7. Hari Berlalu

306 58 11
                                    

Setelah terombang-ambing dalam lautan kepedihan. Akhirnya Taehyung menemukan harapan. Pada Joohyun ia menumpahkan segalanya. Rasa nyaman, rasa aman. Bahkan kepercayaan. Gadis itu tidak pernah absen mengunjunginya di jam pulang sekolah. Selalu menepati janji untuk tidak meninggalkan Taehyung.

Ketika jam dinding di kamarnya berdenting di jam pulang sekolah, Taehyung selalu menunggu dengan antusias kedatangan Joohyun. Beberapa kali gadis itu melepas sepatunya, mencoba mengendap-endap agar Taehyung tidak menyadari kedatangannya. Namun, walau tidak melihat gadis itu masuk ke ruangan. Taehyung mengenali wangi Joohyun bahkan di luar kepala: Aroma vanilla dan shampoo stoberi.

Perpaduan yang lembut dan menyegarkan. Diam-diam itu menjadi wangi favorit Taehyung akhir-akhir ini.

"Joohyun, apa kau akan berpura-pura tidak datang lagi?" Taehyung terkikik di sudut ruangan, tubuhnya bersandar pada dinding setengah jendela.

"Yah. Kenapa kau selalu tahu? Padahal aku tidak menghasilkan suara apa pun," gerutu Joohyun.

"Aku mengenali ... oh, bukan."

Taehyung menelan lagi kalimat yang akan meluncur.

"Mengenali apa?"

"Bukan apa-apa," kilah Taehyung.

Tidak mungkin dia akan mengatakan bahwa penciumannya sudah mengenali bau tubuh Joohyun dan memberi label khusus hingga otaknya tidak kesulitan mencari tahu.

"Bagaimana sekolah hari ini?"

"Baik. Yoon Ssaem memberikan banyak tugas pada kami hari ini. Ahh, aku pusing." Joohyun mulai berakting saat ini.

Kejadian lengkapnya tiga hari yang lalu. Saat Jimin memergoki Joohyun berpelukan dengan Taehyung. Pria itu membawa Joohyun menjauh sesaat.

"Jadi kau berubah pikiran?" tanya Jimin dengan tatapan tajam.

"Ceritakan tentang masa sekolah kalian. Guru kalian, teman sekolah, atau apa pun," balas Joohyun serius.

Joohyun resmi bergabung dengan Jimin dalam misi memulihkan ingatan Taehyung. Melihat pria itu menangis tidak berdaya, merasa dilupakan, dan kesepian membuat Joohyun laksana bercermin. Karena kadang kita merasa seperti memiliki ikatan dengan orang-orang yang bernasib sama dengan kita.

Untuk itu, Joohyun harus mengetahui semuanya. Di rumah sakit, dari jam wajar anak-anak pulang sekolah hingga menuju petang dia harus menemani Taehyung sekarang. Sedikit berlebihan, tetapi ia sudah berjanji pada Taehyung untuk selalu ada di sisinya.

Mengenai Suho. Rencana itu muncul di kepalanya begitu saja. Ia akan berpura-pura mengasuh Yeri karena Wendy sibuk bekerja. Jadi, Suho tidak akan curiga jika Joohyun sering absen di siang hari dari rumah.

"Aku rindu pergi ke sekolah. Kira-kira kapan aku bisa pulang dari rumah sakit dan pergi ke sekolah?"

Taehyung mencoba meraba dinding dan melangkah meninggalkan sisi jendela. Hari-hari berlalu tanpa Taehyung tahu pasti sudah berapa lama ia berada di rumah sakit. Kini pria berwajah bak tokoh manga itu benar-benar sudah bosan. Kegiatannya dari bangun tidur hingga menutup mata hanya itu-itu saja, sangat monoton sekali.

"Kabar baiknya, kau bisa pulang besok kata dokter," gumam Joohyun lalu mengembuskan napas.

"Benarkah? Kenapa Jimin tidak mengatakan hal ini padaku?"

Raut wajah Taehyung sangat berseri. Ia sudah tidak sabar untuk pulang dan memulai aktivitasnya seperti biasa. Namun, apa masih bisa semuanya berjalan sama seperti sebelumnya? Bibir Taehyung yang semula terangkat kini kembali simetris.

Our Secret EventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang