M O N E Y : : 08

4.5K 479 26
                                    

"lepas! Brengsek! Jangan sentuh aku!" Ronta Winter dikala tubuh besar pria itu sudah berada di atasnya.

"Sttt.... Jangan berisik, percuma saja kau berteriak seperti itu, tak akan ada yang bisa mendengar kita" bisik pria paruh baya itu, dengan mudahnya ia menahan kedua tangan Winter.

"Lepas!"  Kedua mata Winter sudah mulai berkaca-kaca, sekuat tenaga gadis itu berusaha melepas cengkraman pria itu ditangannya.

"Yeobo...."

Pria paruh baya itu membulatkan matanya begitu mendengar panggilan istrinya dari luar.

"Sial" gumam pria paruh baya itu.

Segera pria paruh baya itu beranjak dari atas tubuh Winter, membenarkan pakaiannya. Bersamaan dengan itu, pintu kamar Winter yang terkunci, dibuka paksa.

"Yak! Apa kau masih dirumahku!? Cepat keluar!"

Dengan tergesa-gesa, ayah tiri Jungwoo membuka pintu kamar Winter.

"Yeobo! Astaga untung saja kau cepat kembali, asal kau tau, gadis tidak tau malu ini, memohon padaku agar membiarkannya tetap tinggal disini dan menyuruhku menyentuhnya sebagai bayaran" jelas pria paruh baya itu dengan cepat.

Winter yang mendengar hal itu, hanya mengusap kasar air matanya, beranjak dari tempatnya dan mengambil tas punggungnya.

"Perempuan murahan!" Murka wanita paruh baya itu, masuk kedalam kamar dan menjambak rambut Winter.

"AKU SUDAH BERBAIK HATI MEMBIARKANMU BEBERAPA HARI DIRUMAHKU DAN KAU MENGGODA SUAMIKU DENGAN TUBUH SAMPAHMU ITU!?" teriak wanita paruh baya itu sembari menjambak dan menampar pipi mungil Winter.

"Yeobo!" Pria paruh baya itu langsung memeluk tubuh sang istri dari belakang, menahan kedua tangannya.

"Lepas! Aku harus memberi pelajaran untuk perempuan murahan ini"

Winter terdiam, percuma saja ia mengatakan yang sebenarnya, yang pastinya ia tak akan didengar sama sekali. Winter hanya menatap sayu ke arah wanita paruh baya itu, kemudian berjalan keluar dari kamar.

"Yeobo, tenanglah, bagaimana jika dia kabur dari rumah?"

"Kau sudah tergoda dengannya huh!?"

Winter terus berjalan lurus keluar dari dalam rumah, mengabaikan sepasang suami istri yang tengah beradu mulut dibelakangnya.

Setelah memasang sepatunya, Winter berjalan keluar meninggalkan tempat itu.

Dengan sisa uang yang ia miliki, gadis itu kembali ke Seoul, lebih tepatnya rumah mendiang sang Nenek. Meski sudah dilarang sebelumnya, namun, gadis itu tak punya tempat lain lagi selain rumah itu.

***


"Temukan gadis itu, Eomma dan Appa harus berterima kasih padanya"

"Sepertinya dia masih memiliki hubungan dengan keluarga Jo, beberapa kali aku melihatnya didepan unit keluarga Jo" ucap Giselle sembari menyuapi Ibu dari pacarnya.

Jaemin membereskan peralatan makan sang Ayah setelah selesai menyuapinya.

"Keluarga Jo? Sudah kuduga, ini semua pasti rencana keluarga Jo" geram Jaemin.

"Jangan berpikir seperti itu Jaemin, ini semua murni terjadi karna kesalahan Appa, harusnya Appa tidak berkendara dalam keadaan mengantuk"

"Benar kata Appa mu, ini semua murni terjadi tanpa ada campur tangan keluarga Jo... Setelah Eomma dan Appa keluar dari rumah sakit, kita harus segera bertemu dengan keluarga Jo"

Yuta menepuk pelan pundak Jaemin, adiknya yang satu ini selalu saja berpesangka buruk terhadap orang lain.

***

Beberapa minggu berlalu, akhirnya Winter mendapat pekerjaan sebagai kasir di salah satu minimart terdekat.

"Terima kasih, semoga hari mu menyenangkan" kata Winter seraya membungkukkan setengah tubuhnya pada pembeli yang baru saja keluar.

Gadis itu melepas jaket kerjanya setelah melihat salah satu rekannya baru saja datang.

"Maaf, tiba-tiba aku ada urusan mendadak"

"Lagi? Ini sudah keempat kalinya"

"Yak! Aku kan sudah meminta maaf, lagipula aku hanya telat beberapa belas menit saja"

Winter mengatup bibirnya serapat mungkin, berusaha untuk tidak memaki rekan kerjanya ini. Bagaimana pun ia masih baru ditempat ini dan lebih baik ia tidak mencari masalah dengan perempuan didepannya.

"Selanjutnya, kabari aku jika kau ada urusan mendadak"

"Kau memang paling pengertian, ngomong-ngomong, uangnya biar aku yang hitung, kau pulang saja"

"Bos bilang kita harus menghitungnya bersama"

"Aku sudah lama bekerja disini, apa kau tidak percaya denganku? Pulang sana, jam kerjamu juga sudah habis"

"Setelah kit-"

"Wah... Kau benar-benar tidak percaya padaku?" Potong perempuan itu, tersenyum miris pada Winter.

Winter menghela dalam diam, lalu berjalan keluar dari area kasir.

"Terima kasih, aku pulang dulu kalau begitu" ujar Winter tanpa ekspresi sama sekali.

Setelah memasukkan jaket kerjanya kedalam tas, Winter berjalan keluar dari minimart , meninggalkan rekan kerjanya didalam sana.

Mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, Winter mengetik sesuatu dengan cepat disana.

Winter

Aku tunggu ditaman xxx sekarang.
































🫀

⚠️ MONEY ⚠️  ( Jaemin X Winter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang