M O N E Y :: 28

4.1K 480 32
                                    

Dengan napas terengah-engah sehabis berlari, Winter masuk kedalam toko buku Mark, mencari keberadaan pria itu disana, hingga ia menemukan sosok yang ia cari, tengah menyusun buku di pojok rak. Segera Winter menghampirinya dan berhenti tepat di samping Mark.

"Eo, sudah kembali, cepat sekali?" Tanya Mark, mengalihkan pandangannya sekilas, lalu kembali menyusun buku-buku yang akan dijual.

Mark sedikit mengernyit, menghentikan kegiatannya, lalu pandangannya fokus pada gadis itu sepenuhnya begitu melihat pipi Winter sedikit membengkak dan memerah.

"Siapa yang melakukan ini?" Tanya Mark, merasa sangat marah melihat bekas tamparan itu.

"Aku tersandung saat berlari tadi-" menahan ucapannya, tanpa sadar air mata Winter mengalir dari sudut matanya.

Satu tangan Mark terjulur, mengusap sudut mata Winter, Kemudian Mark merengkuh tubuh mungil gadis itu kedalam pelukannya.

"M-Mark"

"Kudengar, pelukkan bisa membuat kita merasa lebih tenang... Menangislah jika ingin, setelah merasa lebih baik, kau bisa membagi bebanmu padaku" ucap Mark dengan pelan seraya mengusap surai Winter selembut mungkin.

Winter mengatup kuat bibirnya, kedua matanya kembali memanas, melepas pelukkan Mark padanya, Winter menatap Mark yang jauh lebih tinggi darinya.

"Aku sangat berterimakasih padamu dan keluargamu Mark... Terdengar menggelikan memang, tapi aku sangat senang bisa mengenalmu, Eomma mu dan Haechan..." Menunduk sesaat, kedua tangannya terkepal kuat. Menahan diri untuk tidak menangis lagi.

"Maaf sudah banyak merepotkanmu" sambung Winter sepelan mungkin.

"Hei... Sudah kubilang jangan berbicara seperti itu, Eomma ku akan sedih mendengarnya"

"Maaf"

"Berhenti meminta maaf, ngomong-ngomong, semua barangmu, kapan kita akan membawanya ketempat baru mu?"

"Aku...Aku akan pergi menemui Nenek"

"Ah kau masih memiliki Nenek ternyata...baiklah aku akan mengantarmu, tapi setelah aku menyusun ini semua" ucap Mark seraya menepuk pelan pucuk kepala Winter.

"Tidak, tempatnya terlalu jauh"

Mark terdiam melihat kedua bahu Winter bergetar kecil, ntah mengapa, pria itu merasa perasaan yang aneh mendengar kalimat Winter.

"Berapa lama kau disana? Kau akan kembali kan?" Tanya Mark pelan.

"Kuharap... Kita bisa bertemu lagi, ntah itu sebagai apa, tapi aku akan menunggu hingga waktu itu" ujar Winter, mengangkat wajahnya, lalu tersenyum getir.

Mark kembali merengkuh gadis itu kedalam pelukannya.

"Berjanjilah kau akan kembali"

Winter terdiam untuk beberapa saat, lalu gadis itu mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Jika Haechan sudah bisa melihat lagi, apa aku bisa meminta padanya untuk menulis cerita tentang seorang gadis yang selalu hidup bahagia? Semua gadis di ceritanya selalu hidup menderita dan berakhir tragis, sungguh menyedihkan" ucap Winter, masih dalam pelukkan Mark.

Mark terkekeh pelan, lalu melepas pelukkannya.

"Haechan, dia selalu merasa geli setiap menulis cerita bahagia dan berakhir tidak melanjutkannya lagi"

"Akan sangat bagus jika dia memilikinya, meski hanya satu buku, setidaknya gadis itu hidup bahagia di antara semua karyanya."

⚠️ MONEY ⚠️  ( Jaemin X Winter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang