M O N E Y : : 18

4.2K 435 5
                                    

Setelah 1 jam menangis didalam kamar, Winter mengusap kasar pipi basahnya, beranjak dari atas kasur dan berjalan membuka pintu kamar secara kasar.

Kedua kakinya terus melangkah hingga berhenti tepat didepan pintu kamar Jaemin, mengetuk pintu kamar- lebih tepatnya memukul pintu kamar Jaemin tanpa memperdulikan rasa sakit di telapak tangannya.

Cukup lama ia bertahan di posisinya, hingga pintu itu terbuka dan menampilkan sosok Jaemin yang sudah berpakaian santai, menatap jengkel ke arah Winter.

"Ap-" ucapan Jaemin terhenti dikala telapak Winter mendarat mulus tepat di wajahnya. Tamparan yang sangat kuat, membuat Jaemin membeku ditempat.

"Kau... Jangan pernah menyentuhku lagi..." Ucap Winter susah payah, akibat terlalu banyak menangis, membuatnya sedikit sulit bernapas.

Jaemin berdengus sembari tertawa remeh, memegang pipinya yang baru saja ditampar Winter.

"Munafik sekali, padahal kau terlihat menikmatinya" ujar Jaemin dengan santai sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana yang ia kenakan.

Kini giliran Winter yang tertawa remeh, membuat Jaemin mengangkat satu alisnya.

"Menikmati kau bilang? Jujur saja, kau sangat payah"

Detik itu juga, raut wajah Jaemin berubah, membuat jantung Winter berhenti berdetak untuk beberapa saat, bersamaan dengan itu, bulu kuduknya meremang. Namun, ia berusaha untuk tidak terlihat takut sedikitpun.

"Payah... Hahaha....." Jaemin tertawa begitu keras, membuat bulu kuduk Winter semakin meremang.

"Bajingan gila" umpat Winter sebelum meninggalkan Jaemin.

Baru saja ia membalikkan tubuhnya, Jaemin, pria itu langsung menarik pergelangan Winter, hanya dalam satu tarikan, ia menyeret Winter masuk kedalam kamarnya.

"Yak! Lepas bajingan!" Berontak Winter, sayangnya, hal itu sama sekali tak membuat Jaemin melepas cengkramannya.

Dengan mudahnya, Jaemin menghempaskan tubuh Winter diatas kasur miliknya dan menindih perempuan yang sudah berstatus sebagai istrinya.

"Payah? Kau bilang payah? Akan ku perlihatkan bagaimana pria yang kau sebut payah itu membuatmu menjerit kesakitan" geram Jaemin, menatap tajam ke arah Winter yang berada dibawahnya.

"Jika kau melakukannya, aku akan melapor-"

"Kau akan melaporkanku? Hah.... Lucu sekali" Jaemin mengunci kedua pergelangan Winter diantara kepalanya, mendekatkan mulutnya ke telinga Winter. "selama kau masih berstatus sebagai istriku, laporanmu itu sama sekali tidak berarti" bisik Jaemin.

Jaemin mulai mengecup garis rahang Winter, perlahan, kecupan itu mulai turun menuju leher jenjang Winter.

Cengkraman Jaemin melonggar dikala mendengar isakkan halus dari perempuan dibawahnya.

"M-maaf... Ak-u mohon... Jangan lakukan itu lag-i" ucap Winter diiringi isakan yang tak bisa ia tahan lagi.

Jaemin mengangkat wajahnya, menatap Winter yang memejamkan kedua matanya seerat mungkin sembari menggigit bibir bawahnya. Air mata Winter terus mengalir tanpa henti dari kedua sudut matanya.

Segera Jaemin beranjak dari atas tubuh Winter, hatinya mencelos melihat isakkan Winter yang begitu menyakitkan.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Jaemin berlalu meninggalkan Winter seorang diri didalam kamarnya.

***


Dua minggu berlalu, sejak kejadian itu, Jaemin sama sekali tidak pulang ke rumah, pria itu lebih memilih menetap dikantor tanpa sepengetahuan Yuta.

⚠️ MONEY ⚠️  ( Jaemin X Winter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang