10. Family Burden

76 20 3
                                    

Aku terus melangkah sambil menyeret tali itu. Kubuka perlahan pintu kamar Mum dan Dad secara perlahan, sebisa mungkin aku tidak menimbulkan suara. Sialnya, pintu itu memang tampaknya harus diberi pelumas agar saat dibuka, tidak menimbulkan bunyi. Telinga Mum sangat sensitif saat tidur, sehingga ia bisa dengan mudah terbangun hanya karena mendengar suara yang kecil. Akan tetapi, untunglah kali ini suara pintu kamarnya tidak membangunkannya. Jadi, aku kembali melanjutkan langkahku masuk ke dalam dan mendekati ranjang kedua orang tuaku. 

Dalam keheningan, aku memandangi wajah Mum dan Dad, khususnya Mum. Wajah tidurnya terlihat begitu tenang, membuatku muak. Wajah tenangnya itu membuatnya terlihat seakan ia tidak pernah melakukan kejahatan apa pun. Padahal, di balik topeng manisnya itu, Mum adalah pembunuh keji yang suka membunuh mentalku secara perlahan sampai akhirnya mati. Mum sering mengatakannya karena terbebani. Jadi, malam ini, aku ingin mengurangi beban Mum dan Dad. Aku mengeluarkan pisau dari sakuku sebelum mengikat salah satu ujung tali yang kubawa tadi ke kaki Mum, kemudian satu ujungnya lagi kubuat bentuk lingkaran dan menggantungkannya ke langit-langit. Setelah semuanya selesai, aku berjalan kembali mendekat ke sisi ranjang Mum dan mengiris pergelanganku hingga berdarah.

Keesokan paginya, Mum terbangun dan terkejut karena mendapati kakinya diikat. Matanya kemudian mengikuti arah ke mana tali ini, bersamaan dengan darah yang menetes meninggalkan jejak di lantai. Detik berikutnya, Mum berteriak keras, membangunkan Dad yang masih tertidur. Keduanya syok saat melihatku telah menggantung di langit-langit dengan mata melotot dan menyeringai lebar, namun sudah tidak bernyawa. Kemudian, keduanya melihat tulisan di lantai yang kutulis dengan darahku. Mum seketika menangis histeris saat membaca tulisan, "aku sudah mengurangi beban kalian, kan? Tenang saja, aku akan mampir ke mari setiap hari saat kalian tidur sampai kalian juga menyusulku."

Pentigraf Februari LFFL #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang