Sering dengar digugu dan ditiru?. Jawabannya sudah pasti dikaitkan dengan profesi guru. Bisa diartikan guru adalah orang yang memiliki wibawa sehingga ditiru dan diteladani. Menurut Laurance D. Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon, Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas.
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa guru adalah seseorang yang mendidik, mengajar, dan membimbing anak didik. Jadi, orang yang memilih guru sebagai profesinya harus memiliki kemampuan merancang pembelajaran dan menata kelas serta mengelola kelas agar siswa dapat belajar dengan baik dan terarah.
Dapat dipahami pula, bahwa guru merupakan profesi yang membutuhkan keahlian khusus yang tidak dapat dikerjakan oleh orang lain. Keahlian yang dimaksud yaitu bidang kependidikan.
Kewibawaan juga menjadi sebuah tuntutan bagi seorang guru. Tidak hanya di hadapan anak didiknya. Wibawa guru akan berdampak pada sanak didik yaitu sikap menghormati dan menghargai gurunya. Keduanya merupakan sikap harus ditanamkan pada anak didik.
Dalam menjalankan profesinya yang begitu strategis di dunia pendidikan guru harus memegang beberapa prinsip. Ada enam prinsip yang harus diperhatikan yaitu pertama, guru harus mampu membangkitkan perhatian siswa saat memberikan materi pelajaran yang diberikan. Salah satu cara mendapatkannya yaitu guru mampu menggunakan media pembelajaran yang beragam.
Kedua, guru harus mampu membangkitkan siswanya. Hal tersebut bermanfaat agar mereka termotivasi dalam menuntut ilmu dan pengetahuan. Mereka akan lebih berpikir saat guru melakukan hal tersebut di depan kelas. Siswa yang selalu dibangkitkan semangatnya akan lebih terangsang dalam menemukan pengetahuan dan akan lebih mandiri dalam menemukan hal baru. Guru yang mampu membangkitkan siswa, berarti membantu mereka mengembangkan daya pikirnya sehingga tidak bergantung kepada apa yang diberikan oleh guru.
Ketiga, guru harus membuat urutan dalam memberikan pembelajaran. Merencanakan pembelajaran di kelas menjadi hal yang mutlak siapkan oleh seorang guru. Hal tersebut dilakukan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan guru.
Keempat, guru harus mampu menjaga konsentrasi belajar siswanya dengan memberikan memberikan kesempatan mereka bertanya, mengamati, dan menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar. Dengan demikian, guru harus mampu membangkitkan sikap kritis siswanya dalam menggali ilmu.
Kelima, guru harus mampu memahami perbedaan individual siswanya dalam belajar sehingga dapat melayaninya sesuai perbedaan tersebut. Perbedaan itu bisa bisa dalam hal cara belajar siswa, apakah tipenya audio atau visual. Apakah pendiam atau tidak. Daya tangkap belajarnya cepat atau lambat, dan sebagainya. Siswa yang heterogen di dalam kelas menuntut guru memiliki kemampuan memahami siswanya secara individual agar target ketercapaian kompetensi setiap siswa merata.
Keenam, guru juga harus mampu dalam membina hubungan sosial siswanya. Hubungan sesama teman di kelas mau pun di luar kelas. Menjaga hubungan mereka tak bermasalah atau bermasalah. Guru harus mampu menidentifikasi gejala-gejala apabila ada hubungan yang kurang harmonis siswanya. Jika ada, maka sebaiknya diselesaikan.
Demikian enam prinsip yang harus dimiliki guru dalam mengemban tugas sebagai pengajar dan teladan di sekolah. Semoga guru sebagai ujung tombak pendidikan dengan menjalankan prinsip guru membantu suksesnya pencapaian pendidikan nasional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru di Antara Putih Biru
Non-FictionKumpulan tulisan seputar sekolah, guru, dan proses belajar mengajar