10. Padam

457 59 24
                                    

(Maaf, jika adegan di bawah ini cukup dewasa. Haha. Yang merasa bocil dan innocent bisa absen dulu sini🤣.)

***

"Aku mencintaimu, Taehyung."

Joohyun menyentuh wajah pria yang memeluknya itu. Dekapan pria bersurai hitam legam di hadapannya begitu erat di tubuhnya. Seolah tidak ingin terlepas. Kulit mereka saling bergesekan hingga Joohyun dapat merasakan hangat.

Pria itu tersenyum dan menyembunyikan wajahnya di leher Joohyun. Mencari-cari wangi itu. Aroma vanilla yang selalu menjadi candu. Taehyung ingin menghirupnya lagi dan lagi seolah tidak pernah puas.

Di titik ini. Keduanya menutup mata tentang fakta bahwa keduanya telah terikat dengan yang lain. Pada akhirnya mereka sepakat untuk meleburkan sekat. Mereka berprinsip bahwa ini bukan pengkhianatan. Ini adalah cinta. Dan, tidak ada yang dapat menyalahkan cinta, bukan?

"Taehyung. Kau membuatku geli. Hentikan. Aku ingin mengambil minum."

Dengan lembut Joohyun menangkup wajah Taehyung dan menyingkirkannya dari leher.

"Cium aku dulu. Setelah itu baru kulepaskan," goda Taehyung.

Dan Joohyun hanya tersenyum lebar. Hanya seorang Nam Taehyung yang dapat menggodanya hingga ia seperti terbang melayang. Sebelumnya, seromantis apa pun Suho padanya. Joohyun tidak pernah bisa tersipu seperti ini.

Sekali lagi, mungkin cinta yang benar memang seperti ini.

"Taehyung, lepaskan. Aku juga perlu mandi. Badanku lengket," kekeh Joohyun.

"Aku juga perlu mandi," sahut Taehyung, membuat Joohyun terdiam.

Pada awalnya, guyuran air dari shower menjadi satu-satunya alunan yang terdengar di kamar mandi. Gemericik airnya begitu menenangkan.

Sang wanita mengalungkan tangan di leher pasangannya. Sementara pria itu memeluk pinggang sang wanita. Semuanya bergulir begitu saja hingga suara erangan halus mereka bersahut-sahutan dengan suara air. Keduanya kembali menyatukan cinta seolah kegiatan semalam belumlah cukup.

Joohyun tidak menduga bahwa Taehyung akan sehebat ini melambungkannya hingga nirwani. Wanita itu mengingat kondisi pria ini yang buta. Namun, Joohyun lupa bahwa untuk mengungkapkan cinta. Kita tidak perlu melihat, kita hanya perlu merasakan, dan bergerak sesuai naluri.

.
.
.

"Selamat Tuan Nam Jimin. Putra pertama Anda lahir dengan selamat."

Jimin tidak dapat menyembunyikan raut leganya mengetahui sang putra lahir selamat ke dunia walau belum waktunya. Harusnya beberapa minggu lagi Seulgi baru melakukan operasi caesar. Namun, karena kondisi yang sudah tidak memungkinkan. Akhirnya dokter melakukan operasi pagi ini.

"Terima kasih, Dokter. Lalu, bagaimana dengan istri saya? Apa dia baik-baik saja?"

"Ny. Moon mengalami pendarahan, tekanan darahnya rendah, dan suhu tubuhnya juga. Kami sedang mengusahakan yang terbaik Tuan Nam."

Jimin mengangguk pasrah walau hatinya khawatir tidak karuan. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada istrinya? Bagaimana dengan putra mereka? Bagaimana dengan dirinya?

Pria itu hanya dapat melampiaskan amarahnya dengan menendang tempat sampah di depannya hingga menabrak tembok dan membuat bunyi gaduh. Di posisi sekarang, Jimin tidak bisa berbuat apa pun. Ingin rasanya menyalahkan Taehyung, tetapi ia sadar bahwa itu tidak berguna sama sekali.

Masih berdiri di depan ruang operasi, seorang perawat mendorong inkubator berisi bayi mungil. Jimin sekilas melihatnya. Itu, bayinya. Walaupun mata pribadi kecil itu tertutup, bisa ia pastikan bahwa putra mereka mewarisi mata ibunya. Monolid.

Our Secret EventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang