M O N E Y : : 12

4.2K 471 11
                                    

4 Tahun kemudian.

"Winter, antarkan ini untuk tamu ruangan VIP"

Winter yang baru saja dipanggil, segera berlari mengambil alih troli makanan dari rekannya.

Setelah mengantar dan menata makanan di ruangan VIP , Winter kembali menuju dapur restaurant yang begitu sibuk.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, yang berati saatnya istirahat. Melepas apron hitam yang terikat ditubuhnya, Winter berjalan menuju salah satu ruangan yang ada disana, lalu mendudukkan dirinya.

Mengeluarkan bekal yang ia siapkan tadi pagi, akhirnya Winter bisa mengisi perut kosongnya sejak semalam.

Dalam satu hari, gadis itu hanya bisa mengisi perutnya sebanyak satu kali, upah yang ia terima dari hasil bekerja di restaurant, selalu ia simpan, sebisa mungkin gadis itu menekan pengeluarannya sehari-hari.

Dua bulan setelah Jaemin kembali ke Amerika, keluarga Jo tidak membiarkannya tinggal bersama mereka lagi. Dengan tega nya, Tuan Jo hanya menyewakan satu rumah kecil untuk Winter dan keluarga Na tau akan hal itu, dengan alasan agar Winter bisa hidup mandiri dan menjadi istri yang pantas untuk Jaemin ketika Jaemin kembali nanti.

"Ke ruangan Nona Giselle sekarang" ujar salah satu pria tiba-tiba.

Winter menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, lalu menutup bekal yang ia bawa, padahal ia baru saja menyuapkan beberapa sendok makanan.

Gadis itu sudah terbiasa dengan perlakuan orang-orang yang ada ditempat kerjanya. Semua pekerja iri padanya karna dengan mudah bekerja disini tanpa harus melewati trainee.

Tentu saja karna atasannya adalah Giselle, hanya saja orang-orang disini tidak mengetahui hubungan apa yang ia miliki dengan Giselle.

Sedikit berlari kecil, Winter mengejar lift yang masih terbuka, begitu akan sampai, beberapa orang yang ada didalam lift menyuruh rekannya untuk menutup pintu lift agar Winter tidak bisa masuk.

Lucu memang ,di dunia kerja pun ia harus bertemu rekan kerja yang masih bersifat kekanakan.

Akhirnya, Winter menunggu hingga pintu lift kembali terbuka dan masuk kedalam, kemudian menekan angka 5, menuju ruangan Giselle.

Setibanya didepan pintu ruangan Giselle, Winter mengetuk pelan pintu tersebut, lalu membukanya perlahan.

"Eonnie memanggilku?" Tanya Winter setelah masuk kedalam dan menutup pintu.

"Kemarilah" ujar Giselle sembari menepuk sofa kosong disampingnya.

Tanpa mengulur waktu, Winter mendudukkan dirinya di samping Giselle, menghadap perempuan yang sebentar lagi akan menyandang marga yang sama dengannya.

"Bagaimana dengan rumah baru mu dan Jaemin?"

Otomatis Winter menyeritkan keningnya mendengar perkataan Giselle.

"Jangan katakan jika kau tidak tau bahwa Jaemin sudah kembali ke Korea sejak 1 minggu yang lalu?"

"Ah... ya, Jaemin sudah kembali" Winter mengangguk-angguk.

"Rumah baru? Aku sangat menyukainya, lebih luas jika dibandingkan dengan rumah lama" lanjut Winter sembari tersenyum senang.

"Kau tidak perlu berbohong seperti itu Winter" ujar Giselle, menatap iba ke arah Winter.

Winter hanya bisa menunjukkan senyuman tipisnya, ia sangat membenci tatapan iba yang selalu Giselle dan Yuta tunjukkan untuknya.

"Maaf Eonnie ,aku tidak bisa berlama-lama disini, aku harus segera kembali bekerja"

"Aku akan melaporkan hal ini pada Yuta, padahal Yuta sudah mengatakan pada Jaemin agar membawamu pindah ke rumah baru kalian, bagaimana pun kalian adalah suami istri dan lagi Jaemin sudah kembali"

"Aku yang menolak untuk pindah" bohong Winter lagi, padahal ia saja tidak bertemu dengan Jaemin, bahkan ia juga tidak tau Jaemin sudah kembali ke negara kelahirannya sejak minggu lalu.

"Kau tidak suka dengan rumah baru kalian? Apa karna jaraknya jauh dengan restaurant? Kau bisa bekerja bersama Jaemin mulai saat ini Winter, aku tidak akan pernah mengikatmu disini, kau berhak melakukan apapun yang kau mau"

Lagi-lagi, Giselle menunjukkan raut wajah iba nya pada Winter, membuat gadis itu terdiam.

"Aku senang bekerja disini Eonnie... Tentang pindah kesana, akan kupikirkan nanti, aku harus kembali bekerja" Winter bangun dari duduknya, lalu membungkuk sekilas ke arah Giselle, bagaimana pun, Giselle adalah atasannya.

Giselle hanya bisa menghela nafas, memandang tubuh mungil Winter yang menghilang diantara pintu. Setelahnya, Giselle mengeluarkan ponselnya, lalu menekan angka satu, dari benda persegi tersebut.

"Na Yuta! Katakan pada adikmu itu, jika dia masih menelantarkan istrinya seperti ini, aku akan membunuh adikmu dengan tanganku sendiri!"

***

"Winter, antar makanan ini ke ruangan VVIP , berikan pelayanan terbaik" titah kepala restaurant saat Winter baru saja kembali dari ruangan Giselle.

Winter menghela dalam diam, jam istirahatnya sudah habis dan gadis itu tidak bisa kembali mengisi perutnya hingga jam kerja selesai.

Segera, Winter mendorong troli berisi makanan mewah kedalam lift, kemudian menekan angka 4, tempat ruangan VVIP berada. Diikuti seorang rekan kerjanya.

Pintu lift terbuka, Winter mendorong troli tersebut, lalu masuk kedalam ruangan VVIP , seketika tubuh gadis itu membeku melihat dua manusia yang sangat ia kenal.

"Winter?"

































"Winter?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️ MONEY ⚠️  ( Jaemin X Winter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang