3. Alasan Peduli

460 71 18
                                    

Tentunya Joohyun bukanlah seorang wanita penggoda. Ia bahkan jijik dengan meraka yang tidak punya otak merebut sesuatu yang jelas bukan miliknya. Untuk sesaat Joohyun sempat lena dengan pesona dan kepedulian Taehyung. Namun, ia masih memiliki otak berkapasitas penuh. Pikirannya masih waras. Maka, sebelum beranjak ke walking closet Joohyun mengambil kartu nama Taehyung yang terselip di saku jaket. Meremasnya lalu membuang kertas itu ke tempat sampah. Hidup Joohyun memang menderita, tetapi ia bukanlah wanita yang ingin mencari kesenangan sesaat yang malah akan menjerumuskannya.

Sambil menyetir mobil Taehyung kembali mengingat Joohyun. Ia bahkan tertawa hambar dan mengusap dagunya sebelah tangan. Sebelum ini, banyak sekali nomor dikenal dan tidak dikenal yang sering menghubunginya. Itu wanita-wanita penggoda yang terlalu percaya diri dan menganggap dirinya dapat menggeser posisi Sooyoung sebagai istri Taehyung. Alih-alih mendapat simpati atau empati. Taehyung malah mendapat ajakan bersenang-senang di klub malam. Minum alkohol hingga tidak sadarkan diri dan berakhir bercinta di kamar hotel, mungkin itu yang diinginkan wanita-wanita itu. Alur seperti itu sangat mudah ditebak. Taehyung memilih tidak menggubris pesan-pesan mereka.

Nam Taehyung adalah pria yang setia. Alasan ia membawa wanita babak belur semalam tidak ada sangkut pautnya dengan kadar kesetiaannya. Joohyun yang babak belur mengingatkannya pada mendiang sang ibu. Semasa kecil, Taehyung kerap melihat ayahnya memukuli sang ibu hingga lebam-lebam. Ayah Taehyung adalah pribadi yang trempramen, semua masalah ia lampiaskan dengan mengayunkan tangannya pada ibu Taehyung.

"Ibu, apa Ibu tidak apa-apa?"

"Ibu baik-baik saja."

"Ayo kita pergi dari rumah ini, Bu. Aku takut dengan Ayah."

"Tidak, Nak. Yakinlah Ayahmu akan berubah. Kita hanya perlu bersabar. Kau mau bersabar demi Ayah, kan?"

Dekapan tangan di pipinya masih hangat ia rasakan ketika mengingat sang ibu. Taehyung kecil sering mengajak ibunya untuk kabur dari rumah, tetapi wanita itu tidak pernah mengindahkan. Ibunya tetap bertahan di rumah yang bagai neraka bagi Taehyung. Ia tidak mengerti waktu itu, apa cinta bisa membuat orang menjadi bodoh? Buktinya sang ibu mau saja bertahan dengan pria macam ayahnya. Ia bilang, cinta bisa mengubah segalanya. Namun kenyataannya tidak seperti itu. Tuan Nam tetaplah pria tempramental yang sering memukuli istrinya. Hingga, wanita itu tidak lagi dapat bertahan. Tubuhnya tidak lagi mampu menerima siksaan secara terus-menerus. Di depan mata Taehyung, wanita itu kehilangan nyawa.

Waktu itu Taehyung masih duduk di kelas 2 SMP. Ia akhirnya di rawat oleh Pamannya, orang tua Jimin. Jadi tidak heran mereka sangat akrab seperti saudara kandung. Itu alasannya Jimin sangat peduli dengan Taehyung hingga tidak segan memarahi pria itu jika ia melakukan hal-hal di luar batas. Seperti membawa seorang wanita ke rumahnya semalam.

Semalam Taehyung berpikir bahwa ia membawa Joohyun ke rumahnya karena teringat pada Sooyoung. Namun di sisi lain ia juga teringat ibunya ketika melihat Joohyun. Ia mengingat luka ibunya di wajah Joohyun tadi malam. Hingga rasanya tidak rela jika wanita itu pulang ke rumah dan bertemu suaminya. Taehyung tidak ingin peduli, namun ia akan merasa bersalah jika wanita itu malah meregang nyawa saat pulang. Maka ia memintanya untuk menginap di rumahnya. Dan kini tampaknya wanita itu sudah baik-baik saja karena ia tidak menghubungi Taehyung. Syukurlah. Taehyung bisa melupakannya dan bernapas lega.

.
.
.

Taehyung sampai di basement rumah sakit beberapa menit kemudian. Ia segera memasuki kotak lift dan menuju lantai di mana istrinya di rawat. Kecelakaan itu membuat Sooyoung mengalami koma, kecelakaan yang Taehyung yakin bukan karena kelalaian Sooyoung. Taehyung yakin ada pihak lain yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi dan Taehyung masih terus mencari.

Our Secret EventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang