Hari berganti pagi, keempatnya sudah berada di ruang makan, dengan sumpit yang mengapit di tangan masing-masing.
"Kau harus makan yang banyak agar luka mu lekas sembuh" ucap Nyonya Lee, menyumpitkan beberapa lauk kedalam mangkuk Winter.
Winter mengangguk pelan sembari tersenyum lembut, perasaan ini, sudah lama ia tidak merasakannya sejak kepergian sang Nenek.
"Hei, apa benar kau penggemarku?"
Winter mengangguk kuat, meski Haechan tak bisa melihat, "ya! Aku sangat menyukai semua karya mu dan aku sudah membaca semua hingga yang terakhir kali kau terbitkan, Forget Me Not, itu adalah novel terbaik dari semua novel yang kubaca... Ekhem... Maaf" Winter meringis pelan, ia selalu saja bersemangat jika sudah membahas karya Haechan.
Ketiga orang disana tertawa melihat Winter, gadis itu sangat menggemaskan saat ini.
"Akan sangat menyenangkan jika kau menjadi bagian dari keluarga kami... Sejak dulu Eomma ingin memiliki seorang putri, jika saja Appa kalian tidak pergi lebih dulu, pasti kalian akan mendapat adik perempuan" ujar Nyonya Lee seraya meletakkan sepotong telur gulung diatas sendok Haechan.
"Eiiii ini masih terlalu pagi untuk membahas hal itu lagi" protes Haechan, seakan sensitif dengan topik itu.
"Bagaimana jika Winter menjadi menantu Eomma?" Tanya Mark tiba-tiba.
"Ide bagus! Eomma sangat sangat setuju! Mau itu jadi adik kalian atau menantu, Eomma sangat setuju" Jawab Nyonya Lee antusias.
"Uhuk!" Otomatis Haechan menyemburkan telur yang sudah ia kunyah hancur sebelumnya.
Winter, gadis itu baru saja terkejut dengan perkataan Mark, tiba-tiba harus terkejut lagi karna semburan Haechan diwajahnya.
"M-maaf" sesal Haechan, meski ia tak bisa melihat, ia yakin gadis dihadapannya pasti terkena semburannya.
"Aigoo anak ini! Kenapa harus sekaget itu?" Panik Nyonya Lee, memukul lengan Haechan, lalu menghampiri Winter, membantu gadis itu membersihkan kunyahan telur dirambutnya.
"Ak-u baik-baik saja"
Winter menahan tawanya, dikala melihat satu biji semangka mendarat tepat di pipi Haechan.
"Mark Hyung" geram Haechan, memejamkan matanya. Sudah bisa menebak siapa yang baru saja menembakkan biji semangka diwajahnya. Jika pria itu masih bisa melihat, sudah dipastikan Mark akan mendapat balasan berkali-kali lipat.
"Lee Mark, Lee Haechan, jangan mulai atau Eomma pukul kalian" peringat Nyonya Lee, masih membersihkan telur di rambut Winter.
Baru saja kedua anaknya bersikap dewasa semalam, dalam hitungan jam, keduanya kembali bersikap kekanak-kanakkan.
Winter, gadis itu terkekeh pelan melihat pertengkaran kecil antara Mark dan Haechan, mungkin akan sangat menyenangkan jika ia sungguh menjadi bagian dari keluarga Lee.
***
Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi, Winter menarik napas sedalam mungkin, lalu menekan bel rumah kediaman keluarga Jo. Tujuan gadis itu kemari hanya ingin melihat keadaan sang Eomma, tidak lebih.
Tak butuh waktu lama, pintu berukuran 2x2 meter itu terbuka, menampilkan sosok wanita yang telah melahirkannya.
"Dari mana saja kau!? Aku terus menghubungimu, kenapa kau tidak mengangkatnya!?" Amuk Aegyeo tanpa membiarkan Winter masuk kedalam.
Winter baru saja ingat ponselnya tertinggal di mobil Yuta, gadis itu hanya mengantongi dompetnya saja saat kecelakaan terjadi.
Baru saja Winter hendak menjawab pertanyaan Aegyeo, wanita paruh baya itu kembali berbicara tanpa ingin mendengar jawaban Winter.
"Aku memang menyuruhmu meminta kembali dana itu, tapi bukan berati kau harus mencelakai putra keluarga Na! Terlebih itu putra pertama yang akan mewarisi hotel Na, Anak bodoh!"
"Kecelakaan itu terjadi begitu saja, sungguh aku tidak berm-"
"Karna tindakkan bodohmu itu, keluarga Na akan menuntut kita Minjeong! Terjadi pembengkakkan di jantung Yuta! Cepat pergi ke rumah sakit sekarang juga, katakan pada mereka jika kau akan mendonorkan jantungmu sebagai gantinya, jangan mencoba untuk kabur lagi Minjeong, keluargaku hampir saja tertimpa sial karna itu!" Kata Aegyeo penuh penekanan pada setiap kalimat.
Winter meremat ujung pakaiannya.
"Apa aku bukan bagian dari keluarga?"
"Ingat baik-baik, aku memang melahirkanmu, tapi bukan berati kau bagian dari keluargaku, sekarang pergi dari rumahku, selesaikan masalah yang kau buat!"
"Jika aku mendonorkan jantungku... Itu artinya Eomma tidak akan bisa melihatku lagi" ucap Winter pelan.
"Dan kesialan yang menimpaku akan berhenti setelah kau menghilang untuk selamanya... Harusnya sejak awal tidak kulahirkan saja, cepat pergi!"
Winter menggigit kuat bibir bawahnya, menahan diri untuk tidak menangis didepan Aegyeo.
"Jaga diri Eomma baik-baik, aku pergi" pamit Winter tanpa berani menatap wajah sang Eomma untuk terakhir kalinya.
***Tamparan demi tamparan yang melayang diwajahnya terus ia terima tanpa memberontak sedikitpun.
"Yeobo" tahan Tuan Na dikala melihat sudut bibir Winter mulai mengeluarkan darah.
"Setelah apa yang kau lakukan pada putraku, kau pikir hidupmu akan tenang?" Ucap Nyonya Na tertahan.
Winter, gadis itu hanya bisa menunduk, ketiganya berada di depan pintu ruang inap Yuta. Ditubuh pria itu, terpasang begitu banyak alat bantu yang membuatnya tetap bernapas, ntah berapa lama alat itu bisa membuatnya tetap bernapas hingga ia melakukan transpalasi jantung.
Transplantasi jantung adalah prosedur medis penempatan jantung sehat dari pendonor ke dalam tubuh orang yang jantungnya bermasalah. Biasanya jantung akan didapat dari korban yang baru saja mengalami kecelakaan, atau mati otak.
"Tolong cabut tuntutan itu dan jangan libatkan keluarga Jo lagi dalam hal ini, ini semua salahku, aku akan mendonorkan jantungku untuk Op- maksudku Yuta"
"Kau yakin dengan yang baru saja kau ucapkan? Apa kau sudah tau resiko apa yang akan kau terima? Jika itu terjadi, aku tidak mau keluargamu menuntut balik dan meminta sejumlah uang" tekan Nyonya Na.
Winter mengangguk pasti sebagai jawaban, memberanikan diri menatap Nyonya Na.
"Hal itu tidak akan terjadi... Tuan Na, Nyonya Na, aku minta maaf atas semua yang terjadi sejak awal. Maafkan sikap Eomma ku yang selalu meminta uang dalam jumlah besar pada keluarga Na, aku akan mengembalikan semua uang yang telah kalian berikan, terakhir, maaf karna Jaemin harus menikah dengan gadis seperti ku, setelah aku menyelesaikan perceraianku dengan Jaemin besok, transpalasi jantung itu sudah bisa dilakukan" ujar Winter cukup panjang, setelahnya ia membungukkan tubuhnya sedalam mungkin dihadapan Tuan Na dan Nyonya Na.
Sorry yak kalau part ini bosenin, gua yakin klean pasti kangen beut sama Jaemin ಥ_ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
⚠️ MONEY ⚠️ ( Jaemin X Winter )
FanfictionUang, siapa yang tidak suka uang? Tentu saja 99,9% manusia menyukai uang. Selama ada uang, semua akan terasa mudah. Lantas, apakah uang bisa menghidupkan kembali orang yang sudah pergi untuk selamanya? M O N E Y : : : CAST • Kim Winter ( Aespa ) •...