Our Secret Event

20. Kencan Pertama

Memakai setelan jas ketat dan rapi. Mengendarai mobil mewah dan melenggang penuh percaya diri menuju kantor dengan aura yang terpancar sangat dominan membuat seluruh bawahan di tempat ia bekerja tidak pernah absen untuk berbisik-bisik mengagumi segala yang melekat pada diri Nam Taehyung.

Kaya, jelas. Tampan, tidak perlu diragukan. Nam Taehyung dulu adalah seorang atasan yang disegani bawahan. Dengan sikapnya yang tegas dan dinamis, tidak ada satu pun yang berani menolak perintahnya. Kecuali mereka yang memang ingin mencari mati.

Kecelakaan itu membuat Taehyung melupakan waktu 10 tahun ke belakang. Hal-hal yang telah ia lewati selama itu, Taehyung sama sekali tidak ingat. Meski Jimin berusaha membantu Taehyung untuk memulihkan hal-hal yang terhapus. Tetap saja. Memori itu seperti hilang dan tidak pernah ada.

Sebut saja kini Taehyung adalah sosok baru yang hanya ingat perjalanan hidupnya sampai usia 17 tahun. Pria itu berubah tanpa disadari. Lalu, tiba-tiba ia dihadapkan pada cinta buta yang membuat semangat dan gairahnya berkobar membara. Yang, menuntunnya pada kehidupan penuh perjuangan dan juga lika-liku yang membuat pola pikirnya harus bisa dewasa.

Meski tidak pernah mengatakannya pada Taehyung. Joohyun memang merasakan perbedaan itu. Pertama mengenalnya, Joohyun melihat Taehyung seperti pria dewasa pada umumnya. Kali kedua di rumah sakit hingga pertemuan rutin mereka di rumah Jimin, Joohyun benar-benar melihat Taehyung sebagai sosok anak SMA. Sangat bersemangat dan antusias. Ia menjadi sedikit kekanakan. Lalu kini, ketika pria itu mengetahui bahwa dirinya hilang ingatan. Sikapnya kembali berubah. Ia menjadi sosok yang lebih ambisius dan rela melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya. Apa yang ia inginkan harus semuanya terlaksana.

Entahlah, Joohyun tidak mengenal Taehyung di masa lalu. Mana sifat asli Taehyung, wanita berkacamata bulat itu tidak tahu.

Tidak munafik, Joohyun bahagia dengan semua yang dilakukan Taehyung untuknya. Semua membuktikan bahwa pria ini benar-benar mencintainya dengan tulus dan ingin selalu membuatnya bahagia.

Akan tetapi, melihat Taehyung berjuang sekeras itu. Bahkan rela menjadi seorang pekerja kasar yang melakukan pekerjaan berbahaya dan berpotensi terluka, membuat hati Joohyun rasanya seperti ditindih batu besar hingga sakit dan ngilu.

Joohyun tidak pernah melihat Taehyung bekerja di balik mejanya di perusahaan besar. Namun Joohyun tahu kehidupan seperti apa yang Taehyung jalani sebelum ia mengalami kecelakaan. Membandingkannya dengan sekarang. Ia merasa seperti penjahat.

Kecelakaan yang membuat Taehyung hilang ingatan dan sempat buta adalah sebabnya. Dan kini, alasan Taehyung bekerja begitu keras adalah sebabnya.

"Aku tidak tahu berapa uang yang kau miliki sekarang."

Joohyun berkata dengan bibir bergetar. Tangannya mengepal kuat seperti ingin meninju pemuda kumal dan penuh debu yang berdiri di depannya.

"Bahkan jika itu hanya cukup untuk makan, aku tidak keberatan. Untuk apa bekerja keras sampai tengah malam begitu. Pagi kau di rumah denganku mengurus tanaman. Sebelum ke pasar. Lalu, kau mengangkat karung semen dan bokahan kayu sampai malam? Kau ingin mati muda, ya?"

Taehyung hanya mampu terdiam. Ini baru pertama kali ia melihat Joohyun sangat marah.

Air mata itu akhirnya meleleh jatuh di pipi Joohyun. Semenjak Taehyung mengatakan ia ingin menikahnya. Tentu Joohyun senang dan bahagia. Namun, ia juga tidak terburu-buru. Ia tidak ingin terlalu memaksa dan menuntut Taehyung untuk segera menikahinya. Malah, ia ingin menikmati hidup dengan Taehyung dalam rasa nyaman tanpa rasa takut. Perlukan Taehyung yang berlebihan seperti ini membuatnya sangat tidak nyaman.

"Aku juga ingin menikah denganmu. Tapi aku tidak masalah jika harus menunggu."

Tidak bisa menyembunyikan lagi isakannya, Joohyun memilih masuk ke kamar dan meninggalkan Taehyung. Pria itu masih terdiam di tempat semula. Ia memutuskan membersihkan diri sebelum menyusul wanita tercintanya. Mungkin saja, ia hanya butuh waktu. Karena percuma baginya membujuk wanita yang sedang menangis.