Sudah gila, begitu pikir Taera awalnya. Seokjin itu biasanya sangat perhitungan saat menerima kerjaan. Harus menguntungkan sekitar enam puluh persen (paling sedikit). Tapi kali ini, Seokjin menerima pekerjaan dari pelanggan baru secara anonim, tidak jelas keuntungan apa yang didapat, namun risiko termasuk besar (kendati semua pekerjaan mereka memiliki risiko besar, kali ini memiliki level berbeda). Menyelinap ke ruang kerja seorang politikus tidak pernah menjadi favorit Taera, bukannya perhiasan yang ditemukan, berkas-berkas yang entah apa isinya malah jadi taruhan nyawa. Biasanya hanya dokumen berisi bukti korupsi atau data-data rahasia yang tidak menarik perhatian Taera sama sekali. Namun, sebelum gadis itu berangkat untuk menuntaskan pekerjaannya dengan terpaksa, Seokjin sempat berbisik di telinganya, "Tidakkah kau ingat bahwa orang tuamu dibunuh? Saudara kembarmu mungkin tidak mengetahui apapun tentang si pembunuh, tapi kurasa kau mengetahui sesuatu, bukan begitu?"
Seharusnya Jimin yang menyelinap ke dalam ruang kerja Park Seongmin-politikus yang menjadi target mereka kali ini, namun Taera bersikeras bahwa ia yang akan mencuri dokumen dalam brankas tersebut. Dengan cepat, Taera mengambil alih tugas. Dari balkon, gadis itu berjalan ke jendela ruang kerja Park Seongmin dengan berjalan menyamping di pijakan tembok yang tak lebih lebar dari telapak tangannya. Menyelip melalui jendela yang hanya terbuka seperempat, bukan hal sulit bagi gadis bertubuh lentur itu. Manik hitamnya bergerak ke kanan dan kiri dari balik topeng badut yang dikenakan-memastikan semua aman sebelum ia melangkah dan menggeledah ruang kerja tersebut. Ia menyalakan senter kecil, menyorotnya ke segala arah. Di sudut atap, terdapat kamera CCTV, namun gadis itu tahu kalau Jungkook-hacker muda mereka-sudah mengatasi masalah ini. Dan juga, dari informasi yang didapatkan Jungkook, sang Politikus tengah menghadiri acara saat ini. Taera memiliki waktu sekitar dua jam sampai Park Seongmin pulang. Cukup banyak waktu bagi dirinya.
Tanpa membuang waktu lagi, Taera segera mendekati meja kerja Seongmin. Tepat di bawah mejanya, brangkas hitam diletakkan. Taera mengeluarkan alat peretas untuk membuka sandi hanya dengan menempelkannya tepat di samping kunci brangkas. Dengan instan, brangkas itu terbuka, tapi memerlukan waktu untuk alat itu bekerja. Jadi sembari menunggu, gadis itu melihat-lihat apa yang bisa ia dapat dan ambil. Dari rak buku hingga ke laci meja, gadis itu bahkan tidak yakin apa yang ia cari. Sampai ... sepasang obsidian si gadis menangkap bingkai foto yang tergantung pada tembok. Di sana ada ayahnya dan Park Seongmin yang tengah saling merangkul. Akan tetapi, bukan foto itu yang paling mengejutkan Taera. Saat brankas sudah terbuka, tidak sengaja Taera menangkap bingkai foto kecil yang sebelumnya tidak ia perhatikan. Foto seorang anak laki-laki. Taera mengenali anak dengan mata sipit dan berpipi tembam itu. Jimin ... anak Park Seongmin? Anak dari orang yang telah membunuh orang tuaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentigraf Februari LFFL #3
FanficEVENT PENTIGRAF KAMPANYE LFFL #3 Yuk, baca hasil karya anggota kepenulisan LFFL angkatan ketiga! ©2021