25. Permata Hitam

52 12 0
                                    

Frekuensi pernapasannya semakin cepat setiap detik, tubuhnya sudah terlanjur dibalut lumpur selokan dan keringat, cuaca terik membuat tanah menempel erat pada hampir seluruh permukaan kulit. Remaja pria itu tidak peduli lagi penampilan yang dulu selalu diagungkan, dia hanya ingin lari sekarang. Pemuda itu harus segera menemukan keramaian--setidaknya satu pria dewasa saja cukup, dia tidak boleh berakhir seperti temannya. Riri sudah rela diberikan pada mereka agar pemuda itu bisa selamat, Arkatama tidak mau organ dalamnya diambil dan sisa dagingnya jadi makanan anjing!

Baru lolos beberapa meter dari gedung tua itu, Arkatama kembali tertangkap. Kakinya ditusuk sebilah belati berkarat, tidak bisa lagi dipakai berlari. Tapi pemuda tanggung itu tidak menyerah, sedikit energi dia gunakan mencabut belati, mengarahkannya langsung pada organ seukuran bola pingpong, satu tumbang. Dua sisanya mengacungkan senjata ilegal, menembak tangan kanan Arkatama sampai nyaris putus. Tapi mereka salah, Arkatama sudah terbiasa menggunakan bagian kiri, kehilangan satu tangan bukan hal besar.

Atmosfir beraroma amis setiap hari terjadi di Gang ini, tapi kali ini kedua pihak sama-sama tangguh. Arkatama masih menopang massa tubuh dengan kaki luka, tatapannya bengis tanpa ampun. Sisa dua orang tak mampu melepaskan tembakan menuju kepala, bola mata dan sel di dalamnya terlalu berharga. Arkatama ambruk, mengecoh. Satu manusia gila di depannya mengangkat tubuhnya, detik berikutnya satu pria dewasa lagi tumbang dengan tenggorokan putus. Sisa satu menembaki dengan panik, Arkatama senang. Ah, kemarin ayahnya bilang hanya butuh satu nyawa agar lulus ujian, tapi ketiga 'pengawal' ini terlalu keras, dia harus membalas bukan? Arkatama tersenyum miring, mengambil pistol orang mati seraya berkata, "Jadikan aku pemimpin kalian."

Pentigraf Februari LFFL #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang