Pahlawan di Setiap Zaman

5 0 0
                                    

Dahulu sebelum bangsa kita merdeka pahlawan hadir pada garda terdepan. Tak takut mati apalagi hanya tertembak. Dikorbankannya jiwa raga demi satu kata penyemangat jiwa bangsa, MERDEKA....!!!

Slogan merdeka atau mati membahana di seantero negeri saat itu. Teriakan pejuang yang tak henti-henti diperdengarkan sebagai pembangkit jiwa. Raga pun mengikuti jiwa yang sudah membara mencari merdeka. Tak kenal kata lelah para pahlawan mengangkat senjata walau hanya dengan bambu runcing.

Zaman perjuangan dahulu, Indonesia tak pernah kosong dari pahlawan pembela rakyat. Membebaskan rakyat dari kesewenang-wenangan penjajah saat itu. Mereka korbankan kepentingan pribadi demi kepentingan ibu pertiwi. Mereka tak mati dilekang waktu, mati satu tumbuh seribu. Tak mengenal kata menyerah apalagi kalah.  Yang mereka kenal hanya mengusir penjajah dengan segenap tenaga.

Sederet nama pahlawan dikenal dan dikenang rakyat kita. Siapa yang tak kenal Cut Nyak Dien dan Teungku Umar. Siapa yang tak kenal Imam Bonjol. Kita pasti kenal Pangeran Diponegoro. Belum lagi Patimura. Masih banyak lagi pahlawan nasional yang tak cukup untuk ditulis namanya satu persatu dalam satu lembar kertas.

Menjelang kemerdekaan Indonesia muncullah pahlawan kemerdekaan seperti KH. Agus Salim, Jenderal Sudirman, Bung Tomo sampai Ir. Soekarno dan Hatta sang proklamator kemerdekaan. Tentunya masih banyak tokoh lagi di masa kemerdekaan saat itu yang tentunya mereka berjasa atas terusirnya penjajah dari negeri ini. Mereka semua tentunya pantas menyandang gelar pahlawan.

Bangsa ini, rupanya tak pernah kekurangan para pahlawan. Disaat masa kemerdekaan pun kita tentu mengenal 7 pahlawan yang gugur dalam peristiwa G 30 S/PKI. Mereka kita kenang dengan nama pahlawan revolusi.

Kini keadaan sudah banyak berubah, makna pahlawan sudah bergeser dari makna pejuang yang bertempur dan mengangkat senjata di medan peperangan menjadi makna yang lebih luas lagi yaitu siapa saja yang berjasa pada bangsa dan negara diberbagai bidang. Siapa pun bisa jadi pahlawan, asalkan berjasa pada bangsa ini dan mengharumkan nama negara di kancah nasional maupun internasional.

Sosok seseorang juga bisa menjadi pahlawan bagi seseorang. Sosok seorang ayah dan ibu bisa menjadi pahlawan bagi anak-anaknya begitu pun sebaliknya. Seseorang yang menjadi pahlawan bagi kelompoknya seperti Munir bagi penggiat HAM, Marsinah bagi para buruh.

Para TKI juga tidak lepas dari gelar pahlawan, mereka digelari pahlawan devisa negara kita. Bagi negara TKI merupakan salah satu sumber pendapatan dalam negeri. Berapa banyak TKI yang bekerja di luar negeri dan itu menjadi potensi besar bagi negara.

Demikian juga dengan guru. Di Indonesia guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Sebuah gelar yang tentunya sangat membanggakan bagi para guru atau pun pendidik. Sebuah profesi yang mempunyai peran penting mencerdaskan anak bangsa dan generasi mendatang. Di tangan gurulah masa depan generasi mendatang dipertaruhkan. Maka bagi siapa saja yang menjadi guru patut berbangga karena sudah menjadi bagian mencerdaskan anak bangsa yang jasanya akan selalu diingat dan dikenang sepanjang masa.

Dari zaman ke zaman akan selalu ada yang namanya pahlawan. Seseorang akan menjadi pahlawan dengan proses dan butuh waktu, bukan secara tiba-tiba begitu saja. Orang yang suka menolong itu adalah pahlawan walaupun hal yang dilakukannya itu sangat sederhana.

Tetaplah menjadi pahlawan bagi siapa saja tanpa mengharapkan gelar pahlawan. Berbuat saja sebaik mungkin tanpa memperhitungkan untung rugi karena disaat yang tepat orang akan memberikan gelar pahlawan kepada anda.

Seperti pahlawan-pahlawan terdahulu tidak berpikir dan mengharapkan gelar tersebut disematkan pada dirinya. Mereka hanya berbuat sebaik mungkin. Bahkan di antara mereka mendapatkannya setelah mereka wafat.

Jika kita tidak bisa menjadi pahlawan bagi bangsa dan negara ini, paling tidak jadilah pahlawan bagi anak-anak kita yang membutuhkan sosok orang tua yang berjuang menghidupi keluarga dan menyekolahkan mereka agar kelak anak yang berguna bagi bangsa dan agamanya.

Guru di Antara Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang