M O N E Y : : 13

4.2K 503 36
                                    

"Winter?"

Winter hanya bisa menunjukkan senyumannya, lalu menata makanan diatas meja.

"Yak... Kemana saja kau selama ini? Kenapa kau menghilang begitu saja?" Tanya Chaeryeong, berdiri dari duduknya sembari menyentuh pundak Winter.

"aku sedang bekerja" jawab Winter pelan.

"Ah, maaf, aku terlalu bersemangat" sesal Chaeryeong.

"Apa begini sikap seorang pelayan terhadap tamu VVIP?" Tanya Jaemin tiba-tiba.

"Aku tidak apa-apa Jaemin, dia teman sekolahku dulu, jangan berlebihan... Ah iya, kenalkan, ini Winter , dan ini Jaemin, sahabat Jeno Oppa" Charyeong mendekatkan tubuhnya pada Winter, kemudian berbisik. "Katanya calon kakak iparnya adalah pemiliki restaurant ini, tapi aku tidak percaya akan hal itu"

"Aku bisa mendengarmu Lee Chaeryeong"

Chaeryeong tertawa geli, lalu menjauhkan tubuhnya. "Bercanda, aku percaya padamu Jaemin"

Keduanya tertawa bersama dan Winter hanya bisa terdiam sedari tadi memperhatikan.

Tak menyangka akan bertemu Jaemin secepat ini setelah mendengar lelaki itu sudah kembali.

Winter tersenyum samar ketika melihat jemari Jaemin yang kosong, berbeda dengan jemarinya.

"Kau sudah menikah?" Antusias Chaeryeong, mengangkat tangan Winter.

"Belum, aku menggunakannya agar tak ada lelaki brengsek mendekatiku"

Chaeryeong ber o ria mendengar jawaban Winter yang masuk akal.

"Ayo duduk, kita makan bersama! Banyak hal yang ingin kutanyakan padamu, kau tidak keberatan kan Jaemin?"

Jaemin menatap dingin ke arah Winter, kemudian tersenyum paksa ke arah Chaeryeong sembari mengangguk.

"Aku harus kembali bekerja, kita bisa berbicara di lain waktu"

"Jaemin, calon kakak ipar mu pemilik restaurant ini bukan?"

"Tanda tangani surat cerai ini segera" dingin Jaemin sembari melempar sebuah map pada Winter.

Winter menatap map coklat yang mendarat sempurna diatas paha nya, kemudian mengangkat wajahnya agar bisa menatap Jaemin.

Baru saja ia selesai memindahkan barang-barangnya di rumah baru mereka- tidak, di rumah baru Jaemin, karna kemarin lelaki itu tiba-tiba datang setelah pertemuan mereka di restaurant dan memaksanya untuk pindah segera.

Sekarang, Lelaki itu sudah menyuruhnya untuk menandatangani surat cerai mereka.

"Sesuai perkataanku 4 tahun lalu , aku ingin kita segera bercerai setelah aku kembali"

"Bukankah kau sangat keterlaluan?"

"Aku keterlaluan? Kau yang keterlaluan! Jika kau tidak mengacaukan kencanku dan Chaeryeong kemarin malam, kami pasti sudah resmi menjadi sepasang kekasih saat ini! Kau sengaja kan?" Ketus Jaemin, melayangkan tatapan bencinya pada Winter.

"Sepertinya hobi mu adalah menuduh orang tanpa bukti, untuk apa aku mengacaukannya? Aku hanya melakukan pekerjaanku disana"

"Apalagi jika bukan untuk mempertahankan pernikahan tidak jelas ini?"

Winter memejamkan kedua matanya, berusaha untuk tidak tersulut emosi, namun ternyata gadis itu tak bisa menahannya lagi.

"Dengarkan baik-baik Tuan Na Jaemin yang terhormat! Sejak awal, aku juga tidak menginginkan pernikahan ini dan jika aku tau tamu yang berada di ruangan VVIP itu adalah kau, aku tidak sudi mengantar makanan ke ruangan itu!" Jawab Winter tak kalah ketus, kini gadis itu sudah berdiri dengan lantang didepan Jaemin.

Plak!

Satu tamparan mendarat mulus tepat diatas pipi putih Winter.

"Perhatikan bicaramu, selama hidupku, baru kali ini aku bertemu gadis yang tidak ber etika seperti dirimu" dingin Jaemin, sama sekali tak menunjukkan rasa bersalahnya karna sudah menampar Winter.

Kaget? Tentu saja, saat ini Winter merasa kaget bukan main. Bahkan gadis itu sampai tidak tau harus berkata apa lagi.

"Ah satu lagi, jangan pernah megucapkan nama ku dengan mulut kotormu itu" setelahnya, Jaemin pergi meninggalkan Winter yang masih mematung ditempat.

Winter kembali tersadar setelah mendengar pintu kamar terbanting dengan kuat. Bersamaan dengan itu, ponsel Winter berbunyi, segera ia meraih ponselnya yang berada di atas sofa.

Sepertinya, Eomma nya sudah tau tentang kepindahannya, setelah sekian lama wanita itu tidak menghubunginya, tiba-tiba ia mendapat panggilan dari wanita itu.

"Halo, putri Eomma yang cantik, bagaimana kabarmu?"

Winter terhenyak untuk beberapa saat, gadis itu paling tidak bisa jika sudah berhadapan dengan sang Eomma.

"Aku baik-baik saja, Eomma sendiri?"

"Tentu saja Eomma selalu baik, Eomma dengar kau sudah tinggal bersama Jaemin?"

Menarik nafas sebentar, Winter mengangguk meski ia tau wanita itu tak bisa melihatnya dan berdehem kecil sebagai jawaban.

"Sudah lama kita tidak berkumpul, undang mertuamu untuk kesana besok, Eomma dan Paman Jo akan datang. Eomma tidak sabar melihat rumah baru mu dan Jaemin" antusias Aegyeo dari sebrang telfon.

Winter menatap map coklat yang sudah terjatuh ke lantai sejak tadi.

"Eomma, aku akan segera bercerai dengan Jae-"

"Kau gila!? Jaemin baru saja kembali dan kau bilang akan segera bercerai dengannya!? Kau mau melihatku mati dalam waktu dekat hah!?" Potong Aegyeo sembari berteriak dari sebrang telfon.

Tubuh Winter menegang mendengar kata 'mati' , ia tak mau kehilangan orang yang sangat ia sayangi untuk kedua kalinya.

"Tidak, aku tidak akan bercerai dengan Jaemin, untuk itu, Eomma jangan mengatakan hal seperti itu lagi"

"Eomma tau kau pasti tidak akan mengecewakan Eomma" ujar Aegyeo dengan lembut dari sebrang telfon.


Disatu sisi, Jaemin terdiam, menatap telapak tangannya yang baru saja menampar seorang perempuan dan perempuan itu adalah istri sah nya di mata hukum.

Sedikit tak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan, untuk pertama kalinya selama ia hidup, baru kali ini ia menyakiti seorang perempuan ntah itu secara batin maupun secara fisik.

'jangan merasa bersalah Jaemin, dia pantas menerimanya' batinnya sembari menyandarkan tubuhnya di pintu kamar.


























Sejujurnya gua agak ragu buat publish ni cerita, takutnya dikira gua ngerusak nama baik Jaemin kan, tapi gua ga ada maksud begitu.

Untuk para pembaca MONEY , gua ingatin ini cuma cerita FIKSI , jadi jangan terlalu baper yak :(

⚠️ MONEY ⚠️  ( Jaemin X Winter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang