"Minjeong?"
Gadis yang baru saja dipanggil itu mengangkat wajahnya, masih dalam posisi memeluk kedua lututnya. Bersender di pagar kayu rumah yang pernah menjadi tempat tinggalnya.
"Minjeong! Astaga, apa yang terjadi pada putri Eomma" wanita itu berjongkok dihadapan Winter sembari menyentuh lengan mungilnya.
"Pakaianmu kenapa bisa basah seperti ini?"
Winter terdiam, menatap Aegyeo yang terus menunjukkan raut khawatirnya. Apa ia berada di dunia lain? Bagaimana bisa wanita yang selama ini selalu tidak menginginkan kehadirannya, tiba-tiba datang dan mengkhawatirkan keadaannya.
"Eomma mencarimu sejak kemarin, akhirnya Eomma menemukanmu disini, Eomma sangat merindukanmu" ujar Wanita itu, lalu merengkuh Winter kedalam pelukannya.
"Eomma?" Hati gadis itu menghangat, pelukan yang tak pernah ia rasakan dari sosok Ibu.
"Ya, ini Eomma.... Maafkan perlakuan Eomma yang kasar kepadamu sebelumnya, Eomma sangat menyesal" ujar wanita itu, berbisik sembari mengusap surai Winter yang setengah basah karna hujan sebelumnya.
Kedua mata Winter terasa panas, jika ini hanyalah mimpi, Winter berharap ia tak segera terbangun dari mimpi indahnya ini.
Mengangguk pelan, Winter membalas pelukan dari sang Eomma, tak butuh waktu lama, air mata mulai berjatuhan dari kelopak indah gadis itu.
***
Winter mengerjapkan kedua matanya, lalu menguap kecil, sedikit meringis saat merasa perih di bagian sudut bibirnya. Mendudukkan dirinya diatas kasur, lalu menepuk pelan kedua pipinya.
'bukan mimpi' batin Winter, merasa tak yakin, gadis itu mencubit kuat kedua pipinya. Lalu kembali meringis untuk kedua kalinya.
Kedua sudut bibir mungil Winter mulai naik, membentuk senyuman manis dari sana. Ternyata ia tidak sedang bermimpi.
Gadis itu menolehkan kepalanya begitu mendengar pintu kamarnya yang terbuka. Menampilkan sosok yang sangat ia nanti-nanti selama ini.
"Apa tidurmu nyenyak?"
Winter mengangguk sebagai jawaban, senyuman indah terus terukir diwajah gadis itu.
"Lihat wajahmu, semakin membengkak, ingat perkataan Eomma, jangan bertengkar dengan siapapun, kau ini seorang perempuan, bersikaplah selayaknya perempuan"
"Nde Eomma" Winter tak bisa menutupi rasa senangnya saat ini.
"Eomma harus mengantar adikmu pergi ke sekolah, jangan kemana-mana, kau harus banyak istirahat" ucap Aegyeo sambil mengusap surai hitam pajang Winter.
Ngomong-ngomong adik, Winter masih belum bertemu dengan adik tirinya itu, Jo Yuri.
"Ah, malam ini, Eomma akan membawamu bertemu orang penting, untuk itu sebisa mungkin, tutupi luka diwajahmu, Eomma sudah menyiapkan baju yang harus kau pakai nanti malam"
Orang penting? Bukankah terlalu cepat untuk bertemu orang penting dikalangan keluarga Jo? Namun, demi menjadi anak baik dan penurut, Winter menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
•
•
•
•
"Ini dia putri ku, yang sudah menolong Tuan Na dan Nyonya Na saat itu" ucap Aegyeo seraya tersenyum bangga.
"Sangat cantik, persis sepertimu Nyonya Jo" puji Nyonya Na, memegang sebelah tangan Winter sembari tersenyum lembut.
"Hahaha, Anda ini bisa saja" sahut Aegyeo, tersipu malu karna pujian Nyonya Na.
"Siapa nama mu?"
"Kim Winter"
Nyonya Na mengalihkan tatapannya, menatap Aegyeo yang langsung tersenyum kikuk.
"Dia masih menggunakan marga mendiang suamiku, bagaimana pun, dia anak dari mendiang suamiku sebelumnya" jelas Aegyeo dengan cepat.
Winter hendak menjelaskan yang sebenarnya, namun Aegyeo langsung menyenggol kaki mungil Winter sebelum gadis itu bersuara.
"Karna kita semua sudah berkumpul disini, aku akan langsung membahas intinya"
Semua mata tertuju pada Tuan Jo yang barus saja berbicara. Begitu juga dengan Winter, menatap mata suami dari sang Eomma.
"Berhubung putri sambungku sudah menyelamatkan Tuan Na dan Nyona Na, sebagai imbalan, bagaimana jika kita menikahkan Winter dengan salah satu putra kalian?"
Jaemin yang sedari tadi diam memperhatikan, langsung berdiri tegap dan menggebrak meja dihadapannya.
"Apa-apaan itu! Tidak, aku sangat tidak menyetujui hal itu" tegas Jaemin.
Semua orang yang ada disana tak bisa menyembunyikan rasa kaget mereka, ntah karna perkataan Tuan Jo atau bantahan Jaemin.
"Jaemin, tenanglah" titah Yuta, menarik pergelangan Jaemin agar kembali duduk.
"Maaf Tuan Jo, bukankah sangat berlebihan jika Anda meminta imbalan seperti itu?"
Winter hendak bersuara, ia sama sekali tak mengharapkan imbalan apapun dan ia akan menolak perjodohan yang diusulkan Tuan Jo, Namun, tangan Winter yang berada di bawah meja, langsung dicengkram oleh tangan lain.
Winter menolehkan kepalanya, menatap sang Eomma yang tersenyum sembari memicingkan kedua matanya, yang menandakan meminta Winter untuk tetap diam.
"Berlebihan? Setelah putri sambungku menyelamatkan hidup Appa dan Eomma mu, kau bilang itu berlebihan?"
Yuta membisu kali ini, tak bisa membantah pernyataan Tuan Jo.
"Atau kalian bisa menyerahkan Hotel Na untuk Winter sebagai imbalan, jika bukan karna Winter, mungkin Tuan Na dan Nyonya Na tidak akan duduk disini hari ini" uajr Tuan Jo dengan santai.
"Aku bisa memberikan Hotel ku untuk Winter, tapi tidak dengan Hotel Na" kini Tuan Na bersuara.
Tuan Jo mengangkat kedua bahunya, "pilihanku hanya 2 , Nikahkan Winter dengan salah satu putra kalian atau berikan Hotel Na, itulah imbalan yang sesuai untuk nyawa kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
⚠️ MONEY ⚠️ ( Jaemin X Winter )
FanfictionUang, siapa yang tidak suka uang? Tentu saja 99,9% manusia menyukai uang. Selama ada uang, semua akan terasa mudah. Lantas, apakah uang bisa menghidupkan kembali orang yang sudah pergi untuk selamanya? M O N E Y : : : CAST • Kim Winter ( Aespa ) •...