Siswa bosan saat Anda mengajar? Setiap guru pasti pernah mengalami situasi seperti ini. Mengajar pada hakikatnya adalah menyenangkan dan membahagiakan siswa bukan sebaliknya. Namun, kadang kala ada rasa bosan dan melelahkan saat mengajar.
Situasi itu bisa dialami oleh para guru karena banyak hal. Bisa karena murid yang susah diatur sehingga mood mengajar hilang. Bisa juga karena kurang persiapan sebelum mengajar atau tidak menguasai materi pembelajaran. Situasi tersebut sebaiknya kita jadikan sebagai tantangan. Guru yang baik adalah guru yang mampu mengendalikan kelas, saat situasi itu mendera.
Sebagai contoh, siswa berisik, bercanda, mengobrol dan tidak memperdulikan kehadiran guru. Rasanya ingin marah, ngomel dan gebrak meja. Tapi sebagai guru, sebaiknya hal tersebut dilakukan. Bersikaplah tenang dan kontrol diri.
Ditambah lagi apabila kondisi cuaca sedang panas. Kondisi tersebut bisa mempengaruhi mood belajar para siswa. Biasanya mereka akan merasakan malas, gerah dan sebagainya yang dapat menganggu proses belajar. Menghadapi situasi seperti ini, seorang guru harus mampu mengendalikan proses belajar mengajar di kelas.
Saya pernah mengalami hal demikian saat pelajaran IPS di kelas VII B. Untuk menghindari kebosanan pada diri mereka, maka materi pelajaran yang akan disampaikan dikombinaskan dengan sebuah permainan. Tujuannya agar mereka tidak bosan tapi materi pembelajaran tersampaikan. Bisa dikatakan bermain sambil belajar, belajar sambil bermain.
Saya ajak siswa kelas VII B, belajar sambil bermain hari ini dengan materi pembelajaran interaksi sosial. Nama permainannya adalah tebak kata. Saya meminta mereka untuk saling berpasangan.
Setelah siap, saya minta mereka berdiri berbaris dan saling berhadapan dengan pasangannya. Kemudian, menentukan barisan yang berada di sebelah kiri bertindak sebagai orang pertama dan yang di sebelah kanan sebagai orang kedua.
Setelah mereka paham, saya minta orang pertama untuk memikirkan satu kata, misalnya hewan. Orang kedua bertugas menebak kata yang dipikirkan orang pertama dengan cara mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan kepada orang kedua adalah pertanyaan yang mengansung jawaban ya dan tidak. Waktu yang diberikan untuk menebak selama tiga menit.
"Baik orang pertama pikirkan satu kata, jika sudah ingat dan simpan! pada hitungan ketiga mulai!" begitu intruksi saya, mereka pun bersiap. "Satu, dua, tiiiigaa, mulai" aba-aba tanda mulai permainan. Orang kedua pun mulai mengajukan pada orang pertama. Suasana kelas pun jadi riuh dengan suara pertanyaan dan jawaban yang bersahutan.
Dari beberapa pasangan ada yang menjawab dengan cepat, ada juga yang hampir mendekati durasi waktu. Ada yang gagal menjawab. Bagi yang gagal diberi sanksi bernyanyi.
Pada sesi kedua, orang pertama yang menjawab dan orang kedua yang menyiapkan kata. Sebagai variasi, kata yang di yang tebak bisa ditambah menjadi dua kata dan tiga kata.
Dalam permainan ini, pelajaran yang dapat diambil yaitu, pertama memberikan keceriaan antar siswa agar tidak jenuh dalam belajar. Kedua, siswa belajar mengajukan pertanyaan dalam menggali sebuah persoalan. Ketiga, siswa belajar interaksi dan berkomunikasi antar siswa.
Dalam pembelajaran model seperti ini diharapkan jangan sampai siswa bosan saat belajar di kelas. Menghilangkan kesan belajar itu membosankan pada mereka. Dapat dimaklumi jika mereka mengalami kebosanan dalam belajar karena cara kita mengajar tanpa ada variasi. Jangan salahkan mereka apabila merasakan hal seperti itu.
Dalam hal ini, guru yang harus meningkatkan kompetensinya dalam mengajar. Bagaimana mengelola kelas agar lebih hidup dan bergairah saat proses pembelajaran berlangsung. Ciptakanlah suasana kelas yang kondusif sehingga siswa benar-benar menikmatinya. Tujuan akhirnya adalah agar tidak ada lagi, jangan biarkan mereka bosan.
![](https://img.wattpad.com/cover/254233637-288-k7d8aeb.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru di Antara Putih Biru
Não FicçãoKumpulan tulisan seputar sekolah, guru, dan proses belajar mengajar