Suara bising dari senjata bak alunan lagu untuk Yuri, darah dan bau anyir sudah seperti wewangian dalam penciuman gadis itu. Hidup dan dibesarkan oleh seorang pemimpin yakuza adalah hal paling buruk dalam hidupnya. 'Takashi Nobu' pria berdarah dingin yang menyelamatkan Yuri saat orang tuanya yang biadab membuangnya di jalanan. Entah mengapa jika Yuri tau jika hidupnya akan berjalan seperti ini maka ia lebih memilih membusuk di jalanan.
Rumah kayu tua dengan letak tersembunyi adalah markas dari komplotan Takashi, Yuri dengan langkahnya yang seakan terasa begitu letih. Hari ini adalah hari yang cukup berat untuknya karena ia harus menghabisi teman lamanya yang sudah mengkhianati Takashi dan meninggalkan komplotan. Pintu berbahan jati dengan ukiran lambang naga di hadapannya menandakan ia telah sampai di tujuannya.
"Yoko sudah ku bereskan" Ucap Yuri pada Takashi yang duduk di kursinya.
"Bagus, bagaimana dengan Orochi"
"Tidak, aku tidak akan melakukan yang satu itu" Yuri benar benar tak habis pikir dengan Takashi pria yang begitu pendendam.
"Cih_ jangan menjadi bodoh karena cinta, dan aku bukan sedang bertanya padamu jangan lupa hidupmu itu bukan milikmu lagi jadi cepat lakukan perintahku" sahut pria yang mulai terlihat tua di sana.
'Orochi Tori' yang sebenarnya juga anak buah dari Takashi, hanya saja Orochi telah berkhianat dan memilih meninggalkan komplotan Takashi. Yuri benar-benar serba salah dimana ia begitu mencintai Orochi, namun semua ucapan Takashi tentang dirinya cukup untuk menamparnya.
"Hai Yuri ada apa dengan wajahmu itu, dan untuk apa kau memintaku datang kemari"
Tak ada jawaban yang muncul dari belah bibir Yuri yang memucat karena udara malam yang dingin. Orochi dibuat bingung dengan tatapan Yuri yang terlihat hampa dan memudar belum lagi gadis itu juga tiba-tiba memintanya untuk datang ke atap gedung di pinggiran kota Tokyo.
"Kenapa kau diam saja seperti ini"
Sekali lagi tetap tak ada jawaban dari gadis itu, namu tiba-tiba yuri mencium bibir Orochi buka ciuman panas hanya ciuman yang begitu serat akan ketulusan dan cinta. Orochi semakin bingung dengan Yuri, karena gadis itu menarik tangannya dan membawanya ke pinggiran atap gedung.
"Ada apa seb_" Ucapan Orochi terhenti karena sebilah pisau menancap di dadanya.
"Yuri,,, kau~~~"
Bulir bening mulai muncul dari mata Yuri, perlahan gadis itu memeluk tubu Orochi yang mulai melemah di sana. Dan dengan waktu singkat ia menjatuhkan tubuh Orochi dari atap gedung dengan ia yang masih memeluk prianya dengan erat. Senyuman penuh arti yang mulai muncul di wajah Yuri saat tubuh mereka mulai jatuh dari atap gedung yang tinggi dan tangan Yuri yang semakin mengeratkan pelukannya pada tubu Orochi.
"Jika hidupku bukan milikku, bukankah akhir ku masih menjadi hak ku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentigraf Februari LFFL #3
FanfictionEVENT PENTIGRAF KAMPANYE LFFL #3 Yuk, baca hasil karya anggota kepenulisan LFFL angkatan ketiga! ©2021