M O N E Y : : 17

4.5K 447 31
                                    

Selama perjalanan, keduanya terus terdiam, sesekali Mark akan berdehem kecil, guna menghilangkan kecanggungan diantara keduanya.

"Siapa nama mu?" Tanya Mark, rasanya ia tak tahan lagi berada di situasi canggung ini.

"Winter, Kim Winter" jawab Winter dengan cepat.

"Maaf, harusnya aku memperkenalkan diri lebih dulu" ujar Winter, sedikit membungkukkan badannya ke arah Mark.

Mark terkekeh pelan, lalu kembali berfokus menyetir di jalanan yang cukup sepi karna hujan masih tak kunjung reda.

"Apa kau sangat menyukai karya penulis Haechan Lee?" Tanya Mark lagi, berusaha mencairkan suasana.

"Ya!.... Aku sangat menyukai semua novel yang diterbitkan penulis Haechan Lee, setiap membaca karya Haechan Lee, aku selalu merasa tenggelam didalam cerita dan menangis tanpa kusadari, semua pemeran utama perempuan di karya Haechan Lee selalu saja berakhir dengan tragis" jawab Winter, sedikit bersemangat.

Menyadari dirinya yang lebih bersemangat dari biasanya, Winter mengatup bibirnya, kini giliran dirinya yang berdehem kecil, menatap keluar jendela.

"Kau sangat berbeda dengan para pembaca yang ku temui"

Menoleh ke arah Mark yang masih fokus menyetir, Winter menaikkan kedua alisnya, bingung dengan perkataan Mark.

"hampir semua pelangganku tidak menyukai karya Haechan Lee karna selalu berakhir tragis, berbeda denganmu" sambung Mark, membuat Winter tertawa canggung.

Memainkan cincin yang terpasang manis di jemarinya, Winter tersenyum tipis.

"Meskipun berakhir tragis, setidaknya para pemeran utama perempuan itu tidak perlu menjalani hidup yang menyedihkan lagi" ucap Winter pelan, namun bisa didengar jelas oleh Mark.

"Itu semua hanyalah cerita yang diketik oleh tangan manusia, hal seperti itu tidak benar-benar terjadi di dunia nyata"

Winter mengangguk-angguk sebagai jawaban, lalu kembali menatap keluar jendela.

"Bisa turunkan aku di halte depan?"

"Aku bisa mengantarmu hingga depan rumah"

Winter mengangkat tangannya, membuat cincin yang terpasang di jari manisnya terpampang jelas.

"Gosip buruk akan beredar jika kau menurunkanku didepan rumah"

"Katakan saja aku hanyalah supir taxi online"

"Hanya orang bodoh yang percaya jika kau supir taxi online" sahut Winter sembari tertawa kecil.

Mark ikut tertawa mendengar perkataan Winter, lalu menepikan mobilnya di dekat halte.

"Pakai saja payungku, kau bisa mengembalikannya nanti" ujar Mark sambil membalikkan tubuhnya, mengambil payung yang ia letakkan di kursi belakang.

"Apa harus dikembalikan?"

"Tentu saja harus" jawab Mark, memberikan payung tersebut pada Winter.

"Akan ku kembalikan secepatnya" ujar Winter dan mengambil payung yang Mark berikan.

"Senang berkenalan denganmu Mark, Terima kasih untuk tumpangan dan payungnya."

***

Jaemin membuka pintu utama dengan malas, wajah lelah pria itu sangat tergambar jelas saat ini. Membuka asal sepatu hitam miliknya, lalu melepas kaos kaki yang sudah sangat basah dikakinya dan melemparnya asal.

Berjalan santai memasuki rumahnya, Jaemin sedikit menunduk, lalu menatap jejak kaki serta tetesan air di kemarik mahalnya.

"Ck! Apa dia tidak bersih-bersih rumah?" Kesal Jaemin, menatap pintu kamar Winter yang tertutup rapat.

⚠️ MONEY ⚠️  ( Jaemin X Winter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang