Rumah itu sudah terlihat lebih baik. Semalaman Joohyun dan Taehyung mulai membersihkan lantai hingga peralatan yang berselimut debu. Pagi ini tinggal merapikan rumput yang tinggi dan menyapu duan kering.
Taehyung sempat membantu Joohyun merapikan halaman. Baru sekitar pukul 9, ia bersiap mencari pekerjaan. Setelah mandi Taehyung memakai setelan jas hitamnya dan memakai dasi dibantu wanita yang harus berjinjit agar dapat menjangkau leher pria itu.
"Semoga hari ini beruntung." Tangan wanita itu menepuk dada Taehyung ringan. Memberi semangat untuk pria yang sedang berjuang itu.
"Terima kasih, Sayang." Dahi wanita itu mendapat kecupan dari Taehyung.
"Oh, aku lupa. Ini." Taehyung mengambil beberapa lembar uang dari dompet. Lantas memberikannya pada Joohyun. "Gunakan untuk membeli bahan makanan. Buatkan makanan yang enak nanti malam untukku."
Joohyun menerimanya tanpa banyak penolakan. Ia tidak ingin mereka berdebat hanya karena masalah uang belanja. Hari pertama mereka di sini harus berjalan baik.
"Baiklah. Aku akan bersiap-siap ke pasar."
.
.
.Dalam pikiran Taehyung. Akan mudah baginya mencari pekerjaan di tempat ini. Orang-orang desa mungkin akan mencari peruntungan di kota besar untuk masalah pekerjaan walau cukup sulit bersaing, apalagi dengan seseorang yang kompeten. Namun, semua pemikirannya salah. Mencari pekerjaan di kota besar dan di desa sama-sama sulit.
Taehyung sudah mengunjungi 3 tempat hari ini. Termasuk kantor pos dan pabrik buah. Namun, semuanya tidak membutuhkan karyawan baru. Apalagi ketika melihat wajah tampan Taehyung. Mereka semua mengatakan hal yang sama, bahwa pekerjaan di tempat mereka mungkin tidak cocok bagi Taehyung. Ternyata memiliki paras good-looking tidak seberuntung itu.
Akhirnya dengan rasa kecewa Taehyung pulang ke rumah tanpa hasil. Dan, dari semua angan-angannya tentang tempat ini, hanya satu yang terwujud hari ini.
Taehyung pulang ke rumah dan menemukan Joohyun sedang memasak di dapur. Setidaknya itu dapat mengobati rasa kecewanya.
Wanita itu terlihat sibuk sampai tidak mendengar suara pintu yang terbuka dan langkah kaki Taehyung dan memasuki dapur.
"Aku pulang."
"Oh, maaf aku tidak mendengarmu pulang." Joohyun segera menoleh dan mengusap tangannya di apron sebelum menyambut Taehyung.
"Maaf hari ini mengecewakan."
Sebelum ditanya Taehyung sudah menjawab dan senyum Joohyun selalu saja membuatnya merasa aman dan dimaklumi.
"Tidak apa-apa. Memang tidak mudah mencari pekerjaan. Besok kita coba lagi."
Wanita itu mengambil tas tangan Taehyung dan meletakkannya di kamar. Kata kita, membuat Taehyung sadar bahwa ia tidak berjuang sendirian. Selalu ada Joohyun yang mendukungnya.
"Kau memasak apa?"
"Hanya nasi goreng kimchi dan telur dadar." Wanita itu sedikit berteriak dari balik bilik kamar.
Lantas karena tenggorokannya terasa kering. Taehyung menuju kulkas untuk mengambil minuman dingin. Namun, seketika ada hal yang menarik perhatiannya. Kulkas ini terisi penuh dengan bahan makanan. Padahal Taehyung rasa uang yang ia berikan pada Joohyun tidak banyak. Apakah uang yang ia berikan tadi pagi cukup untuk membeli semua ini?
"Apa kau menggunakan uang pribadimu untuk membeli semua yang ada di kulkas?"
Setelah Joohyun menyajikan makanan di meja makan. Taehyung mulai bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Event
RomanceKetika sang istri terbaring koma di rumah sakit. Taehyung bertemu dengan Joohyun yang malam itu babak belur. Keduanya yang telah memiliki kehidupan pernikahan masing-masing sering dipertemukan kembali dalam sebuah tragedi. Apa pertemuan itu adalah t...