sama sekali, hingga aku bertemu dengannya lagi di restaurant kakak iparmu, tapi sepertinya dia sudah tidak bekerja disana lagi" kata Chaeryeong, mengingat beberapa kali ia datang bersama Jaemin ke restaurant tempat Winter bekerja, gadis itu tidak pernah terlihat lagi.

"Kau bilang dia menjual tubuhnya pada Jeno, itu artinya dia sudah tidur dengan Jeno?"

"Saat itu Oppa masih bisa berpikir jernih, jadi dia tidak menidurinya, aku sangat lega saat mendengarnya, aku tidak bisa menahan rasa kesalku saat Jeno Oppa menceritakan hal itu"

Jelas-jelas gadis itu sudah tidak perawan saat ia melakukannya di kamar mandi, apa Jeno berbohong? Atau gadis itu menjual mahkotanya pada pria lain?.

"Kita jadi membicarakan orang lain... Ngomong-ngomong keadaan Yuta Oppa bagaimana? Sudah hampir empat bulan ini, apa masih belum ada tanda-tanda kapan ia akan tersadar?"

⚠️ MONEY ⚠️  ( Jaemin X Winter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang