4. Asteio

146 29 2
                                    

Dua pasang tongkat perkasa yang diselimuti cargo pants terpantau berderap dengan ritme lamban seiring bayu gersang musim panas membentrok daksa tambun masing masing, payoda centil yang menggelayut manja pada lengan cakrawala terlihat sedang dipasung sukacita siang ini hingga redum enggan bertamu barang sekejap. Jari jemari dari salah satu presensi menggenggam pisau dapur separuh berkarat yang diam diam dipungut tanpa sepengetahuan Ibu saat pribadi lain dengan paras rupawan laiknya demigod melantingkan frasa diselubungi kuriositas, "Hei Jeon, kita tidak benar benar akan merampok siang terik begini kan?"

Yang dipanggil dengan asma Jeon melengos tangkas dengan roman disemayami pijar angkara. "Hoseok bodoh, diamlah. Kakak kan tidak ikut menyumbang senjata untuk berjaga, jadi tidak usah banyak bertanya." vokal mencebik Jungkook yang amat tidak sopan disemburkan sembari dwimanik gulitanya yang terlihat laiknya indurasmi di semenjana fajar meninjau situasi selingkar tatkala Hoseok menghadiahkan raut tercenung tidak percaya hendak menyumpah serapahi. Menit selanjutnya, sebotol kecil bubuk bawang putih kadaluwarsa yang dibeli Hoseok di kedai bibi Khrise tadi pagi sudah bersiap untuk mengguyur helai surai ikal milik Jeon Jungkook yang berselirak dicumbu tandusnya dersik bulan Maret.

"Putar balik Kak! Misi hari ini resmi dibatalkan!" pekikan gemuruh Jungkook menyambar vulgar ruang rungunya tatkala hasta urung untuk membanjur pribadi tengil yang tengah direngkuh gamang sebab kembar netranya menjerat sebuah kios rimpuh dengan lanskap abnormal, yang mampu membuat sanubari mengernyit ganjil sebelum ia melanjutkan tutur gelebah bersicepat sembari Monk Strap lapuknya merentak tangguhnya bentala dengan tergesa, "Kak apa kamu sedang menawarkan serial komedi? Bagaimana bisa kita akan merampok toko pakaian dalam wanita?"

Pentigraf Februari LFFL #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang