(Sebelum masuk ke cerita. Untuk kamu yang kesal baca cerita ini. Jujur, aku aja kesal yang nulis. Hahaha.
Terus napa lu nulis cerita beginian, Sora??!)
"Jadi, bagaimana dulu kita bisa bertemu?"Joohyun dapat merasakan sentuhan Taehyung di bahunya yang telanjang. Ya, mereka baru saja melakukannya lagi. Katanya, ini yang Taehyung butuhnya. Bukannya obat sakit kepala. Namun, ucapannya bukan omong kosong belaka. Sakit kepalanya menghilang setelah bercinta dengan Joohyun. Hormon cinta menyebar ke kepalanya dengan sempurna.
"Dulu, kita bertemu di sebuah kedai tidak jauh dari rumah sakit. Kau mendekat padaku, bertanya apa aku punya korek api."
Wanita itu mengenang malam mereka bertemu pertama kali. Nam Taehyung yang ia lihat waktu itu terlihat seperti gelandangan. Berbeda sekali dengan sekarang yang terlihat jauh lebih bersih.
"Aku? Aku tidak ingat kalau dulu aku seorang perokok."
Kekehan renyah meluncur begitu saja dari bibir Taehyung. Apa dulu dia seorang perokok berat? Lalu kenapa dia mendekati Joohyun hanya untuk menanyakan korek api. Maksudnya, Joohyun adalah perempuan dan mungkin saja dia tidak merokok.
"Lalu, kenapa aku bertanya seperti itu padamu? Menanyakan korek api?" sambung pria berhidung tinggi itu.
"Mungkin tampilanku seperti seorang perokok. Atau bukan seperti wanita baik-baik menurutmu."
"Jangan merendah. Aku yakin, kau sangat cantik waktu itu."
"Dengan memar di sebagian wajahku tidak membuatku terlihat cantik waktu itu, Taehyung."
"Memar?"
Taehyung terkejut setengah mati, tentu dia tidak ingat bahwa Joohyun adalah korban kekerasan yang dilakukan suaminya sendiri. Dia tidak ingat, bagaimana kisah sebenarnya antara dirinya dan Joohyun. Bagaimana awal mula mereka bertemu hingga semua rangkaian peristiwa ini dapat terjadi.
"Malam itu, aku babak belur karena dipukuli suamiku. Aku pergi ke kedai untuk menenangkan diri. Di sana aku bertemu denganmu. Kau ...." Joohyun menggantung ucapannya.
Kau. Nam Taehyung, pria murni, yang menolongku dengan tulus waktu itu. Kau, yang sangat menginginkan istrimu bangun dari koma. Pria itu, apakah sudah tidak ada lagi sekarang, Taehyung? Apa pria di depanku ini masih pria yang itu? sambung wanita berambut hitam legam itu dalam hatinya yang bergemuruh. Bergemuruh karena dua bagian batinnya berseteru. Satu sisi menginginkan tetap seperti ini bersama Taehyung, sedangkan sisi lainnya berteriak menolak.
"Aku?"
Tidak mendengar Joohyun melanjutkan kalimatnya, Taehyung mencoba bertanya. Ia menebak-nebak apa yang sebenarnya Joohyun ingin sampaikan hingga dahinya bergelombang karena rasa penasaran.
"Kau ... terlihat seperti tunawisma." Kalimat lain meluncur dari bibir Joohyun setelah ia menghela napas panjang.
"Hahaha. Kenapa aku seperti tunawisma? Apa aku seberantakan itu?"
"Mungkin, karena kau setengah gila mengharapkan istrimu bangun dari koma. Kau terlihat seperti tunawisma karena kupikir setengah jiwamu terenggut. Coba bayangkan, cinta tulus apa yang membuatmu jadi seperti ini?"
Wanita itu membuat suara kekehan yang dibuat-dibuat. Bukan seperti mengejek. Namun, kekehan yang dilakukan orang-orang yang menahan tangis.
Sedetik kemudian senyum lebar Taehyung lenyap mendengar kalimat itu meluncur dari bibir Joohyun. Wanita itu dapat melihat wajah Taehyung menegang. Ia tahu bahwa Taehyung tidak pernah menyukai ini. Pria buta itu, benci ketika Joohyun atau siapa pun mengungkit tentang masa lalunya yang berhubungan dengan sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Event
RomanceKetika sang istri terbaring koma di rumah sakit. Taehyung bertemu dengan Joohyun yang malam itu babak belur. Keduanya yang telah memiliki kehidupan pernikahan masing-masing sering dipertemukan kembali dalam sebuah tragedi. Apa pertemuan itu adalah t...