Taehyung masih penasaran, pada orang-orang yang setelah melewati masa sulit, air mata dan luka, masih memilih untuk memaafkan dan menerima nasib. Sadar diri, pria itu memang bukan manusia baik. Mungkin karena itu Taehyung tidak memiliki kapasitas yang cukup luas untuk bisa lapang dalam penerimaan. Dan Taehyung menaruh rasa hormat pada manusia-manusia pilihan itu.
Katanya seorang pendosa dilarang mengeluh. Dilarang protes. Karena semua hal buruk yang terjadi padanya adalah akibat dari kesalahannya sendiri.
Ini karma yang didapat Taehyung. Jadi, Taehyung tidak boleh merasa marah dan kecewa. Harusnya. Karena ia pantas menerima ini. Harusnya Taehyung terima saja rasa sakitnya dan kembali menjalani hari seolah tidak terjadi apa-apa pada rumah tangganya. Toh selama ini ia semakin mahir bersandiwara.
Tapi pada titik ini, rasanya Taehyung tidak sanggup lagi. Ia tidak bisa lagi mencari pembelaan, tidak bisa mencari alasan untuk mempertahankan rumah tangganya dengan Sooyoung.
Semua hal yang dikatakan Jungkook membuatnya merasa risi. Jijik. Hingga tidak ingin lagi rasanya menunduk dan melihat wajah wanita yang menggenggam kakinya kencang, sedang meminta ampun.
"Kita akan bercerai."
Genggaman tangan itu semakin kuat mencengkeram kakinya sebelum wanita itu beranjak dan mau tidak mau Taehyung melihat matanya yang berderai air mata.
Taehyung melihat jauh ke sorot mata itu? Apa tangis itu karena penyesalan? Apa ia benar-benar sangat menyesal karena telah dengan sengaja membunuh anak mereka yang belum sempat Taehyung dengar detak jantungnya?
Bahkan Taehyung tidak pernah tahu Sooyoung mengandung anaknya waktu itu? Dan kenapa harus pria lain yang lebih dulu tahu?
Taehyung meremat tangannya sendiri. Tangannya terkepal kaku.
"Kau tidak bisa menceraikanku."
"Katakan alasan."
Air muka Sooyoung langsung berubah, sedetik kemudian tangannya mengayun dan memukul dada Taehyung. Satu kali. Dua kali. Dan yang ketiga dan seterusnya masih dengan kekuatan yang sama.
"Kau tidak bisa melakukan ini padaku Taehyung. Kau juga bersalah, kau juga berselingkuh. Kita sama. Kau harus memaafkanku. Aku tidak ingin kita berpisah."
Bungkam masih menjadi pilihan Taehyung meski dihujani pukulan di dada. Padahal Taehyung sangat ingin menanyakan alasan Sooyoung tidak ingin berpisah darinya.
"Apa kau tidak tahu jika aku sangat mencintaimu, Taehyung. Jadi, jangan tinggalkan aku."
Pukulan itu melemah dan akhirnya berhenti.
Jadi, ini tangisan karena tidak ingin ditinggalkan.
"Kau gila." Taehyung akhirnya mencibir tidak tahan lagi.
"Setelah semua yang kau lakukan kau masih memiliki rasa tahu diri untuk mengatakan mencintaiku?" lanjut pria itu.
"Kau yang gila. Kau berselingkuh saat aku koma dan pergi dengan selingkunganmu selama ini. Jadi siapa yang gila sebenarnya. Hanya aku satu-satunya wanita bisa menerimamu Taehyung."
Taehyung tidak heran Sooyoung tahu masalah ini. Jungkook pasti sudah mengatakannya. Taehyung malah heran karena wanita ini tidak tahu di mana letak kesalahannya. Itu yang membuat Taehyung akhirnya tumpah.
"Ya aku memang gila, aku memang berselingkuh saat itu. Jatuh cinta pada wanita lain saat aku hilang ingatan. Saat aku tidak ingat aku sudah menikah dan memiliki istri, saat aku tidak ingat aku mencintaimu sedalam itu sebelum kecelakaan. Tapi katakan di mana kesamaan kita? Kita sama-sama berselingkuh tapi aku kembali padamu. Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku meninggalkan wanita itu dan kau tempat tujuanku sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Event
RomanceKetika sang istri terbaring koma di rumah sakit. Taehyung bertemu dengan Joohyun yang malam itu babak belur. Keduanya yang telah memiliki kehidupan pernikahan masing-masing sering dipertemukan kembali dalam sebuah tragedi. Apa pertemuan itu adalah t...