M O N E Y :: EXTRA CHAP.1

7.2K 520 102
                                    

"Lee Winter..."

"Anak ini, ayo bangun putri tidur, bukankah kau bilang ada kelas pagi, hari ini?"

Kedua mata gadis bersurai hitam pekat itu terbuka lebar. Menoleh ke arah wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dan awet muda meski usianya sudah memasuki kepala empat, membuka horden yang membentang luas dikamarnya. Winter, gadis itu memejamkan kembali matanya sembari memeluk guling kesayangannya.

"Ah Eomma... alarmku masih belum bunyi-" Winter menghentikan ucapannya, spontan menoleh ke arah alarm digitalnya yang ada diatas nakas samping kasurnya.

"KAK DONGHYUCK!!!" Teriak Winter pada kakak keduanya, sudah bisa ditebak, pemuda itu pasti mematikan alarm digital yang sudah ia atur.

"Kakak mu sudah pergi setengah jam yang lalu" ucap sang Eomma sembari terkekeh pelan.

Winter beranjak dari kasurnya, lalu berlari kecil menuju kamar mandi, menggosok gigi sembari mencuci wajahnya secepat kilat, gadis itu akan terlambat mengikuti kelas pagi dalam waktu 10 menit lagi.

"Pelan-pelan, kau bisa menyakiti gusi mu" ujar sang Eomma dikala ikut masuk kedalam kamar mandi, menyisir rambut putrinya selembut mungkin, kemudian mengikatnya dengan rapi.

"Lee Donghyuck akan habis ditanganku hari ini... Eomma! Katakan padanya berhenti mematikan alarmku, aku bisa mendapat nilai buruk jika terus-terusan ketinggalan kelas"

"Eomma tetap menyayangimu meski kau mendapat nilai buruk"

"Ck! Bukan begitu Eomma" mengusap wajahnya dengan handuk kecil berwarna putih, Winter kembali berlari keluar dari kamar mandi, menggeser lemari pakaian yang jauh lebih besar berkali-kali lipat dari tubuhnya.

Mengambil hoodie berwarna putih tulang dan celana trainee hitam pekat, memakai nya dengan tergesa-gesa tanpa melepas piyama tidurnya lebih dulu.

"Aku pergi!" Pamit Winter.

"Kau melupakan sesuatu" panggil sang Eomma sebelum tangan mungil Winter menyentuh gagang pintu kamarnya.

Menghela napasnya, gadis itu kembali berbalik, sedikit berlari kecil menghampiri sang Eomma.

"Aku menyayangi Eomma" ucap Winter, memeluk wanita yang sudah melahirkannya sembari memberi kecupan kecil di pipi sang Eomma.

"Eomma juga menyayangimu, hati-hati dijalan, Kakak mu sudah menunggu di atap, biar dia yang mengantarmu, Eomma tidak ingin kau mengebut di langit lagi"

Winter mengangguk paham, melepas pelukannya, lalu berlari keluar dari kamar. Sesekali gadis itu akan menggerutu pelan, Penthouse yang ia tempati terlalu besar, saking besarnya, gadis itu harus berlari jika dalam keadaan mendesak.

Menekan lift yang ada di ruang tengah, lift yang menghubungkan langsung ke atap Penthouse, tempat dimana para penghuni memarkir Flying Car mereka.

Hanya butuh waktu 15 detik hingga ia tiba di atap Penthouse. Mengingat keluarganya tinggal di lantai 98, hanya berjarak 2 gedung dari atap Penthouse. Lift terbuka, ia bisa melihat Kakak pertamanya sudah berdiri bersadar di Flying Car berwarna hitam pekat miliknya.

"Kak Minhyung, aku akan terlambat sebentar lagi, tidak ada waktu untuk berpelukkan" tolak Winter saat sang Kakak sudah merentangkan tangannya, menunggu adik kecilnya masuk kedalam pelukkannya.

"Berikan pelukkan lebih dulu"

Winter berdecak sebal, lalu berlari kedalam pelukkan sang Kakak pertama. Rutinitas pagi yang selalu mereka lakukan, namun ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan rutinitas itu.

⚠️ MONEY ⚠️  ( Jaemin X Winter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang