"hei"
Winter mengangkat wajah lesunya, menatap Jaemin yang berdiri tak jauh darinya, lalu gadis itu menutup pintu utama yang ia buka sebelumnya. Setelah dua minggu, akhirnya pria itu menunjukkan dirinya.
"Apa kau tidak lihat ini sudah jam berapa? Perempuan macam apa kau ini? Apa kau pikir ini rumah mu hingga kau bisa pergi dan pulang sesuka hatimu?"
Gadis itu terlalu lelah untuk meladeni Jaemin saat ini, ia sendiri juga tau sekarang sudah jam 1 tengah malam, memang tidak seharusnya seorang perempuan pulang selarut itu. Tapi mau bagaimana lagi, jika ia tak pingsan sebelumnya pun, pasti jam 10 ia sudah berada dirumah.
"Selanjutnya , jangan kembali ke rumahku jika lebih dari jam 11, aku tidak peduli kau tidur dimana, dengan siapa, itu semua urusanmu" ucap Jaemin seraya bersedekap dada.
Winter hanya mengangguk pelan sebagai jawaban, saat ini ia hanya ingin masuk kedalam kamarnya dan membaringkan tubuhnya.
"Aku belum selesai bicara" dingin Jaemin, ketika Winter berjalan melewatinya.
Otomatis, Winter menghentikan langkahnya.
"Katakan saja" sahut Winter tak kalah dingin dengan suara lemahnya.
"Tentang uang yang Eomma mu minta, aku tak akan memberikannya lagi, ini sudah keberapa kalinya keluargamu meminta uang pada keluargaku? Bahkan dalam jumlah besar" Jaemin menggantung ucapannya, melirik sinis ke arah Winter yang ada dibelakangnya.
"Meski keluarga kalian jatuh bangkrut, kalian tetap tidak akan mendapat sepeser pun uang dari kami lagi" sambung Jaemin.
Winter hanya bisa terdiam mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut Jaemin, ia sama sekali tidak mengetahui hal itu. Kaget? Tentu saja ia sangat kaget, tanpa sepengetahuannya, keluarga Jo dan Eomma nya meminta uang pada Jaemin dan keluarganya selama ini.
"Dan satu lagi, segera tanda tangan surat cerai yang kuberikan, karna pernikahan ini, aku merasa sangat muak dengan hidupku" setelah melontarkan kalimat kejam itu, Jaemin berlalu masuk kedalam kamarnya.
Winter menelan saliva nya susah payah, rasa pusing yang melanda sebelumnya pun hilang seketika. Akhirnya, Winter hanya bisa tersenyum miris dengan apa yang sudah terjadi padanya.
***
Winter menutup pintu taxi yang ia tumpangi sebelumnya, menatap gedung yang menjulang tinggi dihadapannya.
Perlahan namun pasti, kedua kakinya melangkah mendekati lobby gedung, langkahnya terhenti tepat di hadapan dua pria berjas hitam.
"Mohon tunjukkan kartu undangan dan identitas" ujar salah satu pria berjas hitam tersebut.
Winter segera merogoh tas selempangnya, lalu mengeluarkan kartu undangan beserta identitasnya dan menyerahkan kedua benda itu pada pria berjas hitam yang berbicara sebelumnya.
"Silahkan masuk"
Kedua pria berjas hitam itu sedikit membungkuk, mempersilahkan Winter masuk kedalam.
Dengan ragu, ia berjalan masuk kedalam hingga sampai didepan lift, sesuai buku panduan, ruangan galeri Chaeryeong terletak di lantai 8.
Sebenarnya, gadis itu sudah sangat terlambat datang ke acara peresmian pembukaan galeri Chaeryeong. Jam yang tertera pukul 7 malam, sedangkan ia baru saja tiba pukul 8 malam karna restaurant tempat ia bekerja, lebih sibuk dari biasanya.
Firasatnya mengatakan lebih baik tidak muncul di tengah acara, namun di sisi lain, ia merasa harus datang ke acara itu, bagaimana pun Chaeryeong adalah sahabatnya dan gadis itu sudah banyak membantunya semasa sekolah secara finansial.
KAMU SEDANG MEMBACA
⚠️ MONEY ⚠️ ( Jaemin X Winter )
FanfictionUang, siapa yang tidak suka uang? Tentu saja 99,9% manusia menyukai uang. Selama ada uang, semua akan terasa mudah. Lantas, apakah uang bisa menghidupkan kembali orang yang sudah pergi untuk selamanya? M O N E Y : : : CAST • Kim Winter ( Aespa ) •...