18. Seperti Kembali ke Rumah

155 42 5
                                    

Jemari itu saling bertaut kala sepasang kaki mereka berdiri tenang menunggu giliran untuk melangkah. Ini tidak disengaja. Akan tetapi saat berhenti, pintu kereta itu terbuka di depan dua orang itu.

Mereka saling berpegangan erat. Menunggu banyak orang yang turun dari kereta. Melewati Taehyung dan Joohyun seperti segerombolan ikan dari akuarium yang hendak berenang bebas. Tidak sengaja bahu-bahu mereka menabrak Joohyun. Tubuh mungil itu kadang goyah. Namun dengan sigap Taehyung melindunginya dengan melentangkan satu lengan kekarnya ke bahu wanitanya.

Menit-menit berlalu. Dan ketika dirasa sudah aman untuk naik. Taehyung kembali menggandeng tangan Joohyun. Menarik wanita yang kini memakai kacamata dan berambut tidak sampai menyentuh bahu itu lembut untuk mengikutinya masuk ke dalam kereta.

Tidak sulit menemukan tempat duduk mereka yang memang dekat dari pintu. Setelah Taehyung mengemasi bawaan mereka dengan aman di tempatnya. Ia lantas bergabung dengan Joohyun yang duduk di dekat jendela.

"Apa kalian baru menikah?"

Seorang nenek yang kebetulan duduk di seberang mereka menyapa dengan mata sayunya yang berkerut karena bibirnya terangkat menunjukkan senyum hangat. Ia tampak sendirian, karena bangku di sampingnya kosong.

"O-oh, kami belum menikah, Nenek." Joohyun membalas dengan sopan. Sedikit terkejut pada awalnya karena tidak siap menjawab pertanyaan itu.

"Kami akan segera menikah, Nenek." Taehyung seketika meralat dan menatap Joohyun yang masih nampak kebingungan.

"Jadi begitu. Kalian terlihat manis dan mesra sekali seperti pengantin baru. Sangat serasi. Semoga pesta pernikahan kalian lancar nanti." Nenek itu berbicara dengan tulus pada mereka. Membuat Joohyun hanya tersenyum sambil mengangguk dan Taehyung mengucapkan terima kasih.

Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam. Joohyun hanya sibuk melihat ke luar jendela dan mengamati pepohonan dan pemandangan yang terlihat tidak asing baginya di balik kacamata bundarnya.

"Apa kau memikirkan percakapan tadi?" Taehyung membuka bibir tebalnya dan mulai bertanya.

"Ehm?" Joohyun menolehkan wajah dan berdeham seperti ingin perkataan Taehyung diulang.

"Kau melamun, ya?"

"Ada apa? Apa kau bertanya sesuatu?"

"Aku akan menikahimu. Jika kau khawatir dan bertanya-tanya hubungan ini akan berakhir di mana."

Joohyun lantas tersenyum dan mencium bibir Taehyung singkat. Ia bahkan tidak memikirkan perihal itu ketika kereta melaju. Wanita berwajah kalem itu hanya ingin semuanya mengalir. Tidak ingin terburu-buru. Lagipula, ia yakin Taehyung amat mencintainya. Jadi apa yang perlu ia ragukan lagi.

"Tapi tolong beri aku kesempatan. Berikan aku waktu mencari pekerjaan untuk mewujudkan itu dan mengumpulkan lebih banyak uang. Tidak apa-apa, kan? Menunggu sedikit lama untuk menikah?"

Tangan Joohyun terulur mengusap pipi Taehyung dengan ibu jarinya.

"Tidak apa-apa. Aku percaya padamu dan mimpimu. Mimpi kita." Joohyun segera meralat. "Aku percaya kau bisa mewujudkan mimpi kita suatu hari."

Ucapan itu bagai percikan air yang menyegarkan dan menenangkan. Taehyung tidak bisa menyembunyikan senyum itu. Ia cinta sekali pada wanita ini. Wanita yang mati-matian ia perjuangkan, meski harus melawan semua hal. Meski harus kehilangan banyak hal.

"Jadi, sebenarnya kita akan ke mana?"

"Sebentar lagi kau akan tahu."

.
.
.

Daegu.

Adalah kota tujuan kereta yang mereka tumpangi. Ini menjadi alasan mengapa perjalanan Joohyun rasanya tidak asing. Pemandangan itu, ia penah mengenalnya sebelum perlahan melupakannya tanpa sengaja.

Our Secret EventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang